14

37 8 5
                                    

Brakk!!

"Oke cukup! Gw gak tahan lagi yen!! Hyunjin bener bener gak mau temenan ma kita lagi keknya!!" Seekor tupai yang baru saja menghabiskan dua paha ayam goreng di sebuah cafe, kini menendang meja yang berada di hadapannya.

Entah bagaimana ceritanya mereka berdua berakhir di sini sembari berharap dengan kehadirannya hyunjin. Ternyata sampai malam begini pun, hyunjin tak kunjung datang! Bahkan hp nya pun tak kunjung aktif juga!!

Bagaimana Han tidak kesal coba?

"Kau benar. Padahal biasanya hyunjin selalu bersama kita. Mungkin kali ini dia sangat sibuk. Makanya dia tidak bisa ikut dengan kita, Han." Kata Jeongin yang masih dengan positif vibes nya.

Oleh karena makanan mereka sudah habis, Han pun kini menarik tangan Jeongin.

"Jeongin, cepet bayar dan antar gw ke rumah kak Lino!!! Gw mau cerita pokoknya!! Capek banget kek giniii!!! Gak tahan gw!!!" Merasa bahwa Han bisa saja mematuk siapa pun yang ada di sana, Jeongin segera mengangguk kan kepalanya lalu berlari ke arah kasir untuk membayar makanan mereka tadi.

Dengan Han yang tentu nya sudah pergi terlebih dahulu ke arah parkiran mobil.

Tuk.

Berbeda dengan yang di alami oleh Hyunjin, kini dia sedang melihat Seungmin yang meletakkan segelas air di hadapannya.

Padahal Seungmin baru saja selesai mandi dan masih terlihat sedikit pusing. Tapi, Seungmin malah ingin tetap masak makan malam. Hyunjin jadi khawatir sekarang.

Seungmin yang ingin pergi ke kompor itu pun segera di tahan oleh Hyunjin.

"Kita beli saja ya? Malam ini tidak usah masak dulu." Seungmin malah tersenyum dengan lebar melihat Hyunjin yang khawatir dengan nya.

"Walau ayah mu ini payah dalam menghilangkan mabuk, tapi ayah mu ini hebat dalam memasak. Pokoknya tidak mau beli, mau masak saja. Bukannya Hyunjin suka makanan yang ayah masak?! Iya kan?!"

Haduh, menurut pendapat nya hyunjin. Lebih baik Seungmin berbicara bahasa non formal saja daripada begini. Agak berantakan akhirnya. Entah karena dia masih pusing atau karena apa. Pokoknya Seungmin sangat berbeda daripada yang Hyunjin lihat sebelumnya.

Tapi, bolehkah hyunjin menganggap bahwa Seungmin mulai terbuka dengan cara menunjukkan sisi baru nya pada Hyunjin?

Bukannya menjawab pertanyaan nya Seungmin, Hyunjin malah senyum tampan sendirian tanpa memperdulikan Seungmin yang cemberut.

Oke, bagi Seungmin ini Hyunjin menyebalkan. Padahal hyunjin hanya sedang senang melihat sisi lain nya Seungmin.

Karena adanya kesalahpahaman di sini, Seungmin pun memilih untuk menjauhi hyunjin. Tapi, baru beberapa langkah saja Seungmin sudah hampir terjatuh. Untung saja tangan nya Seungmin berhasil di genggam oleh Hyunjin sebelum terjadinya peristiwa terjatuhnya Seungmin ke lantai.

Dengan helaan nafasnya yang memburu karena terkejut dengan apa yang terjadi barusan, Hyunjin kini memilih untuk membawa Seungmin pergi dari dapur sekarang juga.

"Sudah ku bilang bukan? Kita beli saja di luar. Gak usah masak dulu malam ini. Nanti kenapa-kenapa, bagaimana coba? Iya masakannya ayah tuh enak banget. Tapi, aku juga gak bisa membiarkan ayah memasak dalam keadaan seperti ini! Aku akan membeli makanan sekarang. Ayah duduk aja di sofa. Jangan ngapa-ngapain sebelum aku pulang. Oke?"

Hyunjin yang masih mengomel itu terus saja menarik tangan Seungmin menuju ke ruang keluarga tanpa mempedulikan Seungmin yang terdiam sembari memperhatikan nya.

Mata bulat nya masih saja memperhatikan lelaki tampan itu. Bahkan semua omongan nya hyunjin itu kini terdengar samar-samar karena seungmin hanya fokus pada wajah hyunjin saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Father || HyunSeungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang