Part 6

596 10 2
                                    

Nathan benar-benar sampai di rumah keluarga Cherry dan secata terang-terangan mengatakan isi hatinya. Ia akan menggantikan Hans menjadi suami Cherry. Karena prioritas keluarga Cherry adalah uang, maka mereka menerima lamaran Nathan dengan senang hati. Apa lagi Nathan memberikan uang lebih banyak dari apa yang akan diberikan Hans.

Pernikahan akan tetap berjalan sebagaimana direncanakan. Hanya saja calon pengantin prianya yang berubah. Mendengar kabar bahwa semua urusan sudah dibereskan Nathan, Cherry menjadi cemas. Ia akan menikah dengan pria yang baru beberapa hari ia kenal secara dekat. Selama ini, ia hanya melihat Nathan sekilas sebagai customer. Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka nanti? Mereka belum membicarakan apa pun. Cherry segera mengajak Nathan bertemu untuk membicarakan bagaimana rencana ke depannya.

"Jadi, kita akan menikah sungguhan?" Cherry menelan ludahnya,"apa kau sungguh-sungguh? Maksudku~ya ini memang pernikahan pura-pura karena kau hanya menolongku."

"Aku tidak pernah mengatakan bahwa ini adalah pernikahan pura-pura,"balas Nathan cepat.

"Ya?" Cherry tercekat,"Lalu~artinya ini?"

"Tentu saja aku menikahmu dengan sungguh-sungguh. Perasaanku padamu pun benar adanya. Aku tidak mau bermain-main dengan pernikahan. Aku hanya menginginkannya sekali seumur hidupku." Jawaban Nathan membuat Cherry tercengang.

"Ki-kita? Berumah tangga sampai selamanya?" Sekujur tubuh Cherry merinding.

"Tentu saja. Kita akan menjadi suami istri sungguhan. Mau melaksanakan segala tugasmu sebagai istri, begitu pun aku~yang akan melakukan segala tanggung jawabku sebagai suami,"jelas Nathan terlihat tenang sekali.

Wajah Cherry merona."Jika begitu berarti kita akan~" wanita itu menghentikan kalimatnya karena mengandung kalimat tabu.

"Ya, kita akan melakukannya karena kita suami istri."Nathan tahu ke mana arah pembicaraan Cherry,"tapi, aku tidak akan melakukannya terburu-buru. Aku akan menunggu sampai hatimu siap."

"Iya." Cherry tertunduk. Sekarang ia tidak berani menatap mata Nathan secata langsung.

"Aku sudah mengupgrade gedung pernikahan ke yang lebih private dan mewah. Beberapa keluargaku juga pasti akan datang. Jadi, aku akan menyesuaikannya dengan kebiasaan mereka. Termasuk makanan dan~gaun,"lanjut Nathan.

Keluarga! Cherry melupakan bahwasanya Nathan pasti memiliki keluarga. Lalu, saat ini ia tidak tahu apa pun tentang Nathan dan keluarganya. "Oh~mengenai keluarga~bagaimana dengan keluargamu? Apakah mereka tahu mengenai hal ini?"

"Aku akan memberi tahu mereka setelah selesai bertemu denganmu."

"Bagaimana kalau mereka tidak setuju. Bukankah kau harus mengenalkanku pada mereka lebih dulu? Lalu, setelah itu kau harus meminta persetujuan mereka?" Kini Cherry mencemaskan bagaimana hubungannya nanti dengan keluarga Nathan dibandingkan dengan hubungannya dengan Nathan sendiri.

"Mereka akan menerimamu. Tidak perlu kau risaukan mengenai hal ini. Kau hanya perlu menyiapkan diri untuk hari pernikahan kita. Jangan terlalu lelah." Nathan tidak mempedulikan bagaimana reaksi dari keluarganya. Mereka suka atau tidak, tidak akan mengubah apa yang sudah ia tetapkan.

"Tidak seperti itu, Nath. Restu orangtua sangatlah penting,"kata Cherry yang semakin cemas. Ia mulai berpikir kalau hubungan Nathan dan keluarganya tidak harmonis.

"Percaya saja padaku." Nathan menatap Cherry serius.

"Ba-baiklah."

Nathan melihat jam tangannya."Sepertinya aku harus pulang. Aku akan menemuimu lagi besok untuk membicarakan apa yang perlu dibicarakan."

Cherry bamgkit dari duduknya mengikuti Nathan."Baiklah. Terima kasih, Nathan untuk apa pun yang sudah kaulakukan."

Langkah Nathan berhenti di ambang pintu. Ia menatap Cherry seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Ada apa?"

Nathan menggeleng."Tidak ada. Hati-hari di rumah. Kunci semua pintu, selamat istirahat, dan sampai ketemu lagi besok."

Cherry melambaikan tangannya."Bye."

Nathan melajukan mobilnya ke arah rumah. Hampir saja ia mengecup kening Cherry sebelum pergi. Tapi, ia segera mengurungkan keinginannya itu. Ia akan memberikan ruang bagi Cherry untuk mengenalnya lebih dalam lagi. Jadi, ketika mereka sudah berstatus suami istri, tidak ada kecanggungan lagi.

Ketika Nathan tiba di rumah, semua anggota keluarga sedang berkumpul di ruang tengah seperti biasa. Kedua orangtuanya tidak mengizinkan anak-anaknya tinggal sendiri sebelum menikah. Maka setiap malam rumah akan terlihat ramai seperti ini.

Kayla meihat jam dinding. Ini sudah lewat jam makan."Nath, kau sudah makan malam?"
"Sudah, Mom."

"Ya sudah kalau begitu."

Nathan memilih duduk di sofa single. Semua sedang terdiam dengan aktivitas masing-masing.
"Aku akan menikah."

Semua anggota keluarga menoleh dan bertukar pandang dengan bingung.

"Menikah? Dengan siapa?"tanya Yuza sembari meletakkan ponselnya ke meja.

"Ah, apa kau berubah pikiran? Kau akan menikahi Laura?"tanya Kayla dengan semringah.

Nathan menggeleng tenang. "Aku akan menikahi wanita yang kucintai minggu depan."

"Hah?" Semua berteriak.

"Siapa? Kenapa mendadak seperti ini? Apa sudah terjadi sesuatu?" Kayla menatap tajam ke arah anak sulungnya.

Nathan tersenyum sinis."Sampai detik ini aku belum pernah melakukan perbuatan yang dilarang saat belum menikah. Jadi, Mommy harus berhati-hati karena sudah menuduh anak Mommy seperti itu."

Raut wajah Kayla berubah."Ya, aku hanya bertanya." Wanita paruh baya itu sedikit tersinggung. Ketika Nathan beranjak remaja, ia menjadi anak yang sering mempertanyakan mengapa memiliki dua Ayah. Ia sangat kaget setelah mengetahui kisah orangtuanya. Lebih kaget lagi bahwa ia adalah anak dari hubungan yang mengerikan itu. Oleh karena itu ia bersumpah akan hidup di jalan yang baik.

"Kau akan menikah dengan siapa, Nath?kau baru saja putus dari Laura. Jadi, siapa lagi wanita itu jika bukan Laura? Kau juga tidak pernah memperkenalkan teman wanitamu,"kata Yasa sembari mengusap tangan Kayla agar istrinya itu tidak tersinggung lagi dengan Nathan.

"Aku akan menikahi wanita yang kusukai sejak lama sekali. Aku sudah bicara dengan keluarganya. Pernikahan akan dilaksanakan minggu depan. Ini sudah keputusanku,"kata Nathan dengan tegas seakan-akan tidak i gin dibantah atau dilarang.

"Astaga, bukankah seharusnya kau memperkenalkan wanita itu pada kami?" Yasa terheran-heran pada sikap Nathan kali ini. Anak sulungnya itu membuat keputusan besar tanpa berdiskusi dengan orang tuanya terlebih dahulu.

"Tidak perlu."

Kayla menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menganggap ini adalah lelucon. Anak sulungnya tidak mungkin mengambil keputusan secepat itu dan tidak meminta pendapat siapa pun. "Apa kau yakin? Kita harus tahu latar belakangnya.

"Tidak perlu. Kalian akan mengenalnya nanti saat kami sudah suami istri."

"Apa boleh seperti itu, Nath?" Kayla memegang pelipisnya. Kelakuan Nathan sungguh di luar dugaan. Jika sudah memiliki kemauan, maka tidak ada satu pun yang mampu menghalanginya.

"Namanya Cherry~dia seorang pemilik toko roti."

"Dibandingkan dengan Laura~bukankah itu bagaikan langit dan bumi?" Gallen tertawa mengejek.

"Mereka bukan sesuatu yang bisa dibandingkan. Kalian suka atau tidak, itu tidak masalah. Aku mencintainya,"jawab Nathan dengan sorotan matanya yang tajam.

"Ya sudah, kita hargai keputusan Nathan. Baiklah, Nath, kami akan hadir di pernikahanmu dan Cherry. Jika kau membutuhkan sesuatu, katakanlah segera. Kami akan membantumu."

"Terima kasih, Daddy, untuk saat ini keinginanku hanyalah kalian hadir di hari pernikahanku dan Cherry."

Kayla menelan ludahnya. Karena suaminya sudah memutuskan, maka ia harus mengikuti apa yang sudah ditetapkan. Ia harus merelakan sang anak menikah dengan wanita yang tak ia ketahui latar belakangnya.

💋

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Mar 31 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

HOLD ME TIGHT (Gairah Sesion 2)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ