Rara menunduk, "Sebetulnya bukan riwayat penyakit, dok. Shean memang lagi masa pemulihan, sebelumnya Shean dapat diagnosa dari dokter di rumah sakit pusat mengidap pneumothorax,"

Bianca meremat kuat tangan Rara cukup terkejut mendengarnya, "Apa memang genetik atau ada penyebab awalnya, Ra?"

"Gak ada dari genetik, dok. Sebelumnya Shean sempat jatuh dari tangga di sekolah sewaktu SMP. Ketika dibawa ke rumah sakit ternyata paru-parunya bocor dan dirujuk untuk melakukan perawatan medis di luar negeri,"

"Akhirnya orang tua saya ngambil keputusan untuk bawa adik saya ke Aussie, di sana ditemani ayah saya. Sementara saya di sini bersama ibu saya, Shean baru aja kembali dari Aussie kemarin, setelah tindakan operasi satu bulan lalu, dok. Jadi sekarang masih masa pemulihannya,"

Mendengar penjelasan Rara, Bianca mengangguk ia turut bersedih. Jika sudah bersangkutan dengan paru-paru, maka akan cukup memakan waktu dalam pemulihannya.

"Tadi nafasnya kurang teratur, Ra. Tapi saya coba bantu dan puji Tuhan Shean baik-baik aja dan langsung tidur. Mungkin karena terlalu lelah, apa ada alergi juga?" Tutur Bianca.

"Ada dok, Shean alergi sinar matahari. Jika terpapar terlalu lama pasti terkena flu," ujar Rara.

Bianca mengangguk, "Kalau begitu nanti Shean harus diberi topi setiap ada kegiatan di luar kelas, jangan sampai terkena flu. Khawatir pernafasannya semakin gerganggu, untuk sekarang biar Shean istirahat dulu. Nanti saya buatkan surat keterangan sakitnya,"

"Terima kasih dokter atas bantuannya, nanti saya ke sini lagi jemput Shean," ujar Rara.

"Sama-sama, Ra,"

Rara dan Bianca pun kembali bergabung dengan yang lain, "Mahes dan yang lain sudah bisa kembali ke kelas, biar Shean istirahat dulu di sini,"

"Baik, dok. Terima kasih," ucap mereka.

Sementara Jemy menetap di sana karena jadwalnya, "Jemy, kamu sekelas sama Shean, kan?"

"Iya, dok. Kenapa?" Ujar Jemy.

"Tolong kasihkan surat keterangan sakitnya Shean, boleh? Biar saya buatkan dulu suratnya," ujar Bianca.

Jemy mengangguk, "Shean perlu istirahat berapa hari, dok?"

"Belum dipastikan sampai kapan, tapi sementara saya tuliskan untuk hari ini saja," ujar Bianca sambil menuliskan surat sakitnya.

"Apa sakitnya serius, dok?" Tanya Jemy.

Bianca tersenyum, "Kamu khawatir, ya? Shean anak yang kuat, sakitnya bukan hal besar. Bisa dibilang ini privasi yang tidak bisa diberitahu kepada siapapun, Jem."

"Ah iya, dok.."

"Kalau kamu khawatir, boleh saya titip amanah untuk kamu?" Ujar Bianca.

"Amanah apa, dok?"

"Tolong jaga Shean, meski secara tidak langsung. Seenggaknya kamu menjaga Shean dari jauh, kamu anggota PMR dan juga teman sekelasnya. Saya harap kamu bisa membantu Shean," tutur Bianca.

Jemy mengangguk, "Baik, dok."

"Ini suratnya, tolong antarkan ke kelasnya ya. Terima kasih, Jemy," ujar Bianca.

"Sama-sama, dok. Saya permisi dulu,"

 Saya permisi dulu,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bianca Pranata (Dokter UKS)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bianca Pranata (Dokter UKS)

⊱ ֹ ────── ⸼ ۫ 𓋜 ⋆  ๋⤜ ݁  ֢ ♡ ────── ֹ ⊰ ֹ

K E N A R U L A

RED STRINGWhere stories live. Discover now