#3 See you soon!

Börja om från början
                                    

Perasaanku padanya, yah, seperti yang kalian tau, aku menyukainya. Tapi aku tahu, sedalam apa pun perasanku padanya, dia tidak akan pernah menjadi milikku. Karena kalian tahu kan, aku di Jakarta dan dia jauh di Surabaya. Memang sih, ada yang bilang, distance means nothing when you're my everthing, tapikan, lebih mudah mengatakan teorinya daripada menjalaninya langsung. Lagipula aku sudah pernah menjalin hubangan semacam itu sebelumnya. Tapi semuanya berakhir dengan ketidakjelasan di antara kami. Tiba-tiba saja dia menghilang begitu saja. Lagipula, untuk kasus kali ini, Ario belum pernah menyatakan cintanya padaku.

Hari ini benar-benar menjadi hari yang meyenangkan. Kami naik motor matic mainan ketika monas masih sepi, pergi ke museum yang ada di bawah monas, mengantri masuk lift untuk naik ke atas monas, melihat kota jakarta dari puncak monas menggunakan teropong, lalu setelah lelah kami naik delman keliling monas.

Sederhana saja sebetulnya, tapi entah mengapa aku tidak bisa berhenti tersenyum seharian ini. Ada saja lelucon yang dilontarkan olehnya. Atau memang dasarnya aku selalu senang saat dia ada di sampingku?

Tanpa terasa sore sudah tiba. Kami lalu keluar dari arena monas dan bergegas kembali ke stasiun Pasar Senen. Padahal biasanya pada malam hari di monas diadakan pertunjukan air mancur. Pasti sangat romantis sekali jika kami menontonnya.

Dia mengajakku makan dulu di restoran cepat saji yang ada di dekat stasiun. Aku sampai lupa kalau kami belum makan siang karena terlalu asyik bermain bersamanya sedari tadi.

Sekarang sudah pukul tujuh malam. Aku membeli Peron agar dapat mengantarnya sampai masuk ke dalam kereta. Kereta yang ingin dinaikinya belum tiba. Jadi, kami menunggu di tempat duduk di depan jalur 2 sesuai dengan yang tertera di tiket kereta miliknya.

"Kapan kita bisa bertemu lagi?" Aku membuka pembicaraan.

"Secepatnya." Aku hanya mengangguk-angguk. "Bulan depan saya mau dipindahtugaskan ke Batam."

Bohong kalau aku bilang aku tidak kecewa. Batam? Semakin jauh saja. "Kenapa tidak ke Jakarta?"

Dia hanya terkekeh pelan tanpa mau menanggapi. Kurasa dia takut salah menjawab dan nantinya hanya akan melukai perasaanku.

"Saya ingin bisa bertemu kamu setiap hari," akuku jujur. Dia hanya menatapku penuh perhatian.

I wish i could lah down beside you when the day is done.
And wake up to your face against the morning sun ....

"Viona?"

Aku meliriknya. Rasanya aneh setiap mendengar dia menyebutkan namaku. Tapi aku selalu senang setiap kali dia melakukannya. "Ya?"

"Kamu sudah punya pacar?"

Aku rasa aku tahu kemana arah pembicaraan ini. "Belum. Kenapa?"

"Jadi pacar saya ya?"

Aduh, apa yang harus aku katakan?

Beruntungnya aku, tidak lama setelah itu, kereta yang akan dinaiki Ario tiba.

"Eh itu kereta kamu kan?" Kataku terlalu bersemangat.

"Iya." Ario menjawab aneh. Seperti ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi tidak ada yang dia ucapkan.

Aku berdiri mengangguk. "Sampai jumpa lagi!"

But like everything i've ever known,
You disappear one day ....
So i spend my whole life, hiding my heart away ....

Dia berdiri lalu mengacak-acak rambutku. "Ya. sampai jumpa lagi."

Aku hanya tersenyum samar.

Dia tidak juga beranjak untuk masuk ke kereta. Aku mengamatinya cemas. Jangan sampai dia mengulangi pertanyaannya yang tadi.

"Ng, Viona?" Aku menatapnya takut-takut. "Tentang pertanyaan saya yang tadi?"

Aku menimbang-nimbang sebentar. Dia saat ini sedang menatap penuh harap kepadaku. Aku menghembuskan nafas dalam-dalam lalu menjawab yakin. "Akan saya beritahu jawabannya saat kita bertemu lagi."

Dia tersenyum lalu berkata lebih yakin daripada kata-kataku barusan. "Kita pasti bertemu lagi."

Aku berusaha untuk tidak berteriak saat melihatnya pergi menjauh dan perlahan menghilang di balik gerbong kereta. Aku tidak kecewa. Aku tidak akan kecewa karena menolaknya.

Karena saat kita bertemu lagi, jawaban yang kuberikan pastinya adalah 'ya'.

I can't spend my whole life hiding my heart away ....

(⌒∇⌒) THE END (⌒∇⌒)

Song: Hiding My Heart by Adele

#30DaysWritingChallenge

Day 3: Your day in detail




Di perjalanan menuju kampung halaman, 30 Juni 2016.

Behind Every LaughDär berättelser lever. Upptäck nu