Limpanya terbentur keras, bengkak, sehingga memerlukan perawatan dan pengobatan khusus, dan rasa sakitnya sungguh tidak terkira. Bahkan Jaehyun sempat menyalahkan supir taksi yang menurutnya kurang ajar. Kenapa bisa ada di jalan yang berlawanan dengan dirinya sehingga membuatnya tertabrak. Semua permasalahan dibereskan dengan cepat oleh ayahnya. Jaehyun langsung di kirim ke Amerika untuk menjalani pengobatan.

Sampai 6 bulan kemudian setelah kecelakaan itu, dia pulang ke Korea. Mamanya, seorang perempuan Kanada yang sudah tinggal di negara ini sejak menikah dengan Ayah Jaehyun, mengingatkannya, "Kau tidak pernah ingin tahu tentang mereka?" tanya mamanya waktu itu.

Jaehyun yang saat itu merasa bosan karena masih harus beristirahat di rumah dan tidak bisa keluar rumah menatap mamanya dengan marah, "Buat apa Ma? Bukankah papa sudah memberikan tunjangan yang sepadan untuk mereka? Mungkin malahan lebih banyak dari yang bisa dihasilkan supir taksi itu ketika dia hidup." Kesombongan membuat suaranya terdengar keras.

Sang mama menggelengkan kepalanya, "Supir taksi itu memiliki isteri yang berduka dan seorang anak yang masih membutuhkan biaya sekolah. Apakah kamu tidak menyesal atas kehilangan yang dialami anak kecil itu, Jaehyun?"

Jaehyun merasa terganggu mendengar ucapan mamanya, "Sebenarnya apa yang mama inginkan dariku?"

"Mama hanya ingin merasa sedikit lega, mama ingin kamu kesana dan meminta maaf langsung. Bahkan selama ini hanya pegawai papa yang datang kesana dan mengurus semuanya."

Jaehyun mencibir, "Mereka itu keluarga miskin, kalau aku datang kesana dan menunjukkan penyesalan, mungkin mereka akan meminta tambahan tunjangan lagi."

"Kalau begitu beri saja. Kau sudah mengambil nyawa seorang ayah Jaehyun. Berapapun harta yang kau berikan, itu tak akan tergantikan."

Dan datanglah Jaehyun keesokan harinya, dengan diantarkan sopir dalam mobil mewah. Tentu saja tak lupa membawa buket bunga di tangannya. Ternyata mobil tidak bisa masuk ke kompleks itu, Jaehyun masih harus berjalan melewati gang sempit dan rumah-rumah tak terurus dengan bau yang mengganggu indra penciumannya. Dengan jijik dipandanginya lumpur di sepatu mahalnya, dia akan membuang sepatu ini, putusnya jengkel.

Rumah itu sederhana, terletak di ujung gang, tetapi tampak paling bersih di antara semua rumah yang berdesak-desakan di sana. Kelihatannya seseorang berusaha meletakkan pot-pot mungil berisi bunga mawar untuk menutupi pagar jelek yang menyedihkan di depan rumah itu. Ketika Jaehyun mengucapkan permisi di depan pintu, seorang lelaki remaja, mungkin usianya beberapa tahun di bawahnya muncul di ruang tamu dan menatapnya curiga.

Lelaki itu sangat cantik, itu yang Jaehyun pikirkan pertama kali melihatnya. Cantik, dengan mata bulatnya yang menggemaskan, dan meskipun hanya berpakaian sederhana, tetap saja tidak bisa menahan keterpesonaan Jaehyun.

"Siapa?" tanya lelaki itu hati-hati.

Jaehyun memasang senyumnya yang paling mempesona, selama ini banyak perempuan dan lelaki yang mengejarnya. Dia tidak pernah meragukan pesonanya. "Saya....saya datang kemari untuk minta maaf atas kecelakaan itu, maaf saya baru bisa kemari. Saya baru pulang dari Amerika setelah menjalani perawatan medis karena luka setelah kecelakaan itu."

Hanya kalimat itu yang bisa ia keluarkan. Karena setelah kalimat itu, Jaehyun bahkan tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi. Yang bisa diingatnya adalah jeritan histeris penuh kemarahan dari lelaki itu, tetangga-tetangga yang berdatangan untuk memisahkan mereka karena sang lelaki tiba-tiba menyerangnya dengan tamparan bertubi-tubi. Bunga-bunga berserakan dihancurkan, dan ancaman penuh kebencian keluar dari lelaki kecil itu.

"Jangan pernah kau menampakkan wajahmu di muka kami! Kau manusia hina yang bersembunyi di balik kekuasaan ayahmu, manusia pengecut, tidak bertanggung jawab!! Kau pikir nyawa manusia bisa diganti semudah itu dengan uang? Kami memang miskin, tapi kami punya harga diri!! Jadi sebelum kau bisa menunjukkan kalau kau punya harga diri, jangan berani-berani menunjukkan mukamu di depan kami!!!"

Unforgiven Hero [Jaeyong Version]Where stories live. Discover now