prolog

17 4 0
                                    

_______________

"pesta?"

kedua labium gadis 22 tahun itu terbuka bersamaan dengan alis tebal nya yang berkerut tanda tidak suka. iris hitam indah nya menatap lawan bicaranya dengan tajam.

"karena hasil tulisan mu sukses dan terjual laris dengan cepat, bos besar ingin mengadakan pesta untuk merayakan itu." jawab si lawan bicara alias manager gadis 22 tahun tersebut.

"dan kau mendapat rekomendasi penuh." tambahnya.

"aku menolak."

"apa gunanya hal seperti itu? buang buang uang saja. lagipula uangnya kugunakan untuk berlibur ke luar negeri, bukan untuk pesta tidak berguna." tolak gadis itu tanpa pikir panjang dengan santai sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

pasalnya dia tidak suka menjadi pusat perhatian.

itu merepotkan.

"tapi, kenapa? coba kau pikirkan baik baik."

ia menjawab tegas, "kubilang aku menolak."

"hargailah bos besar, (name)."

terdengar suara decakan jengkel dari bibir (name) karena manager nya yang suka memaksa nya, "bela saja beliau, kau lupa siapa majikanmu?" tanyanya sambil memutar bola matanya.

"tentu saja kau, tapi bos besar yang biasanya membiayai seluruh keperluan penulisan mu, (name)." sang manajer— souta namanya, berusaha untuk membujuk majikannya yang mempunyai watak keras kepala.

untung saja dirinya sabar.

"itu kan keinginan nya sendiri, aku tetap men—"

"real estate akan menjadi milikmu."

hening.

(name) terdiam seribu bahasa. sial, dia menggunakan kartu as nya.

"dasar bos licik." gumam (name) sambil membiarkan matanya menatap laki laki yang duduk di depannya.

perlu di ingat gadis tersebut lemah dalam urusan uang dan kekayaan.

pria 30 tahun itu buka mulut lagi, "terserah kau buat apa wilayah itu, bakat editor mu bisa kau gunakan untuk usaha di sana." katanya seraya mengukir seringai tipis dan membuat (name) tertohok secara tidak sadar.

memakan waktu 15 menit, mereka saling diam. souta yang menunggu (name) berbicara dan (name) sendiri yang sedang di landa bingung.

hingga akhirnya gadis itu berdehem seraya berbicara, "jika pesta di adakan, apa agenda intinya?"

"dansa." jawab souta cepat.

dua iris hitam itu sontak menyipit, "dansa?"

"kau gila?" ketus (name).

souta menaikkan sebelah alis nya, "kenapa? kau kan pandai berdansa. bukan masalah kan?"

"astaga, di mana letak otakmu? oi, siapa yang akan jadi pasangan ku bodoh." protes (name) sambil mendelik tajam ke arah souta dari bawah ke atas.

"untuk it—"

brak!

(name) dan manajer nya kompak menolehkan kepalanya pada pintu ruangan souta yang terbuka kencang.

"osu, souta-nii san!"

berdirilah di sana pria jangkung bersurai putih indah dengan kacamata hitam yang bertengger di batang hidung mancungnya, menggunakan setelan jas hitam yang rapi seraya berjalan menuju meja souta.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

addicted || g. satoruWhere stories live. Discover now