papi dan 3 anak nya

Start from the beginning
                                    

orang itu adalah Zaki yang sepertinya baru saja pulang "mau ke RS" jawab Harris

"pake motor mi?" setau Zaki Caine sudah tidak di perbolehkan Menaiki motor lagi oleh Rion

"iya jaki.." jawab Harris "ya udah aku pergi ya" pamit Harris

Zaki pun melambaikan tangannya ke arah Caine yang sudah menjauh

di perjalanan menuju RS ia lagi lagi mendapatkan masalah, lagi dan dali shadow garden "ck apa lagi sih"

karena sudah malas untuk menangapi mereka Harris memilih untuk melajukan motornya di atas kecepatan rata rata

karena mereka mengunakan mobil mereka pun kehilangan Harris yang mengunakan jalanan jalanan sempit

merasa tidak ada lagi yang mengikutinya di belakang Harris melanjutkan perjalanan nya menuju RS

Harris memarkirkan motornya di parkiran samping dan masuk ke RS

"Mbak atas nama Rion ada?" tanya harris ke resepsionis nya

"di ruang *** lantai 2 ya kak" ujar resepsionis itu

Harris pun bergegas pergi ke ruangan Rion

terlihat ruangan yang yang di tuju Harris telah berada di depan mata nya

Harris membuka pintu itu dan...

"mami!!" saru echi yang langsung berlari memeluk Harris "mami kok gak bilang mau kesini. kalo bilang pasti udah echi beliin makanan" jelas echi yang masih di pelukan Harris

"Eh ini bapak lu chi yang sakit" teriak Rion dari ranjang nya

"apa sih Pi aelah, ganggu banget" sinis echi

Harris terkekeh "udah mami mau ke sana bentar" kata harris lalu berjalan mendekati rion

Harris duduk kursi yang berada di samping ranjang Rion "kok bisa ketembak?" tanya harris

"ya karena ketembak" jawab Rion

"kepala keluarga kok tolol sih" sinis riji

Rion menatap tajam ke arah riji "canda Pi aelah" kata riji

Harris mengusap usap kepala Rion "yang bener lah"

Rion terkekeh "gak. tadi cuma bentrok dikit sama polisi" jelas Rion

di sisi lain ada satu orang yang sepertinya ingin menagis "kenapa lu?" tanya gin ke echi

echi hanya menggelengkan kepala nya, mata echi semakin berkaca kaca, gin yang melihat itu pun tertawa

Harris yang sadar dengan tawa gin pun menatap ke arah ujung ruang itu, terlihat echi yang ingin menangis dan gin yang tertawa di sampingnya

Harris menghela nafas panjang "gin.. adek nya di apain"

gin pun berhenti tertawa "gak tau nih mi, di tanya ngak jawab"

Harris berjalan mendekat ke echi dan menanyakan kenapa ia menangis "echi kenapa nangis"

"mami Dateng Dateng langsung ngelus elus kepala papi" echi meyedot ingus nya yang hampir keluar itu, ya kaya bocil

"tapi echi engak" kata nya

sekarang bukan hanya gin yang tertawa tapi riji dan Rion pun ikut. apa apaan ini bocah yang biasanya meledakan pom bensin ternyata bisa menangis hanya karena iri dengan Rion

Harris terkekeh dan memeluk kepala echi "nih udah aku elus elus, jangan nangis lagi ya, kan yang sakit Rion kenapa yang nangis kamu"

echi pun memeluk perut Caine dengan sangat kencang "udah papi biar di peluk riji, mami sama aku aja"

riji dan Rion saling menatap "hihh" riji menyelidik ngeri

"najis kali" kata Rion

tidak lama kemudian Harris pun ijin pulang untuk menyelesaikan pekerjaan nya, di rumah sakit pun kini tersisa gin dan riji yang menemani Rion

echi? ya ia pasti mengikuti mami nya

mobil hitam itu kembali mendekat ke arah gudang tua di ujung kota itu

lelaki yang kini memakai hoddi Hitam dengan topeng yang sama itu masuk ke dalam gudang dengan tendangan dari kaki nya

wanita dengan rantai di kedua tangannya itu menatap tajam ke arah lelaki bertopeng itu

"Serena...." panggil sang lelaki

Serena tersenyum miring "mau apa lagi hah?.. aku tak akan memberitahu mu satu informasi pun tentang 'mereka' "

lelaki itu mendekat ke arah Serena dan mencengkram dagu Serena "heyy, tidak tau terima kasih ya... sudah di selamatkan juga"

Serena tertawa "jadi kau menyelamatkan ku dari rumah itu hanya untuk ini, lebih baik aku mati dengan orang orang bajingan itu"

lelaki itu berdecit dan menghempaskan dagu Serena "aku tidak akan membunuh mu semudah itu, aku perlu informasi dari mu"

"tak akan ku katakan se patah kata pun"

lelaki itu mengambil pisau lipat di saku nya dan membuka nya "ah.. bagaimana jika pisau ini tertancap di mata mu? ah atau di jantung mu"

lelaki itu melukis dengan abstrak di pipi Serena dengan pisaunya "arkhh"

"gimana belum mau ngomong?" tanya lelaki itu

Serena masih tetap diam walaupun kini pipinya penuh darah "oh keras kepala ya"

lelaki itu pun akhirnya menarik tangan Serena dan...

street

tangan Serena di sayat "agrhhhhhh!! s-sakit!“ teriak Serena kesakitan

lelaki itu tersenyum di balik topeng nya "ayo ngomong"

"m-mereka ngerencanain pengeboman d-di beberapa tempat" kata Serena terbata bata karena kesakitan akan luka di tangannya

"di mana saja?" tanya nya

"markas tnf, b-bank besar, kanpol" Serena masih terbata-bata

"ahh di sana ternyata" lelaki itu tertawa "dengarkan ini, markas mu lah yang akan meledak bukan tnf" jelas lelaki itu

ternyata mereka hanya merencanakan hal kecil, huh hal seperti ini hanyalah mainan baginya, sia sia ia menyekap wanita ini jika tenyata informasi yang ia dapatkan hanyalah sebuah rencana sampah

"baiklah, karena aku cukup baik, aku tak akan membunuhmu sekarang" lelaki itu mengambil satu kotak kaca di ujung ruangan

ia mengambil perban dan melilitkan nya di tangan Serena "diam lah di sini, dan ini makanan mu"

pria ini memberikan beberapa makanan cepat saji yang sepertinya sedari tadi ia bawa

lelaki itu kembali meninggalkan gudang itu dan pergi

spontan

menurut kalian siapa kira kira "lelaki" itu, ayo diskusi bareng bareng, nanti yang tebakan bener aku kasih permen

Rioncaine | become a lead caracter Where stories live. Discover now