13. Orion bangun?

Start bij het begin
                                    

Dokter Arlen menggeleng pelan, "kondisi Rigel sangat parah om Gibran, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Rigel. Kalian bantu dengan do'a ya.."




•••




'Kecelakaan yang di alami oleh pasien begitu parah hingga menyebabkan kondisi pasien saat ini masih dalam masa kritis. Kecelakaan tersebut membuat beberapa tulang rusuknya patah hingga menusuk pada organ paru-paru nya dan hal itu mengakibatkan paru-parunya terluka sangat parah hingga mengalami pendarahan yang hebat. Pendarahan tersebut tidak hanya terjadi pada paru-parunya saja tetapi terjadi juga pada kepala pasien. Kemungkinan pasien akan kembali bangun sangatlah kecil, kalaupun pasien bisa kembali bangun dia harus mendapat donor secepatnya karena saat ini paru-parunya sudah rusak parah, kalau tidak kemungkinan pasien tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Saat ini hanya alat-alat medis yang bisa menompang hidupnya, tapi jika dalam waktu 1 atau 2 hari pasien masih belum bisa melewati masa kritisnya, entah apakah dia masih bisa untuk melewati hari ketiganya, hanya kekuatan do'a dan tangan Tuhan yang mampu menyelamatkannya, kami tim medis akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasien meskipun kemungkinannya sangat kecil, tapi bukankah harapan itu akan selalu ada?'



Ucapan dokter yang baru saja menangani kondisi Rigel beberapa jam yang lalu terus terngiang di kepala keluarga Nataprawira. Semuanya masih menangis dan tak ada yang baik-baik saja, semuanya shock berat, tubuh mereka luar biasa lemas seketika. Apalagi saat mereka melihat tubuh lemah tak berdaya Rigel yang baru saja di pindahkan ke ruang ICU beberapa saat lalu yang mampu membuat hati mereka bergetar hebat, bahkan mereka tak sanggup untuk menatap tubuh lemah yang di pasangi oleh alat-alat medis itu walau hanya 1 detik.

Jiwa Gibran dan Nadine terguncang bukan main. Orion masih berjuang di ruang ICCU sana, dan kini mereka harus di paksa menerima kembali cobaan melewati anak bungsu mereka yang saat ini juga tengah terbaring lemah di ruang ICU. Kedua anak kembar mereka sama-sama tengah berjuang untuk mempertahankan hidup mereka. Gibran hanya bisa memeluk tubuh sang istri yang tak henti-hentinya menangis. Raut wajah Nadine terlihat sudah sangat pucat, matanya memerah dan sembab lantaran terlalu banyak menangis, kedua netra indahnya yang biasa memancarkan kehangatan kini berubah, kedua netra itu terlihat seperti keputus asaan.

Ya, ibu mana yang akan baik-baik saja di saat putra kembarnya tengah berjuang untuk hidup mereka masing-masing? Nadine lagi lagi harus di paksa oleh takdir untuk menerima semua ini, padahal ia baru saja bisa bernapas lega saat dokter Arlen memberitahukan bahwa Orion sudah berhasil melewati masa kritisnya, tetapi kini napas Nadine kembali di buat tercekat dan tercekik saat melihat kondisi anak bungsunya yang terluka parah akibat kecelakaan yang menimpanya hingga anak bungsunya harus berada di ruang ICU, berjuang untuk hidupnya.

Saat ini Gibran dan Nadine sedang berada di dalam ruang ICU, lebih tepatnya di luar ruangan yang mana kini sang anak bungsu di dalam sana tengah terbaring lemah. Sedangkan anak-anak nya yang lain menunggu di luar ruang ICU, di ruang tunggu. Keduanya menatap sendu sang anak bungsu yang tengah terbaring tak berdaya di dalam sana. Peralatan medis yang biasanya menempel di tubuh Orion saat ia kambuh, kini menempel juga di tubuh sang adik kembar untuk pertama kalinya, bahkan alat-alat medis yang menopang hidup si bungsu itu terlihat lebih banyak.

Tangan Nadine terangkat pelan untuk menyentuh kaca yang menjadi penghalang baginya. Padahal Nadine ingin sekali memeluk anak bungsunya, Nadine cemas jika sang anak di dalam sana akan ketakutan karena ini untuk pertama kalinya Rigel tidur di ruang ICU.

"Sakit ya dek? Tapi ibu yakin adek itu anak yang kuat, ibu tau adek sama kuatnya dengan kak Rion. Adek harus bangun ya? Harus sembuh, ada mas, mbak, kakak, abang, dan kacil yang nunggu adek bangun.."

•What If Orion & Rigel Live Together•Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu