Halaman dua, Airuma.

517 82 22
                                    

Hari yang buruk. Mood Makoto hancur lebur, ditambah dengan hiruk-pikuk disekolah sangat menganggu.

Makoto memutar matanya kesal kala mendengar rumor tentang Agil-Airuma yang sudah tersebar di seluruh penjuru sekolah, alisnya terangkat kala ditanyakan pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya.

"Kamu putus?"

Makoto menatap Caine jengah, apalagi Echi yang sudah siap untuk mendengar ghibahan hari ini yang masih panas.

"Enggak," Makoto menjawab lesu, membenamkan wajahnya di bahu Krow yang sedang mengemut permen.

"Positif thingking aja, mungkin si Agil cuman nganterin Airuma tanpa perasaan." ujar Selia yang meminum es tehnya dengan tenang.

"Airuma mantannya Agil? yang sampai sekarang lagaknya kayak teman tapi mesra itu?" Echi memutar matanya, "Mereka kayak selingkuh."

Riji memukul kepala Echi kesal, "Positif thingking, anjing. Makoto tambah gak mood."

"it's just MY opinion!" Echi berteriak, suaranya meninggi karena tak terima.

"Just shut your damn mouth," bisik Makoto lesu.

Caine melirik khawatir, "Lebih baik-"

Ucapan Caine terpotong oleh bisikan-bisikan dari kerumunan siswi di koridor yang membuat Makoto semakin gerah. Oke, Makoto akui kalau ia cemburu. Namun, bisakah mereka semua diam?

"Anjir, mantan tapi lagaknya pacaran, coy. Tuh, tuh, apaan, tuh. Di pat-pat? anjir, plot twist ntar pasangan si paling sempurna putus, si Agil balik ke Airuma."

Bisikan rumor dari mulut ke mulut, itu bahkan bukan bisikan lagi. Semua orang bahkan bisa mendengarnya. Lagipula mengapa mereka tak bisa diam? Makoto sudah diujung ingin menangis.

"Hah? di pat-pat?" Echi tertawa terbahak-bahak, "Mau, dong. Mau di pat-pat sama orang brengsek."

Krow menahan tawanya, sementara batin Selia sudah menyumpah serapahi Echi.

"Kalau kata aku, mah, selamat datang konflik!" ujar Mia, ia baru datang dengan cilor ditangannya.

Makoto berdecak, mendongak untuk menatap Echi dan memberi jari tengah padanya.

"Bacot, Chi."

Echi mengernyit, "Lah?"
Perasaaan yang ngomong Mia, kok jadi dia yang dikasih jari tengah.

𓈒 𓈒 𖤝 𓈒 𓈒

Canda tawa Agil dan Airuma memenuhi koridor. Airuma, bisa di bilang mantan terindah Agil. Pemuda manis dengan tingkahnya yang bisa mengimbangi tingkah Agil, bisa dikatakan mereka lumayan satu frekuensi.

Agil tertawa kecil, sebelumnya netranya menangkap kekasihnya berjalan kearahnya.

Hawanya suram, namun hidungnya merah seperti menahan tangis. Saat mendengar suara gemetar Makoto yang meminta waktu sebentar, Agil langsung meminta izin ke Airuma untuk pergi. Yang jelas, itu membuat Makoto semakin gerah.

Sebenarnya, Agil membantu Airuma yang dihukum karena terlambat. Kalau disini, yang terlambat harus mengumpulkan tiga tanda tangan guru; guru piket, guru yang mengajar di jam sekarang, dan wali kelas.

Karena Agil baik hati, kelasnya sedang jam kosong, dan kebetulan bertemu Airuma di koridor. Jadi ia menemani Airuma, deh. Airuma sudah mendapatkan dua tanda tangan, tinggal tanda tangan wali kelasnya.

Alis Agil terangkat, bingung karena kekasihnya menarik lengannya kasar.

Saat sampai di taman baca perpus pojok yang sepi, Makoto menghempaskan tangan Agil dengan kasar.

Sederhana; Magil.Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz