Part 1 - Rara Indah Permata

3 5 0
                                    

Aku baru menyadari ternyata menjadi pendidik bukanlah suatu profesi yang mudah. Kita tidak hanya bertugas memberikan ilmu, tetapi juga dituntut untuk bersikap 'baik' dimana pun dan kapan pun. Guru itu digugu dan ditiru, apakah kalian setuju dengan kalimat tersebut? For god's sake! Aku hanya mahasiswi yang terjebak di jurusan pendidikan dan mencoba bertahan hidup dengan mengandalkan beasiswa serta gajiku sebagai pengajar di lembaga kursus. Dan mengapa aku baru menyadari bahwa menjadi guru itu sulit ketika sudah menginjak semester akhir?! Oh my goodness! sebenarnya apa yang dahulu aku pikirkan sehingga sampai di titik ini sekarang. Aku sudah tidak punya pilihan apapun selain menjalani keputusan yang dahulu aku buat. And yeah, here I go.

''Miss Rara, hari ini kamu mengajar private di jam 14.00, nama siswa nya Dewi. Kamu sudah tahu lokasi rumah nya?" tanya Miss Ima, partner mengajar ku sekaligus penyusun jadwal untuk tiap minggu nya. Berbeda denganku yang baru bekerja satu tahun disini, ia sudah bekerja selama 3 tahun.

''Sudah miss, tadi aku sudah minta alamat dan kontak Dewi ke pengajar lain. Nanti kalau nyasar aku akan hubungi Dewi nya langsung'' jawabku.

''Okay good. Usahakan on time ya, kali ini orang tua siswa nya adalah seorang tentara jadi kemungkinan agak strict. Jangan sampai ada keluhan" ucapnya sebelum pergi ke kelas.

''Siap miss" jawabku kembali. Mempunyai pengalaman mengajar satu tahun membuatku paham bagaimana menghadapi sikap orang tua siswa. Beberapa kali aku mendapatkan keluhan dan sikap kurang menyenangkan dari mereka, tapi aku tidak mau ambil pusing. Selama aku bersikap baik dan melakukan tanggung jawab sebagaimana mestinya, I think that's more than enough.

Untuk ukuran lembaga kursus yang berdiri selama 5 tahun, di sini cukup terbilang berkualitas dan sudah mempunyai banyak sekali siswa. Tidak hanya siswa tingkat menengah tetapi juga dari TK sampai mahasiswa yang ingin mendalami suatu bidang ilmu. Lembaga yang aku tempati sekarang mempunyai 2 sistem kelas, kelas reguler dan private. Untuk kelas private, siswa bisa meminta guru datang kerumah. Untuk kelas reguler, disediakan 2 gedung sebagai tempat belajar siswa. Setiap gedung terdiri dari 3 lantai, sangat menjengkelkan bagiku ketika harus naik turun tangga setiap hari. But yeah, this is life. Tidak ada yang selalu berjalan mulus tanpa hambatan, segalanya harus disyukuri.

Perpindahan jam ternyata sudah menunjukkan pukul 13.30, itu artinya aku harus segera pergi ke tempat lain untuk kelas private. Dengan semangat aku memakai jaket biru dan mengendarai motorku yang berwarna hitam. Fyi, aku selalu menyebut motorku dengan panggilan 'si manis', terdengar lucu bukan? Haha. Tak terasa perjalananku selama 30 menit akhirnya sampai di lokasi. Tetapi aku baru menyadari, tadi miss ima mengatakan bahwa orang tua siswa adalah seorang tentara. Dan di sinilah aku, di depan gerbang masuk menuju rumah dinas para tentara. Aku ragu, karena aku tidak pernah masuk kesini. What should I do? Di depan gerbang sudah terlihat satu tentara sedang berjaga dengan memegang senjata di tangan nya. Ya tuhan, mengapa seperti akan memasuki markas penjahat? Seram sekali rasanya. Dengan menguatkan tekad, akhirnya aku masuk dan bertanya pada tentara yang berjaga tadi.

Setelah menjelaskan beberapa prosedur yang harus aku lewati, aku diperbolehkan masuk dan langsung mengendarai motor matic ku ini. Eits jangan salah, aku tidak langsung kerumah siswa yang aku tuju. Setiap tamu yang berkunjung diharuskan berhenti terlebih dahulu di pos jaga untuk memberitahukan tujuannya datang kemari. Ribet bukan? Hufft memang. Setelah memarkirkan motor di tempat yang sudah disediakan, aku berjalan menuju pos tersebut. Di sana terdapat 3 tentara, yang tentunya tidak aku ketahui pangkat nya apa. Dua di antaranya terlihat sedang duduk menghadap meja post dan saling mengobrol, entah apa yang dibicarakan oleh kedua abdi negara tersebut. Sedangkan, 1 lainnya berdiri menghadap portal masuk dan keluar kendaraan dengan wajah yang sangat kaku. Post jaga terletak diantara jalan masuk dan keluar, sehingga ia tepat berada disebelah meja post. Sepertinya ia bertugas menjaga portal ini, dan aku meyakini bahwa pangkatnya tidak sama dengan yang sedang duduk tadi. Terlihat dari segi tubuhnya yang sangat proporsional menunjukkan bahwa ia masih muda dibandingkan 2 tentara lainnya.

Calon Ibu PersitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang