51

1.9K 217 40
                                    

EMERALD'S POV

"Kita putus" begitulah ucapan Olivia satu minggu lalu sebelum meninggalkanku tanpa alasan yang jelas.

Apa kalian berpikir aku biasa saja? Tentu saja tidak, hatiku benar-benar hancur, duniaku benar-benar terasa runtuh.

Bagaimana bisa Olivia memutuskanku begitu saja setelah enam tahun bersama. Aku bahkan masih mencari alasan dari Olivia yang tiba-tiba saja mengakhiri semua ini.

Setelah kecelakaan yang melibatkanku beberapa hari yang lalu, Olivia tiba-tiba saja berubah dan dua hari setelah itu dia malah memutuskanku.

Aku tidak lagi bisa menghubungi Olivia karena semua akses komunikasi kami telah diputus oleh Olivia. Mama sama sekali tidak mau membantuku karena ia menganggap ini semua sudah keputusan Olivia dan Mama mengatakan dirinya tidak berhak ikut campur dengan hubungan kami.

Jujur saja aku benar-benar seperti orang gila, sejak hubunganku dengan Olivia berakhir, semua terasa berbeda. Aku bahkan tidak memiliki gairah untuk menjalani kehidupanku.

Aku juga memilih keluar dari kantor Aurora karena aku tidak ingin bertemu dengan siapapun. Beberapa kali Aurora mencoba menghubungiku namun aku mengabaikan panggilannya. Sepertinya ia ingin menanyakan alasanku yang tiba-tiba saja mengundurkan diri dari perusahaannya.

Saat ini Aurora sedang berada di Belanda, itulah kenapa dia hanya bisa menghubungiku tanpa berniat mendatangi kediamanku. Ponselku sejak tadi tidak henti-hentinya berdering dan panggilan itu berasal dari Aurora.

"Ral... lo baik-baik aja kan? Gue bisa temenin lo kemana aja lo mau kok" ujar Daniel dari luar kamarku

Yup... sahabatku yang satu itu memang tidak pernah putus asa dalam membujukku. Karena setiap hari Daniel selalu datang kerumahku hanya sekedar ingin bertemu denganku.

Sepertinya info patah hatiku sudah menyebar hingga ke Amerika, karena kak Tiara tiba-tiba saja pulang kemarin malam padahal setahuku dia masih memiliki kontrak tiga bulan lagi di perusahaan yang merekrutnya bekerja.

Tapi kak Tiara hanya mengatakan dia mendapatkan cuti dan diizinkan untuk berlibur sejenak. Namun aku tidaklah bodoh, aku tahu dia tidak lagi bekerja disana karena khawatir dengan keadaanku.

"Ral... ada game baru nih, lo mau main sama gue gak?"

Aku masih tidak menggubris Daniel yang masih setia mengetuk pintu kamarku.

Kembali aku memikirkan Olivia yang memutuskanku begitu saja. Apa aku melakukan kesahalahan fatal. Tapi selama ini, meskipun aku melakukan kesalahan, Olivia pasti akan membicarakan hal itu padaku.

Tanpa aku sadari, aku kembali terlelap di dalam kamarku hingga aku merasakan seisi ruanganku menjadi gelap gulita.

Aku mendengar ketukan dari luar kamarku dan seseorang memanggil namaku

"Ral... Eral... ini kakak. Boleh kakak masuk?" aku tidak menjawab pertanyaan kak Tiara dan kembali memejamkan mata "Kakak masuk ya, Ral"

Kak Tiara kini menyalakan lampu kamarku dan mataku mulai membiasakan diri dengan cahaya dari lampu itu.

"Makan dulu ya, Mama udah masak untuk kamu. Kamu jangan kayak gini terus dong, Ral. Mama juga gak mau makan karena kamu gak mau makan. Tadi juga Mama pingsan, untung ada Daniel disini jadi dia yang bawa Mama ke rumah sakit"

Mama pingsan? Astaga, bagaimana bisa kegalauanku ini membuat Mama menjadi seperti ini.

"Mama dimana sekarang?"

"Masih di rumah sakit, tadi kata Daniel, Mama udah diinfus kok"

"Kita ke rumah sakit ya kak"

"Kita kesana setelah kamu makan, Mama pasti kepikiran banget sama kamu. Makanya sampai kayak begini"

Last Love (COMPLETED)Where stories live. Discover now