𝗟𝘆𝗻𝗲𝘆 - 𝗔𝘀𝗺𝗮𝗹𝗶𝗯𝗿𝗮𝘀𝗶

13 2 0
                                    

[Name] tidak pernah suka dengan hal berbau sulap.

Ia selalu menganggap bahwa sulap itu membosankan dan tak ada faedahnya. Ia sendiri selalu dibuat bingung bagaimana bisa trik sulap berkerja, yang menurutnya tak masuk akal.

"[Name]!! Ayo kita pergi, pertunjukannya sedikit lagi di mulai!"

Manik berwarna [E/C] itu melirik ke sumber suara, diletakkan nya Lyre yang sedang ia mainkan. [Name] sendiri merupakan seorang pengembara yang pandai menyanyi. Tak heran melihatnya akrab dengan alat musik, ia lah ahlinya.

Paimon melambai dari kejauhan, diikuti Aether di belakangnya. [Name] balas mengacungkan jempol, segera menyusul mereka.

"Kita mau nonton apa?"

"Pertunjukkan sulap oleh ahli sulap dari Fontaine! Kudengar dari Charlotte, pertunjukannya jangan menakjubkan."
Kening [Name] mengkerut mendengar jawaban Paimon. Bukannya mereka tau kalau ia tak menyukai sulap?

"Ah aku tidak mau nonton. Membosankan. Aku pergi saja-"

Tangan [Name] ditahan Aether yang menatap dirinya penuh harap. Lelaki itu memasang puppy eyes begitu juga Paimon.
"Ayolah [Name], ini akan sangat menyenangkan. Sulap tidak se-membosankan yang kamu kira."

"Benar, Lagipula [Name] selalu terlihat sendiri saat berpetualang bersama, padahal kita seharusnya berjalan bersama kan! [Name] harusnya kita memiliki lebih banyak waktu bersama kita." Paimon tak mau ketinggalan membujuk.

Berakhir dengan raut masam milik [Name], mereka akhirnya menonton pertunjukan bersama.

Lampu dimatikan di seisi arena pertunjukan sulap, menandakan pertunjukan akan segera di mulai.

[Name] menguap, menyandarkan tubuhnya dan terpejam. Sama sekali tak tertarik.

-
𝘈𝘴𝘮𝘢𝘳𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘢𝘭𝘪𝘣𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘧𝘳𝘦𝘬𝘶𝘦𝘯𝘴𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘮𝘢
𝘚𝘢𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 '𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘮 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢

Tetapi ia tak menyangka hal yang ia tidak suka akan mengantarkan nya pada keajaiban kecil. Di hari dimana ia tiba di Fountaine, menonton pertunjukan pertama 'Darinya'

𝘓𝘢𝘳𝘢𝘴 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘯𝘪𝘩𝘪𝘭 𝘳𝘢𝘨𝘶
𝘉𝘪𝘢𝘳, 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘺𝘶 𝘥𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘳𝘶

Seorang Insan yang jatuh cinta pada pandangan pertama.

𝘉𝘪𝘢𝘴 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘬𝘴𝘶 𝘨𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘺𝘶
𝘚𝘢𝘣𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘢𝘮𝘶

Melodi merdu serta lantunan alat musik yang indah dimainkannya. [Name] duduk di bawah pohon rindang. Suasana sejuk oleh semilir angin Fountaine benar-benar memanjakan.

𝘑𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢
𝘚𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘳𝘸𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘣𝘢𝘨𝘦, 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘱𝘶𝘳 𝘓𝘢𝘳𝘢
𝘕𝘺𝘢𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶 '𝘬𝘪𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢

"[Name]!"

Lelaki berambut abu itu tersenyum mendekat pada sang hawa. Menghentikan nyanyian [Name]. [Name] menoleh dan tersenyum tipis.

"Yo Lyney. Ada apa?"

"Tidak ada. Hanya ingin menunjukkan mu trip sulap baru."

Kening [Name] dibuat mengkerut olehnya. selalu begini, setiap hari. Sejak hari itu, Lyney selalu menemui [Name] dan akan menemui nya untuk menampilkan sulap khusus untuk nya.

[Name] heran, padahal lyney tau [Name] tidak menyukai sulap dan akan selalu menolak. Jika lyney bersikeras, [Name] akan terpaksa atau mencari-cari alasan untuk pergi.

"Lyney kamu tau aku tidak tertarik dengan sulap. Bukan aku tidak menghargainya tapi kenapa sampai setiap hari kamu menunjukkan trik yang bahkan itu itu saja? "

[Name] mulai protes. Lyney selalu memberikan nya setangkai bunga mawar setelah sulap nya berakhir.

Lyney terdiam. Manik violet itu melirik ke arah lain memikirkan jawaban.

"Tidak ada alasannya. Aku senang melakukannya, aku hanya.. Eh senang bertemu denganmu setiap hari. "

Alasan nya agak bodoh. Lyney nyengir lebar dan [Name] makin heran. Tanpa sang hawa sadari semburat merah tipis muncul di pipi Lyney.

-
𝘒𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘪 𝘣𝘪𝘯𝘢𝘳 𝘢𝘴𝘮𝘢𝘳𝘢
𝘔𝘦𝘭𝘦𝘣𝘶𝘳 '𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘢𝘵𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘦𝘨𝘰 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢
𝘉𝘦𝘳𝘥𝘢𝘯𝘴𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘢𝘩𝘵𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘢𝘩𝘭𝘪𝘨𝘢𝘪 𝘳𝘢𝘴𝘢
𝘔𝘦𝘳𝘢𝘫𝘶𝘵 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘸𝘢

[Name] sedang berjalan jalan di sore hari dengan Freminet. Ia menyanyikan alunan lagu yang indah.

"𝘔𝘦𝘯𝘨𝘢𝘣𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘣𝘶
𝘔𝘦𝘯𝘨𝘶𝘬𝘪𝘳 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘳𝘦𝘯𝘫𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢~"

Freminet terpukau dengan suara merdu milik [Name]. Ia bertepuk tangan.

"Lagu yang indah [Name]. Kamu cocok jadi penyanyi terkenal di seluruh Teyvat."

"Terimakasih Frem. Ini adalah salah satu lagu favoritku."
[Name] tersenyum lembut. Asmalibrasi Akhir akhir ini mengingatkan nya pada seseorang yang selalu melakukan sulap. Yang memberikan nya Setangkai bunga mawar setiap hari.

"Oh ya [Name], Lyney menunggu mu di pohon rindang. Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan."

"Benarkah? Baik kalau begitu. Ada sesuatu yang ingin ku sampaikan padanya juga."

"Apakah.. Tentang kamu yang akan berangkat kembali ke Inazuma esok?"

Senyum freminet perlahan memudar. Ia menunduk. (Wadehel aku kira frem cwe.)
Dibalas dengan senyuman tipis [Name] yang canggung.

-
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia

Angin malam dapat merasakan detak jantung lelaki berambut abu. Sepertinya sedang tidak baik-baik saja, jantung nya berdetak cepat, otak nya gelisah memikirkan apa yang harus ia lakukan.

"Hai Lyney"
Sapaan lembut terdengar dari suara merdu [Name].
Menyadarkan Lyney dari lamunan nya.

Hening melanda mereka berdua. Atmosfer jadi agak canggung.

"Jadi.. Apa yang ingin kau katakan?"

Lyney berpaling ketika [Name] mengatakannya.

Lyney memberikan sebutket bunga pada [Name]. Bukan mawar, melainkan Bunga Matahari. Favorit [Name]

[Name] terkagum melihat bunga yang indah itu. Diterima nya tanpa berkata apapun. Ia sangat menyukainya.

"Umm.. Jadi gini [Name]- eh"

Kalimat pelan Lyney membuat manik nya melebar. Ia mengerjap.

"Apa?"

"Aku udah 𝙨𝙪𝙠𝙖 kamu dari lama.. Eh, dari awal kita ketemu.."
Kalimatnya patah-patah, ia mengambil tangan kanan [Name] menggenggam nya

"𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵𝘮𝘶 𝘴𝘶𝘭𝘢𝘱 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘰𝘴𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 [𝘕𝘢𝘮𝘦], 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢, 𝘪𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘮𝘶 [𝘕𝘢𝘮𝘦]."


---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Genshin Impact X Reader 𝐎𝐧𝐞𝐬𝐡𝐨𝐨𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang