"Sudah lah hyung, Yechan sudah pergi !" Seru nya

"Andwae....andwaeeeeee....Jang Seung min-ah kata kan pada eomma ku. Aku minta maaf."

"Ma...maksud hyung ?"

Tidak menjawab, tidak berkata apa-apa lagi. Jaehan mengkhunus pedang yang masih menancap di dada Yechan. Dan dengan kekuatan tersisanya...dia menancapkan pula pedang itu ke dadanya sendiri, menembus bukan cuma tubuhnya. Tapi takdir yang dia tau bila dia jalani tanpa Yechan hanya akan mebuatnya seperti mayat hidup.

"Jika kau meminta ku untuk hidup bahagia ...itu berarti hanya hidup dengan mu... Yechan."

Ingatan itu...ingatan yang membuat sekujur tubuh Yechan gigil dan sakit malam itu, malam disaat Jaehan menemukannya demam. Tak ada yang bisa membuatnya serasa mati dua kali, selain mengingat apa yang terjadi di kehidupan nya yang lalu.
.
.
.
                              * * *
Seolah tidak pernah datang sebelum nya, Jaehan terus menerawang ke seluruh sudut ruangan. Duduk tenang di sofa sambil memperhatikan Yechan yang sibuk menyiapkan sekedar makanan dan kopi untuk menemani mereka berbincang.

"Hyung seperti baru kesini." Ucap Yechan saat menghampiri Jaehan yang duduk tenang menunggunya selesai membawakan makanan dan minuman.

"Hanya sedikit canggung kali ini, aku merasa kita seperti..."

"Berkencan ?"

Yechan meneruskan kata-kata Jaehan dan selalu berhasil membuatnya tersipu malu. Jaehan tersenyum tanpa mengangguk apalagi berkata iya.

"Benarkah aku tidak apa-apa disini ? Bagaimana jika Hyuk muncul tiba-tiba, dia akan mencekik ku lagi."

Yechan langsung menutup mulut Jaehan lembut, agar Jaehan berhenti membicarakan Hyuk.

"Berhentilah membicarakan orang lain di tengah kencan kita. Bukan kah itu menggangu ?"

"Kencan ???"

Entah berlagak bingung atau memang benar bingung. Jaehan malah bertanya kembali.

"Kan Hyung merasa kita seperti sedang berkencan."

"Itu kamu yang bilang, Yechan."

"Tapi benar kan ?!!"

"Berhentilah menggoda ku, Yechan !"

"Kenapa, aku suka menggoda Hyung. Melihat kedua pipi hyung akan berubah memerah karna malu, itu menyenangkan."

Jaehan langsung menutup kedua pipinya itu. Tentu dengan senyum manis khas nya yang selalu tersungging saat dia merasa salah tingkah.

"Aku akan habis oleh Hyuk jika dia dengar kamu bicara begitu."

"Aaisshhh...hyung. berhentilah bicara soal Hyuk saat kita bersama, itu mengganggu."

"Kenapa kamu merasa terganggu ? Bukan kah kalian tidak ada hubungan apa-apa?"

"Karna itulah, berhenti membicarakan nya ! Bicarakan soal kita saja, atau...aku akan.."

"Akan apa, Yechan ? Apa yang akan kamu lakukan jika aku menyebut nama Hyuk lagi ?"

"Coba saja jika ingin tau, asal Hyung Tidak menyesal."

Seperti menantang, Jaehan tak gentar menyebut nama Hyuk lagi. Meski niatnya hanya untuk menggoda Yechan, bahkan dia tidak tau akibatnya akan sefatal itu.

"Hyuk akan sangat cemburu jika a..."
Belum sempat menyelesaikan kata-kata nya, Jaehan terbungkam tak bisa bicara saat bibir Yechan menempel di bibirnya sejenak.

After SunsetWhere stories live. Discover now