disturbance.

30 1 2
                                    

"sayang, hati-hati. jangan lari."

suara teguran lembut itu membuat sanji yang sedang bersandar di bahu zoro melirik ke sumber suara.

seorang gadis bersurai oranye terlihat berjalan mengejar anak kecil yang sedang berlari di sepanjang jalan berbatu.

"iya, mama!"

ah, ibu dan anak.

kalau boleh jujur, sanji sempat mengira mereka berdua bersaudara. gadis cantik itu tampak masih sangat muda untuk memiliki putri yang mungkin berusia empat tahun.

"papa!!!" pekik gadis kecil itu girang saat berhasil menggapai sosok bersurai kelam yang sudah menunggunya di ujung jalan.

sanji tanpa sadar tersenyum tipis saat melihat lelaki berkaus merah itu mengangkat tubuh mungil sang putri dan memutarnya di udara. keduanya tertawa terbahak-bahak, sementara si gadis oranye mengingatkan suaminya untuk berhati-hati.

"kenapa, sayang?" tanya zoro setelah menyadari kepala kuning kekasihnya itu sedikit bergeser.

sanji menunjuk ke tiga orang yang mulai berjalan menjauh. "liat, deh. ada keluarga kecil, lucu banget. papa mamanya masih muda, tapi anaknya sekitar empat tahun. kepalanya juga warna-warni. item, oren, ungu."

"dp dulu, kali," timpal zoro singkat.

sanji berdecak pelan, lalu menarik telinga kekasihnya yang bersurai hijau itu main-main. "sembarangan! bisa aja nikah muda."

zoro terkekeh. "iya, iya."

dan pasangan itu kembali menikmati sejuknya angin malam dalam diam.

keduanya kompak memejamkan mata saat angin bertiup menerpa wajah mereka. surai kuning sebahu sanji juga berkibar indah.

"jadi pengen punya keluarga, deh," celetuk sanji tiba-tiba.

zoro hanya menatap sanji yang masih bersandar di bahunya.

masih dengan mata terpejam, sanji terkekeh pelan. "aku udah lupa gimana rasanya punya keluarga."

namun, gadis cantik itu segera membuka matanya dan tersenyum pada zoro yang masih menatapnya.

"tapi zoro udah cukup, kok!"

melihat senyuman manis itu, zoro tak bisa menahan senyumnya dan mulai mengelus surai lembut sang kekasih.

"it's us against the world."

sanji mengangguk setuju.

"ayo dong, kak. sekaliii aja."

"bayar dua ratus tujuh puluh satu triliun dulu."

spontan kepala sanji menoleh ke arah sumber suara. percakapan itu cukup menarik perhatiannya. permintaan macam apa yang bayarannya semahal itu?

netranya yang sebiru laut menangkap pemandangan sepasang kekasih? teman? entahlah. yang pasti, ukuran tubuh mereka sangat unik.

si gadis yang bersurai putih dengan ujung kehijauan itu tampak jauh lebih tinggi dibandingkan lelaki bertopi oranye di sampingnya.

mungkin kali ini benar-benar bersaudara, pikirnya.

"kenapa sih pengen banget dipangku?" sela si jangkung setelah mendengar rengekan yang tak henti-hentinya.

"HAH?"

sanji secara refleks menutup mulutnya dengan kedua tangan setelah tak sengaja bersuara cukup keras.

namun, sepertinya pasangan unik itu tidak mendengarnya karena terlalu fokus pada percakapan mereka.

"pengen aja. kayaknya nyaman. terus kalo boleh sambil ditimang-timang," jawab si topi oranye tanpa tedeng aling-aling.

disturbanceWhere stories live. Discover now