Part 01

108 17 10
                                    

Komennya jangan lupa yaaak, biar aku makin semangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Komennya jangan lupa yaaak, biar aku makin semangat

**

"Orang sepertimu memang pantasnya jadi santapan kutukan." Sarkas Utahime, nafasnya terdengar memburu dan hidungnya kembang-kempis, peluh di keningnya sudah cukup menjelaskan bahwa ia muak setiap kali berhadapan dengan lelaki berwajah tegas, bermata selayaknya lautan lepas di siang hari dengan rambut putih yang anehnya terlihat cocok saja dengan wajah sialannya itu.

Seolah pertengkaran mereka sudah menjadi hal biasa, yang pada kenyataannya memanglah seperti itu, Iori Utahime, dan Gojo Satoru. Dua orang berbeda jenis kelamin, dengan sifat yang berbeda selalu ditemukan dalam keadaan saling melempar tatapan mengejek pada satu sama lain,——semua orang paham bahwa hubungan mereka memang sudah sehancur itu tepat di tahun pertama menginjakan kaki di jujutsu tech, akademi sihir jepang. Meski namanya tidak sebesar  Hogwarts ataupun Dumstrang tapi setidaknya sekolah mereka menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.

"Aku bisa melemparmu lebih dulu." Balas Satoru santai, ada seringaian tipis yang tidak terlihat di sudut bibirnya, teman-teman lelaki yang sejalan dengannya nampak saling melirik satu sama lain, tidak berani tertawa karena raut wajah Utahime sudah nampak memerah.

"Kau tahu apa yang paling menjijikan? Melihat wajahmu."——meraih bukunya, Utahime hampir melayangkan itu di wajah Satoru saat lelaki itu berdecak dan menahan gerakan tangannya, pandangan keduanya bertemu, dengan kobaran kebencian yang terpancar dengan sempurna di sorot mata Utahime, Satoru juga nampak tenang menarik buku tadi, menyimpannya kembali ke meja.

"Bekas lukamu itu, lebih menjijikkan dibanding wajahku."

Utahime tersentak, hinaan barusan tepat mengenai titik terlemah nya, sorot nya agak berubah dan Satoru menyadari itu, ia mengumpat pelan dalam hati saat menyadari ia terbawa suasana dan bersikap terlalu jauh, meski Utahime lebih dulu yang mengatai wajahnya. Ya, walau ditarik secara keseluruhan, Satoru lah yang memulai perdebatan kecil ini.

"Kau, sialan."

Menarik tangannya menjauh, Utahime mengambil tasnya dan melangkah keluar dari kelas, berpapasan dengan Hikari—sensei, yang akan mengajar tempat ramuan hari ini.

"Nona Iori, pelajarannya belum dimulai."

Utahime tidak perduli,, ia yang dikenal teladan pada akhirnya meninggalkan kelas tanpa penjelasan dengan pandangan Satoru mengikuti, lelaki itu tahu penyebab Utahime pergi dan sejenak, kembali membuatnya mengumpat di dalam hati.

"Kalian tahu apa yang terjadi dengan Nona Iori?"

Semuanya terdiam membeku, tidak berani menjawab karena tahu betapa nakalnya Satoru dalam membalas setiap ucapan tidak mengenakan hati laki-laki itu, sebagian mata melirik ke arah Satoru jadi, di tahun kelima Hikari  mengajari anak didiknya, ia paham bahwa Utahime tidak pernah sejalan dengan Satoru.

love potion Where stories live. Discover now