"Jangan bertanya-tanya hal yang aneh, Soobin."

"Aku kan hanya ingin tau, lagipula aku bertanya hal ini ke tunanganmu sendiri," balas Soobin yang berhasil membuat Arabella mencak-mencak.

Wanita di sebelahnya itu sudah beneran malu akibat ucapannya.

"Mungkin bisa dikatakan dulu aku berpikir harus mencari pasangan yang tampak cantik dan anggun seperti Arabella sih, dia sebelumnya aku jadikan target untuk mendapatkan pasangan," ucap Marvin secara tiba-tiba membuat Arabella langsung menggoyang-goyangkan tangan laki-laki di sebelahnya itu.

"Hentikan, hentikan, Marvin!" pinta Arabella yang malah terlihat lucu di mata Marvin dan Soobin.

Soobin sih masih tersenyum melihat apa yang ada di sekitarnya itu, lucunya.

"Tapi kamu malah mendapatkan seseorang yang menjadi target utamamu untuk mencari pasangan."

Marvin tertawa sambil membiarkan Arabella yang tampak ngambek di sebelahnya itu.

Lalu dia menoleh ke Soobin dengan tersenyum.

"Itu namanya takdir, sekalian juga bonus sih," ucap Marvin sebelum mengacak-acak rambut Arabella.

Arabella mendecih sebal sambil menginjak kaki tunangannya itu, dia lalu berjalan duluan meninggalkan Marvin dan Soobin.

Marvin meringis sambil memegang kakinya yang baru saja diinjak oleh Arabella tadi.

"Dia kalau ngambek lucu ya."

"Dia itu sedang salah tingkah lebih jelasnya dan setelah aku perhatikan lebih lanjut, salah tingkahnya itu sama sepertimu, Soobin."

Soobin menoleh kearah Marvin dengan tatapan bertanya.

"Maksudnya?"

"Salah tingkahnya sama-sama jelek," jawab Marvin sambil berlari pergi sebelum Soobin ikut menginjak kakinya seperti apa yang dilakukan oleh Arabella tadi.

Lalu Marvin menoleh kearah Soobin lagi dengan jarak yang lumayan jauh.

"Sampai jumpa saat makan siang, Soobin."

Soobin cuma mengangguk dan matanya melihat Marvin yang berjalan pergi ke kelasnya, begitu juga dengan Soobin yang ikut pergi menuju ke kelasnya.

Ketika dia sampai di kelasnya, matanya memperhatikan tulisan yang ada di papan tulis.

Ada ketua kelasnya juga, lebih jelasnya ketua kelas di kelasnya itu ya si Jade, makanya dia lumayan sibuk saat ini.

Soalnya dia yang mengurus daftar murid kelas yang ikut ke acara apa saja.

Mata Soobin melihat masih belum ada nama yang terisi di bidang akademik, apakah anak kelas ini tidak ada yang tertarik ikut lomba itu?

Padahal di kelas mereka itu harus ada minimal 1 orang yang ikut ke bidang akademik.

"Tidak ada yang mau ikut lomba akademik?" tanya Soobin saat dia berjalan menghampiri Jade yang sibuk menulis nama-nama anak kelasnya itu.

Jade melirik kearah Soobin sambil menggelengkan kepalanya, "Makanya aku berharap denganmu untuk ikut ke acara itu."

Soobin mendengar itu menghela nafasnya, tidak ada alasan lain juga dia untuk menolak.

Malah Soobin tidak akan rela jika anak kelas ini ada yang mewakilkan lomba tersebut.

Jade tersenyum setelah melihat anggukan dari Soobin, lalu tangannya segera meraih kembali kapur dan segera menulis nama Soobin di papan tulis.

Anak-anak kelas ini tampak tidak terlalu kaget sih, soalnya yang paling pintar kan memang Soobin jika di bidang akademik.

"Tidak ada orang lain apa?"

Soobin melirik kearah Luna yang baru mengatakan kalimat tersebut, Jade ikut melirik kearah Luna sebelum dia berjalan mendekat kearah Luna.

"Kamu tampaknya tidak ada takut-takutnya ya, padahal kemarin lalu sudah habis oleh Arabella, kalau begitu kenapa kamu saja yang mewakilkan kelas di bidang akademik?" tanya Jade sambil tersenyum mengejek kearah Luna yang mendecih.

Sebelum Luna menjawab, anak-anak kelas yang lain sudah menolak duluan usulan tersebut.

"Kelas kita akan langsung kalah sebelum memulai lombanya, memang sudah paling benar meletakkan Soobin di lomba tersebut."

"Setuju."

"Jika Luna yang ada disana, bisa-bisa kelas kita paling terbawah."

Luna tampak kesal mendengar ucapan dari anak-anak kelasnya, sialan mereka.

Jade lalu berjalan menjauh dari Luna untuk kembali ke papan tulis.

Tangan wanita itu menulis nama Soobin lagi di lomba bidang kekuatan sihir.

"Kamu mau ikut itu kan?"

"Ya, terima kasih," balas Soobin sambil berjalan menuju ke bangkunya membiarkan Jade tetap di depan untuk kembali menulis nama-nama anak kelasnya disana.

Sedangkan di kelas Yeonjun entah apa yang wali kelasnya lakukan, dia sudah di tunjuk menjadi ketua kelas saja.

Tadi ada banyak anak kelas yang menawarkan diri untuk menulis di papan tulis, secara Pangeran seperti Yeonjun masa harus mengotori tangannya untuk menulis di papan tulis begitu.

Namun tawaran mereka semua di tolak oleh Yeonjun, dia tidak masalah jika harus menulis di papan tulis seperti saat ini, lagipula kenapa juga semua orang tampak segan begitu.

Selama di sekolah kan, Yeonjun juga hanya murid yang sama seperti mereka, jadi tidak perlu segan dengan dirinya selama disini.

Tapi tetap saja sih, walaupun Yeonjun menyuruh mereka bersikap biasa saja, tetap saja dari merekanya sendiri yang enggan melakukan hal tersebut.

Yeonjun menulis namanya duluan di bidang kekuatan sihir, semuanya gak ada yang berani membantah sih, kekuatan dari Pangeran yang ada di hadapan mereka itu sudah terlalu gila.

Para senior juga mungkin tidak ada yang bisa menandingi Yeonjun.

Lalu tangan Yeonjun menulis namanya lagi di sebuah lomba memanah, dia cukup percaya diri di lomba tersebut.

Biarkan saja anak kelasnya saja yang mewakilkan kelas untuk di bidang akademik.

Soalnya cukup dia bertemu Soobin di lomba kekuatan sihir saja, tidak jika di lomba akademik yang memang diikuti oleh Soobin.

Pasangannya pasti menang di lomba tersebut, tapi tetap saja Soobin tidak akan pernah bisa mengalahkan Yeonjun di bidang kekuatan sihir.

Mereka boleh pasangan, tapi tentang lomba itu, harga diri Yeonjun di pertaruhkan, jadi dia gak akan berbaik hati ketika dia berdua menjadi rival satu sama lain di lomba tersebut.

Lagipula sepertinya Soobin juga akan marah sih jika Yeonjun tiba-tiba mengalah demi dirinya agar bisa menang.

Tbc.

Nah sekarang masuk arc lomba, sebelumnya kan arc sedih-sedih, wkwk.

Balas dendamnya nanti aja dah, soalnya lagi memikirkan idenya dulu:0

Sip, semangat puasanya gais.

Ok, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.




























Salam,










Anaknya Taekook.

The Forever Ties -yeonbin✔Where stories live. Discover now