Bab 4: Ep 1-Layanan Berbayar Dimulai (3)

42 8 0
                                    

Reaksi setiap orang berbeda-beda setelah dokkaebi itu menghilang. Beberapa ada yang mencoba keluar dari kereta, sedangkan yang lainnya mencoba menelepon polisi.

Akupun mulai berjalan dan berdiam di belakang Kim Dokja agar dia tidak mencurigai ku. akupun melihat ke sekeliling ku dan menemukan anak itu tidak jauh dari Dokja dan aku.

'Yosh, setidaknya di jarak segini dia gak akan mencurigai ku kan? Dan anak itu juga lumayan dekat denganku.

'Jadi santai deh kalo mo deketin dia' Batin (Name) tersenyum simpul.

'Jika tidak salah ingat, di novel sih pasti Dokja sekarang masih menyesuaikan diri apa yang terjadi saat ini' Pikir (Name) melihat punggung sang pria itu.

[Tiga Cara Bertahan Hidup di Dunia yang Hancur]

Setiap deskripsi peristiwa dari novel yang di baca Dokja kini terjadi di dunia nyata. Yang terjadi di hadapan ku saat ini.

「Si dokkaebi dengan antena memanjang.」

「Mayat berserakan bagai sampah di dalam gerbong.」

「Pegawai kantoran yang berlumuran darah gemetar ketakutan.」

「Seorang nenek tua yang menggumamkan doa di kursinya.」

Aku perhatikan setiap adegan itu dengan seksama, sama persis apa yang di tampilkan di novel ORV. Aku akhirnya merasa sama dengan Dokja seperti menjadi Neo dalam The Matrix yang meragukan realitanya. Memperhatikan, mempertanyakan,hingga pada akhirnya tiba pada suatu kesimpulan...bahwa aku memang masuk ke dunia novel ORV.

Ada tiga pertanyaan yang terngiang-ngiang di kepalaku saat ini...

[Bagaimana caranya agar aku bisa bertahan hidup di dunia baru ini? ]

[Apa maksud dari semua ini?]

[Kenapa aku bisa memasuki dunia novel kesukaan ku?]

Pertanyaan itu terus terlontar di pikiran ku, dan tiba-tiba ada suara seseorang yang sedang berbicara didepan umum yang dapat memecahkan lamunan ku saat ini. Akupun menoleh ke arah sumber suara itu.

"Ayolah, semuanya! Semuanya harap tenang. Tarik nafas perlahan-lahan." Seseorang kembali maju ke depan setelah si dokkaebi menghilang selama lima menit. Dia seorang pria berbadan kekar dengan potongan rambut cepak. Tubuhnya lebih tinggi satu kaki dari kebanyakan orang.

"Apa semua sudah bisa tenang? Saya mohon perhatian anda semua sebentar."

Orang-orang yang sedang menangis maupun yang sedang sibuk menelpon, semuanya berhenti dan menatap pria ini. Setelah semua mata tertuju padanya, pria besar itu melanjutkan ucapannya.

"Anda semua pasti sudah paham, kalau saat ada bencana besar tingkat nasional, kepanikan yang menimbulkan kekacauan sekecil apapun bisa menyebabkan bertambahnya korba jiwa dalam jumlah besar. Oleh karena itu, saya akan mengendalikan situasi ini" Ucap pria kekar itu.

Tentu saja (Name) mengetahui siapa dia, tetapi (Name) hanya diam dan memperhatikan nya saja sembari mendengarkan perkataan nya.

"Apa, memangnya kau siapa?"

'Kamu nayak?' Batin (Name)

"Bencana tingkat nasional? Apa yang kau bicarakan?"

'Yang dia bicarakan, ya bencana tingkat nasional lah, apa lagi? Sembako?' Batin (Name) lagi.

*Mbak (Name) satu ini agak lain yak bun 🗿 kebanyakan obat kalik - Author

Beberapa orang tampak tersadar dan bereaksi keras begitu mendengar akan 'dikendalikan' orang lain. Lalu pria yang masih muda itu pun mengeluarkan Kartu Tanda Anggota resmi badan pemerintahan.

I Hope You Come Back Again Dokja {ORV× READERS}Where stories live. Discover now