Part 2

904 14 3
                                    

Suasana ruang tengah menjadi hening setelah Nathan masuk ke kamarnya. Kay tampak frustrasi karena memikirkan nasib Laura yang sudah ia anggap seperti anak sendiri itu. Lalu, ia menatap Galen yang masih ada di sana.

"Kau membuat Nathan mengambil keputusan, Galen!" Kay menatap anak keduanya dengan kesal.

"Mom, selama ini Nathan menjalani hubungannya dengan Laura karena terpaksa. Karena semua meyakini mereka akan saling mencintai. Mommy tidak pernah tahu apa yang mereka rasakan, karena Nathan memang tidak pernah mau membantah. Memangnya kalian tidak kasihan dengannya?" Gallen menatap Yada dan Kay bergantian.

Yasa menarik napas panjang."Aku tidak pernah memaksanya. Aku pikir dia menjalani hubungan itu dengan senang hati. Oleh karena itu Dad mendukungnya dengan sepenuh hati. Tapi, jika Nathan sudah tidak nyaman dengan Laura, kita tidak memaksanya, sayang. Bagaimana pun, mereka lah yang menjalani kehidupan itu. Yang terpenting adalah kebahagiaan anak-anak kita."

"Tapi, bagaimana dengan Laura?"Suara Kay terdengar putus asa.

"Aku tidak apa-apa, Mom." Laura yang sejak tadi berdiri di balik pintu muncul. Sebenarnya ia datang bersama Gallen. Hanya saja ia memilih untuk bersembunyi dulu agar tidak bertemu dengan Nathan. Ia tahu Nathan tidak mencintainya. Itu membuat hatinya sering terluka. Ia terlalu berharap dalam hubungan ini. Ternyata selama hampir dua tahun, perasaan Nathan tidak bisa berubah menjadi mencintainya.

"Oh, Laura maafkan Mommy." Kaylah memeluk Laura yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

"Ini bukan salah siapa pun, Mom. Perasaan memang tidak bisa dipaksakan. Hubunganku dan Nathan memang sudah harus berakhir." Laura tersenyum saat mengakhiri kalimatnya.

"Jadi, hubungan kalian sudah benar-benar berakhir, kan? Kau tidak perlu lagi memikirkan Nathan,"kata Gallen.

Laura mengangguk sembari tersenyum."Mommy jangan sedih. Bagaimana pun aku tetap menganggap keluarga ini seperti keluargaku sendiri."

"Oh, Laura~betapa beruntungnya lelaki yang akan menjadi suamimu nanti,"kata Kay.

"Hmm~setelah ini aku harus pulang, Mom~"kata Laura.

"Pulang ke mana? Kau menginap di sini saja." Kay menggenggam tangan Laura erat.

"Aku berencana kembali ke LA, kembali bersama orang tuaku,"kata Laura dengan berat hati.

"Kenapa?"Kay terperanjat. Begitu juga dengan Gallen.

Laura tertawa lirih."Kedatanganku ke sini hanya karena Nathan, Mom. Hubunganku dengan Nathan sudah berakhir. Jadi, aku tidak punya kepentingan di sini. Aku harus pergi dan menata hatiku kembali."

"Tapi, kau tidak harus kembali, kan, Laura?"kata Gallen seakan kecewa.

Laura menggeleng."Aku akan tetap kembali."

Kay terlihat sedih dan kecewa. Namun, ia tidak bisa melarang wanita itu pergi karena Nathan juga sudah mengecewakannya. "Kapan kau akan pergi?"

"Mungkin minggu depan."

"Kau harus memberiku kabar dan datang menemuiku sebelum pergi,"kata Kay dengan serius.

"Iya, Mom." Laura tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Lalu, ia melihat ke arah kamar Nathan,"bolehkah aku menemui Nathan sebelum aku pulang, Mom?"

"Ya, tentu saja."

Laura menarik napas panjang. Lalu ia berjalan menuju kamar Nathan. Laura mengetuknya pelan. Nathan muncul dengan gelas minuman di tangannya.

"Oh, kau ada di sini." Nathan tampak terkejut.

Laura mengangguk pelan."Apakah kita bisa bicara sebentar?"

HOLD ME TIGHT (Gairah Sesion 2)Where stories live. Discover now