Prolog

25 2 0
                                        


Happy Reading—

Awalnya kukira ini semua hanyalah mimpi. 

Melihat langit-langit kamarku yang berubah drastis, aku sempat terpaku. Biasanya saat aku membuka mata akan ada bola lampu yang menggantung di tengah kamar dan di sisinya banyak cat glow in the dark yang aku lukis bintang, hasil iseng waktu insomnia.

Namun kini, langit-langit idamanku telah berubah menjadi... err, kenapa ini seperti kamar di istana Versailles saja sih!

Mengerikan, semoga ini hanya mimpi saja. Meskipun aku sering berimajinasi bisa ber-transmigrasi ataupun reinkarnasi ke dunia kerajaan fantasi, tetap saja ini terlalu tiba-tiba untuk otakku yang belum sarapan!

Aku mendudukkan tubuh orang lain yang sekarang jadi tubuhku ini di pinggiran kasur. Kenapa aku sangat yakin ini bukan milikku? Karena warna kulitnya yang putih dan kaki mulus bersih. Dibanding denganku yang berkulit sawo matang dan banyak bekas luka di kaki. Racun tawon sialan yang membuat banyak bekas luka gatal di kaki ku.

Terdengar dari arah luar kalau ada yang berjalan kemari. Suasana sunyi sepi membuat suaranya lebih nyaring dibandingkan biasanya dan saat pandanganku teralih ke arah pintu besar di sana, hm. Pelayan biasa sih. 

"Nona, anda sudah bangun?"

Oke. Pertanyaan retoris macam apa itu. Apa matanya kena katarak ya? 

"Nyonya mencari anda, apa anda ingin dibantu untuk bersiap?"

Oh, suara itu membuyarkan pikiranku yang berantakan. Aku perlu tahu siapa diriku dulu...

 Nyonya? Siapa?

Apa dia ibu dari gadis ini? Apa dia akan memarahiku, menyapa, atau—jangan-jangan—aku masuk ke novel anak bangsawan terbuang? Arghhh nooooooo! Aku nggak mau jadi anak yang dibenci! Aku mau jadi anak yang disayang!

Hm yah, simpan saja yappingan itu untuk nanti.

"Bantu aku siapkan pakaian saja," ucapku menanggapi pelayan itu.

Semoga pelayan itu tidak merasa aneh denganku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 4 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Life as a Plot Device Where stories live. Discover now