Taeyong menggelengkan kepalanya panik, "Tidak perlu, saya bisa naik bis umum.."
"Ikuti perintah atasanmu," Jaehyun menatap tajam membuat Taeyong menelan ludahnya, "Sebelum itu, aku ingin bicara di ruanganku. Kau tidak keberatan membuatkan kopi untuk kita berdua?"
| | |
Kopi itu mengepul panas dan menguarkan aroma nikmat ke seluruh penjuru ruangan. Taeyong meletakkan di meja di depan sofa tempat Mr. Jeffrey duduk dan menunggunya, lalu dengan gugup dia duduk di depan Jaehyun, menunggu.
Lelaki itu tercenung, seolah bingung mau bicara apa. Tetapi itu tidak mungkin bukan? Orang sekelas Mr. Jeffrey tidak mungkin bingung harus bicara apa.
"Kau sudah tiga bulan di sini," Jaehyun memulai, "Bagaimana perasaanmu?"
Taeyong tersenyum, "Saya senang. Banyak hal yang bisa saya pelajari."
"Apakah rekan-rekan kerja menciptakan suasana yang kondusif untukmu?"
Taeyong mengangguk, "Mereka sangat baik dan membantu."
Kali ini kening Jaehyun berkerut, "Kudengar kau dekat dengan IT Managerku?"
Pipi Taeyong memerah. Astaga. Darimana Mr. Jeffrey bisa mendapat informasi macam itu? Dan kenapa pula bos sekaliber Mr. Jeffrey harus peduli dengan gosip percintaan karyawannya?
Mingyu. Nama itu menguar di benak Taeyong. Ya. Mereka dekat. Itu karena Mingyu sangat gigih mendekatinya. Dia mengajak makan siang bersama, kadangkala dia menghampiri Taeyong dan mengajak mengobrol tentang berbagai hal. Ya. Taeyong nyaman bersama Mingyu, cukup nyaman sampai membiarkan Mingyu mengantarnya pulang ke asrama beberapa hari lalu. Lelaki itu berkenalan juga dengan ibu asrama. Tetapi, entah kenapa Yoona tampak tidak suka dengannya, padahal Mingyu begitu baik.
"Taeyong?" Jaehyun bertanya lagi, mengembalikan Taeyong ke dunia nyata.
Taeyong mengerjapkan matanya, menatap Mr. Jeffrey dan sadar bahwa dia belum menjawab pertanyaan lelaki itu.
"Ya.. Kami cukup dekat, hubungan kami cukup baik."
"Begitu," Mr. Jeffrey tercenung, "Aku cenderung tidak menyetujui hubungan dekat dengan rekan sekerja. Karena berdasarkan pengalaman, ketika hubungan itu memburuk, performa di tempat kerja ikut memburuk."
Taeyong menghela napas, "Hubungan kami belum sejauh itu untuk..."
"Ya. Aku mengerti. Kalian dekat, tetapi belum menyentuh konteks asmara. Tetapi tidak menutup kemungkinan itu akan terjadi bukan?" Jaehyun menatap Taeyong tajam, seolah menembus hatinya.
Taeyong menganggukkan kepalanya, "Saya tidak bisa membantah kemungkinan itu, meskipun saya tidak bisa memastikan. Tetapi kalaupun itu terjadi, saya berjanji akan berusaha untuk tidak mencampurkannya dengan profesionalisme pekerjaan saya."
Jaehyun terdiam dan Taeyong menanti. Hening lagi, kali ini lama, dan entah mengapa terasa menegangkan bagi Taeyong, lalu Jaehyun tersenyum samar. "Oke. Kita lihat saja nanti," tatapan mata lelaki itu begitu misterius, "Pulanglah. Aku sudah menyuruh supirku menunggumu di depan. Dia akan mengantarmu pulang."
| | |
Ketika Taeyong pergi, Jaehyun masih tercenung di ruangan kerjanya. Taeyong dan Mingyu hampir menjadi sepasang kekasih, itu yang dilaporkan oleh Doyoung kepadanya. Jaehyun memang memintanya mengawasi Taeyong di tempat kerjanya.
Seminggu yang lalu Yoona juga meneleponnya dari asrama, memberitahunya bahwa Taeyong membiarkan Mingyu mengantarkannya pulang ke asrama. Dan beberapa hari kemudian Mingyu mulai rutin datang, bahkan di hari minggu.
YOU ARE READING
Unforgiven Hero [Jaeyong Version]
Fanfiction[REMAKE STORY] BXB! Jaehyun x Taeyong! "Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!" - Jung Jaehyun Original Story...
BAB III
Start from the beginning
![Unforgiven Hero [Jaeyong Version]](https://img.wattpad.com/cover/368405459-64-k895501.jpg)