Taeyong mengangguk. "Benar, saya menggunakan angkutan umum," jawabnya mengernyit dan bertanya-tanya, bukankah informasi seperti ini sepertinya kurang penting untuk diketahui oleh seorang big boss?
"Dan aku tahu lokasi rumahmu cukup jauh," Mr. Jeffrey tampak merenung, berpikir, lalu menatap Taeyong dengan tegas, "Aku akan mengusahakan kendaraan operasional untukmu. Kami memiliki fasilitas antar jemput karyawan khusus untuk karyawan yang lokasi tempat tinggalnya jauh. Mungkin kau bisa bertanya kepada Irene untuk mendaftar."
"Itu bagus sekali," sepasang mata bulat milik Taeyong berbinar tanpa dapat ditahan, fasilitas antar jemput karyawan ini akan sangat membantunya. Taeyong bisa mengirit biaya pulang pergi ke kantor yang memerlukan berganti angkot tiga kali dalam satu periode perjalanan, dia akan bisa menabung.
"Terima kasih Mr. Jeffrey, saya akan bertanya kepada Ibu Irene."
Mr. Jeffrey mengangguk, dan Taeyong melangkah keluar dari ruangan itu.
| | |
Dia tidak mengenaliku.
Tanpa sadar Jaehyun menarik napas panjang, merasa lega. Dengan pelan diusapnya wajahnya. Bersyukur bahwa Taeyong tidak menyadari betapa gugupnya dia tadi. Betapa dia berjuang menampilkan sosok tegas yang berwibawa. Karena sosok seperti itulah yang bisa menutupinya dari kecurigaan Taeyong.
Aku bukan lagi manusia yang tidak punya harga diri seperti dulu, Taeyong. Kau pernah mengatakan kepadaku untuk datang padamu ketika aku sudah punya harga diri lagi. Sekarang aku punya, harga diri beserta semua atributnya, kedewasaan, kebijaksanaan, kebaikan hati. Tetapi entah kenapa, aku masih merasa tak pantas menemuimu. Aku ini, manusia yang tak termaafkan.
Jaehyun mendesah pelan dan menyandarkan kepalanya di kursinya. Sampai kapan dia harus begini? Tidak bisa mengakui dirinya yang sebenarnya di depan satu-satunya lelaki yang menjadi tujuan hidupnya? Sampai kapan dia harus begini? Bersembunyi? Malu mengakui diri? Jaehyun tidak punya jawaban, dia hanya merasa saat ini lebih baik dia memilih jalan pengecut, bersembunyi di balik bayang- bayang sosok Jeffrey.
Bukankah dengan begini kau bisa lebih bebas menjaganya? Suara hatinya berbisik dan Jaehyun menganggukkan kepalanya tanpa sadar.
Ya. Keputusannya tepat. Akan lebih baik jika Taeyong tidak pernah mengetahui identitas dirinya yang sebenarnya. Luka hati lelaki itu sudah sembuh, sangatlah tidak tepat kalau dia merusaknya dengan pertemuan dari masa lalu yang pasti akan membuka luka lama itu.
| | |
"Mr. Jeffrey," panggilan itu membuat Jaehyun yang sedang menekuni perjanjian kontrak terbaru mereka dengan sebuah perusahaan properti mengangkat kepalanya. Jaehyun sebenarnya tidak begitu suka dengan panggilan itu, tetapi di perusahaan ini dia harus dipanggil dengan nama Jeffrey," karena dia menginginkan Taeyong bekerja disini. Kalau dia tetap memakai nama Jaehyun, kemungkinan besar hal itu akan membuat Taeyong curiga dan kalau Taeyong sampai tahu semuanya hal itu akan menggagalkan rencananya.
Sekretaris Jaehyun, muncul di pintu, tampak gugup,
"Itu...Tuan Yoonoh ingin bertemu."
Jaehyun mengernyitkan kening, Yoonoh adalah CEO - Untuk perwakilan Korea dari perusahaan asing yang menjalin kerjasama dan menanamkan modal di perusahaan ini. Mengingat betapa dingin dan sinisnya penampilan Yoonoh, pantaslah kalau sekretarisnya menjadi begitu gugup.
"Persilahkan beliau masuk."
"Aku sudah masuk tanpa kau persilahkan." Yoonoh melangkah masuk tanpa peduli, dan menggangguk kepada sekretaris Jaehyun untuk membuatnya pergi dan langsung duduk di sofa ruang tamu Jaehyun.
YOU ARE READING
Unforgiven Hero [Jaeyong Version]
Fanfiction[REMAKE STORY] BXB! Jaehyun x Taeyong! "Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!" - Jung Jaehyun Original Story...
BAB II
Start from the beginning
![Unforgiven Hero [Jaeyong Version]](https://img.wattpad.com/cover/368405459-64-k895501.jpg)