52. Archery.

Depuis le début
                                    

"Hei hentikan pembicaraan kalian, Arabella itu tunangannya Marvin, lalu Pangeran Yeonjun itu pacarnya Soobin," sahut murid yang lain membuat anak laki-laki tersebut akhirnya diam.

Benar juga ya, mereka hampir saja melupakan soal tersebut.

Mereka juga saat ini merasakan ada tatapan tajam yang mengarah ke mereka, ketika anak laki-laki itu menoleh mereka langsung bertatapan langsung dengan mata Marvin yang tampak kesal dengan mereka.

Saat itu juga mereka memilih pergi dari sana, daripada harus kena tebas pedang milik Marvin tadi.

"Tatapanmu seram," ejek Jade yang membuat Marvin mendengus.

Sedangkan Soobin cuma bisa menggeleng kecil, bagaimana bisa sih mereka mengatakan hal seperti itu tadi?

"Kali ini kamu cemburu kan?"

"Kamu harusnya berkaca Soobin, kamu juga cemburu," balas Marvin saat mendengar ucapan Soobin tadi.

Mereka kembali fokus menonton pertandingan di hadapan mereka itu.

Di kelompok Arabella, dia berhasil lolos ke babak selanjutnya, kalau Yeonjun jangan ditanya, dia tentu saja lolos dengan mudah.

Jika dengan lomba berpedang, memang paling menarik itu menonton lomba berpedang, olahraga, dan kekuatan sihir karena sama-sama bertarung satu sama lain.

Jika lomba memanah kan tujuan mereka melempar panah ke papan target, itu tidak seru sama sekali bagi sebagian orang.

Penontonnya juga tidak sebanyak saat lomba berpedang tadi sih, walaupun begitu sorakan untuk Yeonjun lebih banyak dari sorakan untuk Marvin dan Karl tadi.

"Kemampuan seorang pewaris tahta memang tidak boleh diremehkan sama sekali ya, walaupun Pangeran Yeonjun berkata kalau Ratu Isabella lebih jago dibandingkan dirinya," ucap Marvin yang kagum dengan kemampuan yang ditunjukkan oleh Yeonjun saat ini.

Soalnya dia dari tadi melempar panahnya tepat selalu di tengah-tengah, meleset itu hanya 1 atau 2 kali saja.

Makanya yang berada di kelompok dengan Yeonjun tampak sudah kehilangan semangat duluan, soalnya mereka pasti bakalan kalah.

"Sebenarnya Raja Ethan juga tidak kalah hebatnya dari Pangeran Yeonjun sih."

Soobin memilih untuk menulikan telinganya saat mendengar nama sang Raja yang disebut oleh Jade.

Mereka jelas tidak tau jika dia itu bermasalah dengan sang Raja, bahkan keluarganya dibantai juga atas perintah sang Raja.

Tapi Soobin juga tidak akan asal mengatakan sesuatu, cukup Yeonjun saja yang mewakilkan semuanya.

Kalaupun Soobin membicarakan hal yang buruk tentang Raja, dia yakin yang percaya mungkin hanya Arabella, Jade, dan Marvin saja, Yeonjun tanpa diberitahu juga sudah tau duluan.

Orang-orang yang mendengar pasti malah akan menghujat balik Soobin, dia yakin.

Makanya memang paling tepat waktu untuk melakukan belas dendam itu ketika semuanya sudah siap.

Soobin juga harus mencari aliansi untuk menggulingkan tahta sang Raja.

Matanya kembali fokus kearah pertandingan di depannya yang sudah mau memasuki babak final.

Arabella masih bisa bertahan, begitu juga dengan Yeonjun.

Dua orang itu benar-benar bagaikan ayah dan anak sekali, soalnya mereka kelihatan menyemangati satu sama lain.

Tapi yang Soobin lihat sih, Yeonjun bagaikan seorang ayah yang menyemangati anak perempuannya, mungkin Marvin dan Jade juga merasakan hal yang sama.

Seperti sekarang, Yeonjun dan Arabella akan menjadi rival satu sama lain, ada 4 orang yang tersisa saat ini, dua di antaranya yaitu Yeonjun dan Arabella.

Yeonjun memegang busur di tangannya itu sambil membidik kearah papan target dimana dia akan melemparkan panahnya tepat di tengah-tengah papan.

Dia melepaskan panah tersebut dan tersenyum saat melihat panahnya tertancap tepat di tengah-tengah papan target.

Yeonjun melirik kearah Soobin yang tampak berteriak menyoraki dirinya yang membuat Yeonjun tersenyum.

Lalu matanya menoleh kearah Arabella yang cemberut ketika panah yang dia lempar hampir saja tertancap di tengah.

"Itu sudah bagus, Arabella," puji Yeonjun sambil menepuk-nepuk bahu wanita di sebelahnya itu.

Arabella lalu menganggukkan kepalanya, ya dia juga memang tidak yakin akan menang melawan Yeonjun sih.

Makanya dibawa senang aja pertandingan final kali ini.

Tinggal beberapa kali lagi mereka akan memanah.

Dari 10 anak panah yang disiapkan, Yeonjun berhasil menancapkan 7 anak panah di papan target dan semuanya tepat di tengah.

Arabella hanya menancapkan 6 anak panah dan hanya 2 yang tepat di tengah-tengah.

Lalu dua murid yang lainnya dibawah Arabella, sudah ketahuan siapa yang akan menang.

Tapi pertandingan ini akan berakhir ketika anak panah di tas mereka sudah habis.

Dan seperti saat ini, Yeonjun mungkin tanpa melihat juga sudah tau dirinya menang.

Telinganya mendengar suara sorakan dari para murid yang menyoraki namanya saat tau dirinya yang menjadi pemenang di lomba memanah kali ini.

Arabella yang berdiri di sebelah Yeonjun bertepuk tangan memberikan selamat ke Yeonjun yang menang.

Ternyata masuk akademi menyenangkan juga ya, Yeonjun suka dengan suasananya, dia lebih merasakan kehidupan tidak seperti saat dirinya sedang memperkuat kekuatannya, dia bagaikan sendirian disana.

Tbc.

Gila book ini partnya banyak sekali dah, mana gak jelas lagi, wkwkw.

Tapi gapapa, intinya lebaran tamat dah.

Semangat puasanya gais, seminggu lebih lagi lebaran tiba.

Ok, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.




















Salam,









Anaknya Taekook.

The Forever Ties -yeonbin✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant