What's is your greatest wish

224 21 1
                                    

Indira Putri Seruni, gadis cantik yang sangat menyukai keindahan Galaksi Bima sakti. Ter-khususnya Pavo, sang bintang raksasa putih dan Halley, komet dengan perihelion yang hanya terjadi 75 tahun sekali di tata suryanya.

Indira ialah anak pertama yang ambisius, periang, juga mempunyai banyak sekali mimpi di hidup nya. Ia menyukai hal-hal baru. Ia senang mengamati objek yang jauh diatas langit terkhususnya bintang dengan segala planet yang ada disana. Ia suka mengabadikannya melalui foto. Saturnus dan Neptunus, salah satu yang sangat sering diabadikan keindahannya. Tapi pengharapannya pada Pavo juga Halley masih sangat besar. Ia masih mempercayai bahwa suatu saat mimpinya akan terealisasikan, entah bagaimanapun ketidakmungkinan-nya.

"Dira" suara yang sangat tidak asing terdengar di telinganya

Inilah Gabriella, atau kerap disebut Ella. Ella ialah sahabat dekat Indira. Sangat amat dekat. Ia selalu ada kala Indira senang maupun susah, selalu ada di perjalanan gelap terangnya kehidupan Indira, begitupun sebaliknya.

"Ella! Kamu ko bisa ada disini sih?" Indira seakan tak percaya jika ada kehadiran Ella

"Aku tadi ke rumah kamu mau antar buku yang kemarin aku pinjam, tapi bunda bilang kamu lagi ke pantai. Yaudah aku ke sini aja." Kata Ella

Indira tidak menggubris perkataan Ella, ia termenung melihat langit dan keindahannya.

Ella begitu paham bahwa diamnya Dira pasti sedang membayangkan mimpinya. Bagi Ella, sorot mata Dira sangat teduh dan menenangkan. Itulah mengapa Ella menyukai berada di samping Dira walau hanya diam.

"Dir, kalo persiapan kuliah kamu gimana?" Ella mencoba mencairkan suasana.

"El, sebenernya aku udah hopeless sama semuanya. Tapi aku kan ngga boleh nyerah, kata bunda, anak pertama harus kuat! Anak pertama harus jadi contoh yang baik buat adik-adik nya." Ucap Indira dengan menoleh ke arah Ella.

"Nggak harus selalu kuat ko. Kamu boleh jadi kebalikannya depan aku." Ella menatap mata Indira dan menggenggam tangannya seraya menguatkan. Tidak ada jawaban apapun disana, Indira hanya terdiam dengan tatapan kosong.

Ella yang melihat hal tersebut langsung menyenderkan kepala Indira ke bahunya. Indira langsung memeluk tubuh Ella dengan erat hingga tak terasa air matanya pecah dipelukannya. Tak bisa dipungkiri bahwa isi kepalanya sangat riuh, ia sedikit frustasi memikirkan bagaimana nasibnya kedepan.

Tapi bersama Ella, Indira merasa aman untuk kenapa-kenapa. Ella hanya terdiam tak bersuara. Badannya kaku, hatinya sakit melihat Indiranya sedih. Ella mengusap kepala Indira terus menerus, membuat Indira merasa sedikit lebih tenang.

"Makasih." Lirih suara Indira yang lembut dan perlahan melepaskan pelukannya. Ella mengusap air mata Indira dan mengajaknya untuk segera pulang.

Tak lama kemudian mereka berdua sudah sampai di rumah Indira.

"Terima kasih Ella, hati-hati ya." Indira melambaikan tangan kepada Ella dengan senyum di bibirnya. Dirinya merasa sangat berterima kasih karena perasaannya sudah sedikit lega

"Kok ga disuruh mampir duluuu?" Tanya Ella dengan wajah yang bingung

"Oooh kamu mau mampir? Boleh sini masuk." Indira mengarahkan Ella masuk sambil melepas sandal dan membuka pintu rumahnya

"Ga Jadi, udah gamau." Ucap Ella melanjutkan

"Yaudah kalo gitu" Indira langsung meninggalkan Ella pergi ke dalam rumahnya.

"Apa sih ko di yaudahiiiin." Ella yang kesal melihat reaksi indira yang sangat tidak peka kalau dirinya ingin dibujuk

"Buruan masuk gausah drama deh" Langkah indira terhenti di tengah pintu

Catch the Stars!Where stories live. Discover now