692. Impersonating what? (2)

65 13 0
                                    

.

「Meniru Apa?」

»–R–O–M–H–S–«

.

“Ck!”

Chung Myung melihat bangunan lusuh di depannya dengan ekspresi tidak senang.

Bangunan itu tidak terlalu besar atau terlalu mewah. Tidak, tepatnya, gentengnya hilang di sana-sini, dan ada lubang-lubang di dindingnya. Tidak cukup buruk untuk dianggap sebagai reruntuhan, tapi memang cocok disebut sebagai bangunan yang ditinggalkan.

Orang awam mungkin akan menganggap itu bangunan terbengkalai. Namun, bagi para pengemis, tempat itu tak ubahnya seperti istana.

“Ah, lagipula belakang ini kondisi mereka terlalu baik!”

Kenapa pengemis tidur di bawah atap?

Saat dia aktif di kangho, bahkan pengemis yang punya sepotong pakaian membuat pengemis lainnya iri!

‘Tidak heran mereka kurang disiplin.’

“Tsk!”

Chung Myung, dengan wajah yang cemberut, mendecakkan lidahnya dan melanjutkan langkahnya. Kemudian dia bergumam pada dirinya sendiri.

Benar. Jika itu orang lain, mereka akan memarahi pengemis itu, tapi Chung Myung memiliki hati yang besar. Dia berbeda dengan orang tua dulu, kan?

“Dimana pak tua pengemis itu?”

Dia menyingkirkan kain yang menutupi pintu masuk dan bukannya pintu yang rusak dan menjulurkan kepalanya ke dalam.

“Hah?”

Tapi segera mata Chung Myung membelalak kaget.

Pemandangan macam apa ini?

Ada gambaran umum yang muncul di benaknya ketika memikirkan sarang pengemis.

Para pengemis yang berbaring di lantai, ditutupi dengan kain seadanya, dan ruangan yang kosong. Menjadi pengemis adalah pekerjaan tersibuk sekaligus paling menganggur di dunia, jadi itu adalah pemandangan yang wajar.

Tapi sekarang.....

“Apa kau sudah mengurusnya?”

“Argh! Aku tidak dalam posisi untuk menangani ini sekarang! Tolong, urus saja sendiri!”

“Tidak, jika aku bisa, aku akan melakukannya! Aku juga tidak dalam posisi untuk melakukan ini, kan?”

“Merpati kurir! Dimana itu? Apa ada yang memakannya? Kenapa aku tidak melihatnya?”

“Aku mengirimkannya beberapa waktu yang lalu.”

“Apa? Bagaimana kau bisa mengirimnya! Aku bilang urusan ini lebih mendesak! Apa kau mau lari jauh-jauh ke Nakyang?”

“Ma-Maaf....”

‘Apa yang terjadi? Kenapa mereka sangat sibuk?’

Di dalam gedung, para pengemis benar-benar sibuk.

Tidak mungkin ada begitu banyak pengemis di Huayin, sepertinya mereka juga mengumpulkan pengemis lain di Shaanxi. Masalahnya, semua pengemis ini berlarian, tidak seperti pengemis pada umumnya yang hanya bermalas-malasan, tapi mereka malah berkeringat dan bekerja keras.

Setidaknya beberapa pengemis duduk di depan meja yang runtuh. Namun, dokumen-dokumen yang menumpuk di atas meja-meja itu sepertinya menggapai langit, dan tangan yang memegang kuas dengan ganas menutupi kertas dengan kecepatan seorang pendekar pedang.

Cho Sam [ 4 ] ✔Where stories live. Discover now