32. The Two Devils 🌑

Start from the beginning
                                    

Sedangkan sang empu hanya berdiam diri atas kasur dengan kaki meringkuk, pandangannya terlihat kosong.

Amanda menghampiri putranya itu. "Sayang.... Hei, Ibu disini" Amanda menangkup wajah putranya agar menatapnya, Max berjalan mengikuti istrinya dan berhenti tepat di belakangnya.

"Sayang tidak apa-apa, Ibu ada disini" Air mata Amanda perlahan jatuh apa lagi melihat keadaan putranya yang begitu jauh dari kata baik.

"Ibu....... " Panggil Darrel terdengar seperti bisikan, namun Amanda masih menangkap jelas suaranya.

"Ya.... Ibu disini sayang, kamu mau apa, hm" Amanda menatap manik legam putranya yang nampak kosong itu seperti mayat hidup.

"Aku.... Menyerah.. Ibu... Kak Damian... Telah mengambil wanita ku, rasanya aku ingin mati saja" ucapnya lirih, Amanda langsung memeluk putranya memberikan ketenangan untuk putranya.

"Shhh.... Tenang sayang, jangan berucap seperti itu, oke" Amanda mengusap punggung tegap putranya, Amanda berhenti sesaat mengetahui dulu punggung putranya selalu berdiri tegap dan kokoh, sekarang dapat ia rasakan punggung tegap yang selalu berdiri tegap perlahan rapuh bagaikan batang pohon yang menua.

"Amanda... " Amanda menatap suaminya, seolah mengatakan melalui tatapannya untuk memberitahukan sebenarnya.

Amanda terdiam sesaat, di satu sisi ia merasa khawatir dengan kondisi putranya jika ia memberitahukan kalo ia ingin menikahkan Violetta dengan Damian sedangkan di sisi lain ada seseorang gadis yang sedang mengandung dan itu membutuhkan seorang Ayah.

"Katakanlah Amanda sebelum terlambat" Ujar Max, Amanda tersadar dari lamunannya.

Ia kemudian beralih menatap putranya. "Sayang.... " Panggil Amanda.

Darrel sedikit mengangkat pandangannya. "Ibu mau bilang sesuatu..... " Amanda menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya.

"Bahwa.... Kami----"

"Bahwa  kami berencana ingin menikahkan Violetta dengan Damian" Akhirnya Max yang berucap. Amanda memejamkan matanya.

Deg

Bagai tersambar petir, Darrel menatap Ayahnya tidak percaya. "Apa maksud Ayah..... APA MAKSUD AYAH SAMPAI BERNIAT INGIN MENIKAHKAN VIOLETTA DENGAN BAJINGAN ITU!!!!!" Teriak Darrel sambil menatap tajam Ayahnya

Sedangkan Max hanya menatap datar putranya tersebut. "Ayah melakukan ini, karena bayi yang di kandung Violetta membutuhkan seorang Ayah, dan Damian harus bertanggung jawab!!" Darrel menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

"Kumohon jangan Ayah..... Jangan pisahkan aku dengan Violetta" Amanda memeluk putranya erat, Darrel menumpahkan segala kesedihannya, hatinya benar-benar hancur melepaskan wanitanya demi pria brengsek itu.

"Kumohon Terima saja, Nak.... Ini akan membuatmu semakin terpuruk terus jika kau masih mempertahankan pertunangan kalian... Jadi Ibu mohon, lepaskan saja dia" Tutur Amanda.

Darrel semakin menjadi, ia menumpahkan segalanya. Hancur sudah mimpinya membangun rumah tangga bersama Violetta, hancur sudah dirinya mendapatkan wanitanya.

🌑Damian🌑

Seorang pria berjalan di sebuah lorong yang sepi sambil bersenandung. Ia melangkahkan kakinya menuju tempat kerjanya.

Sesampainya ia di tempat kerjanya, ia membuka cnop pintu tersebut dan masuk. "Selamat pagi semuanya, pria iblis ini datang" Ucap Damian pada ruang kerjanya.

Damian menatap ruang kerjanya yang begitu sunyi, ia kemudian tertawa keras yang dimana menambah kesan mengerikan pada pria tersebut.

"HAHAHAHA..... Astaga aku seperti orang gila sekarang" Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya, dimana meja kerjanya terdapat sebuah figura yang begitu sangat ia kenal. Seutas senyum muncul di wajahnya.. Ahh.... Lebih tepatnya senyum mengerikan.

Damian mengambil figura tersebut dan memandangnya lamat. "Akhirnya Violetta, kau akan menjadi milikku. Milik Damian Leonel L'nades" Ucapnya pada figura yang ia pegang.

"Dan untuk Darrel...... Ck, kasian pria itu, ia malah mengalami tekanan mental sehingga hampir membuatnya gila" Damian menggelengkan kepalanya merasa sedikit prihatin pada nasib adiknya tersebut.

"Tidak masalah.... Sudah aku bilang bukan, bahwa milikku tetap milikku, walau itu dia kembali ke masa lalu atau tidak... Kau tetap milikku Violetta" Sebuah obsesi terfokus pada satu objek yaitu Violetta.

"Kau milikku, wanita ku, punyaku, dan dunia ku" Seringainya.

🌑Damian🌑

Darrel menatap pantulan dirinya di cermin setelah perdebatan panjang dengan orang tuanya, akhirnya mereka memutuskan untuk menikahkan Violetta dengan Damian.

Darrel mencengkram sisi wastafel tersebut guna melampiaskan emosinya. "Violetta ku..... Dunia ku.... " Lirihnya

"Violetta----ARGHHHH!!" Darrel mencengkram rambutnya dan memukul kaca wastafel itu.

Prang

"Tidak.... Tidak.... Violetta milikku, aku tidak akan memberikannya pada Damian.. Walau Violetta mengandung anaknya aku tetap akan merebutnya kembali.. Aku bisa menjadi Ayah bagi anak itu, ya" Kilatan obsesi terpancar di kedua bola matanya rasa ingin memiliki Violetta dan tekatnya sudah bulat sekarang.

Dua iblis, dan satu malaikat berada di tengah-tengah kedua iblis tersebut.

🌑Damian🌑

Selena memencet bel dering dengan begitu semangat.

"Semangat sekali" Jack menepuk kepala Selena pelan.

"Hehehe, habisnya gak sabar pengen ketemu Violetta" Cengirnya membuat Jack geleng-geleng kepala. Hingga seorang pelayan datang membukakan pintu untuk mereka.

"Eh, nona Selena, dan.... " Pelayan itu tidak tahu siapa pria di samping nona Selena terlihat begitu asing. Selena yang peka mulai menjelaskan.

"Dia temanku Jack sekaligus sahabat Violetta juga" Jelas Selena membuat Jack menahan geram akibat pernyataan barusan.

Pelayan itu mulai paham dan mempersilahkan masuk keduanya.

Keduanya mengedarkan pandangan mereka sampai mereka  tidak sengaja melihat Kenzo yang sedang menelpon.

Akhirnya Selena memutuskan menemui Kakak Violetta itu di ikuti Jack di belakangnya, namun perlahan langkahnya melambat begitu dekat dengannya ia mendengar jelas apa yang Kenzo bicarakan. "Gara-gara bajingan itu!!! Damian, dia menghamili adikku!!"

Deg

Selena tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya begitu juga Jack yang sedikit terkejut namun cepat ia mengembalikan keadaan wajahnya seperti semula, ia melirik Selena yang terdiam kaki di tempat.

"Apa maksud dari ucapan kak Kenzo... " Kenzo membeku di tempatnya, ia perlahan membalikkan badannya dan betapa terkejutnya dia melihat sahabat Violetta tepat berada di belakangnya.

"Apa Damian menghamili Violetta?" Tanya Selena dengan air mata yang perlahan mulai membasahi pipinya.

Kenzo yang melihat kedatangan mereka memijat pangkal hidungnya dan kemudian mengangguk membenarkan ucapan Selena.

"Tidak mungkin"

Bersambung!!

Kemari ada yang komen, ceritanya pendek sekali, juga gk menarik.... Nih yeh monyet gue kasih panjang, kemarin gue sakit makannya ceritanya pendek, dan tergantung mood mimin mau itu pendek atau panjang ceritanya!!!

Damian (The End) Where stories live. Discover now