00

308 52 12
                                    

Happy Reading!!!

_________






Dok!!

Dok!!

Dok!!

"HEI JONGIN.. BUKA PINTUNYA.." teriak seorang pria berbadan besar berpakaian serba hitam itu tengah menggedor-gedor pintu rumah kecil yang jauh dari kata layak huni itu.

"CEPAT BUKA ATAU KU DOBRAK PINTU NYA!" teriaknya lagi dan pintu pun terbuka hingga muncul lah seorang yang di maksud yaitu Jongin atau lengkapnya Kim Jongin.

Jongin pun tak banyak bicara itu menyerahkan lembaran uang yang ada ditangannya kepada pria yang didepannya.

Dengan kasar pria itu mengambil uang dari tangah Jongin dan menghitungnya.

Selesai menghitung uang, pria menatap tajam kearah Jongin.

"Perjanjian nya menyicil lima juta perbulan kenapa ini hanya satu setengah juta kau berikan padaku, Hah!!"

"Uang itu habis untuk berobat adik ku yang sedang sakit.. bulan depan aku akan menyicilnya pas tak akan kurang seperti hari ini" jelas Jongin yang meminta kelonggaran pada pria didepannya itu.

"Baiklah, kalau tidak lengkap lima juta awas saja... Lagian kalau dilihat tubuhmu bagus juga--" ujar pria itu menjeda dengan menatap tubuh Jongin dari bawah keatas.

"Kenapa tidak jual saja tubuh mu pasti laris dan hutang ayah mu bisa lunas dengan cepat" lanjutnya.

"Akan ku pikirkan, sekarang pergi dari rumah ku" ucap Jongin menutup pintu rumahnya.

Jongin masih diam ditempat ditelinganya masih mendengar pria penagih hutang itu tertawa perlahan menjauh hingga tak terdengar lagi suaranya.

"Kakak.." Jongin menoleh melihat adiknya yang berdiri tak jauh dari nya, Jongin memaksa kan senyumnya.

"Lihat kan, Kakak sudah mengusir mereka jadi jangan takut ya... Mereka tidak akan datang lagi kok" ucap Jongin menenangkan adiknya yang terlihat ketakutan tadi, setelah mendengar ucapan Jongin barusan adiknya tersebut terlihat lebih tenang.

"Aku pulang"  kedua nya menoleh.

"Apa penagih hutang itu datang lagi kak?" tanya adik Jongin yang baru saja pulang dari sekolahnya. Kim Jisung, adik kedua Jongin yang kini sudah duduk di bangku SMP dan sebentar lagi akan lulus.

"Begitu lah, mumpung sudah pulang kamu jaga Haeun dirumah ya, Kakak mau berangkat kerja dulu" pinta Jongin dan Jisung mengangguk.

"Didapur sudah ada makanan, nanti habis mandi makan lah.. Kakak berangkat kerja dulu"  pamitnya pada kedua adik nya dan Jongin berlalu pergi.



#########




"Ibu tidak mau tau.. kamu harus segera menikah Sehun, suka atau tidaknya ibu sudah menyiapkan calon istri untukmu"  omel wanita paruh baya pada anaknya yang begitu keras kepala saat terus di paksa untuk menikah padahal usianya sudah matang namun terus saja tidak peduli dengan percintaannya.

"Tidak perlu ibu menyiapkan calon untuk ku, karena aku tidak menyukai wanita.. harusnya ibu tau itu bukan!" jawab sang putra yang bernama Sehun atau lebih lengkapnya Oh Sehun itu harus merasa pusing sendiri kalau sedang berdebat dengan sang ibu, Oh Yuri.

Yuri sang ibu pun hanya bisa memejamkan matanya tak lupa menghela nafas berat nan lelah, setelah kepergian mendiang sang suami entah kenapa Sehun bisa menjadi semakin keras kepala dan begitu gila kerja.

"Baiklah, ibu tidak memaksa kalau istrimu seorang pria atau wanita yang pasti ibu mau kamu menikah.. itu saja Sehun dan melahirkan penerusmu sendiri, Ibu sudah semakin tua apa kau tidak berkeinginan memberikan ibu mu ini seorang cucu" melas Yuri berharap Sehun mau mengambulkan apa yang diminta nya.

Dan ini lah yang sangat dibenci Sehun harus melihat raut wajah sedih dari ibunya, hingga mau tidak mau ia harus mengalah.

"Baiklah, tapi Sehun butuh waktu untuk menuruti permintaan ibu ini" ucap Sehun pelan membuat Yuri yang tadinya sedih kini tersenyum menatap wajah tampan putranya itu.

"Terima kasih nak, Ibu tunggu kabar bahagia itu secepatnya" 

Sehun mengangguk lalu berdiri dari duduknya.

"Kalau begitu Sehun pergi kekantor dulu" pamitnya lalu bergegas pergi dari sana meninggalkan Yuri yang tersenyum senang akhirnya Sehun mau menurutinya.



"Jae"

"Ya tuan"

"Ibu ku lagi-lagi memaksa ku menikah" ucap Sehun yang kini tengah berada didalam mobil menuju kekantornya.

Pria yang di panggil Jae atau Jaehyun itu pun hanya terdiam, tak sekali dua kali Sehun terus mengeluh tentang ibu nya yang terus memaksanya agar cepat menikah.

"Aku harus bagaimana lagi menghdapi ke inginannya itu" keluh Sehun lagi.

Jaehyun yang diam fokus menyetir itu dalam pikirannya berpikir keras mencari jalan keluar untuk masalah yang sedang Sehun hadapi saat ini.

"Bagaimana kalau pernikahan kontrak saja tuan"  Sehun langsung menatap lurus Jaehyun dari belakang.

"Pernikahan kontrak? Apa itu?" tanya nya.

"Pernikahan di atas kontrak dengan perjanjian sesuai keinginan anda, jika mendapat seorang yang akan dikontrak anda memberi bayaran setelah kontrak itu selesai dan tentu bayaran itu tidak lah murah agar orang yang di kontrak tersebut menyetujui nya" jelas Jaehyun dan Sehun terdiam mencerna penjelasan Jaehyun barusan.

"Aku setuju, carikan aku orang dari kalangan bawah agar mau jadi istri kontrak ku.. dan tentu kau tau seorang siapa yang harus kau pilih itu kan?"

"Tentu, seorang pria untuk anda tuan"

"Bagus, aku akan tidur sebentar kepala ku pusing, nanti bangunkan aku jika sudah sampai" ucap Sehun lalu mencari posisi nyaman untuk tidur sebentar disitu.

"Baik tuan"  balas Jaehyun lalu ia pun diam dan kembali fokus kearah jalanan.

'dimana aku harus mencarinya? Kerjaan ku bertambah berat saja' keluh Jaehyun dalam hatinya.














Tbc.

Yoo🖐️..


Gimana nih cerita?

HunKaiWhere stories live. Discover now