20

783 161 13
                                    

Catatan rahasia: halaman 23

Ada banyak hal mengagumkan yang ingin kuceritakan tentang pengalamanku setelah keluar dari menara hari ini!

Ketika gerbang menara dibuka untuk pertama kalinya, ada banyak kuda yang menjemputku. Selama ini, aku hanya bisa melihat kuda dari kejauhan dan tidak pernah membayangkan akan melihatnya sangat dekat.

Sayangnya, Suri tidak bisa ikut denganku ke istana utama. Padahal, aku ingin Suri melihat hal menakjubkan yang sama denganku.

Perjalanan menuju istana utama rupanya cukup jauh, tapi kebun bunga warna-warni yang indah seperti terus mengikuti kereta kuda yang kunaiki. Kolam yang selama ini tak terlihat ujungnya, kini pun bisa kulihat tepiannya. Aku mencari keberadaan sepasang angsa putih yang selalu berenang di kolam itu setiap pagi, tapi  aku tidak bisa menemukan mereka.

Ada banyak orang yang bisa kulihat lebih dekat. Mereka semua tampak senang ketika melihat kereta kuda yang kunaiki lewat. Aku menyaksikan beberapa dari mereka menggendong anak mereka di bahu mereka.

Sepertinya mereka punya hubungan ayah dan anak yang baik. Dan sejujurnya itu membuatku sedikit cemburu, karena aku tahu aku tidak pernah melakukan hal yang sama dengan ayahku sebelumnya.

Aku diminta untuk masuk ke sebuah ruangan, dimana ada banyak orang bermata merah yang berkumpul di sana. Umur mereka sepertinya bervariatif. Ada yang lebih tua dariku, ada yang tampak seumuran denganku, bahkan ada yang masih bayi dan masih ada dalam gendongan pelayannya.

Raja Scarletton III—ayahku—memasuki ruangan yang sama setelahnya, bersama dengan seseorang yang juga berpakaian sama indahnya dengannya. Ini pengalaman pertamaku melihatnya secara langsung, bukan lagi dari lukisannya.

Ayahku memperkenalkan semua orang yang ada di ruangan itu sebagai putra dan putrinya. Aku baru tahu bahwa mereka semua adalah saudaraku. Kulakukan hitungan  cepat dan totalnya kami 24 bersaudara.

Tapi kami tidak berkomunikasi seperti yang kupikir akan terjadi, karena setelah itu dia langsung keluar dari ruangan itu. Tampaknya dia sangat sibuk. Sayang sekali.

Setelah itu, aku melihat kakak tertuaku—sepertinya, karena dia yang paling tinggi di antara kami—berbicara dengan kami satu persatu. Dia adalah Pangeran Brick IX, umurnya 13 dan dia terus tersenyum ketika menanyakan nama dan umur kami satu persatu. Dia cukup ramah, membuat suasana di ruangan itu tidak terlalu canggung.

Aku mengikuti saran dari Suri untuk menjawab seadanya, memperkenalkan namaku dengan suara kecil. Sejujurnya aku ingin berkomunikasi lebih banyak lagi dan menanyakan kabar mereka semua selama berada di dalam menara. Namun, meskipun kami sedarah, aku baru bertemu mereka hari ini dan mereka masih orang asing bagiku.

Dari pertanyaan Pangeran Brick, aku mengenal nama saudaraku yang lain; Putri Cherry XIX, Putri Carmine VI, Pangeran Maroon XVII, Putri Carnelia VII, Pangeran Garnet X, Putri Berry V, Pangeran Garnet VI, Putri Sangria XI dan masih ada banyak lagi yang tidak bisa kusebutkan, karena aku tidak bisa mengingat semuanya.

Tapi, yang paling menarik perhatianku adalah Pangeran Crimson VII. Pangeran Brick terus memanggilnya dengan sebutan Pangeran Mahkota. Dia punya mata yang unik karena hanya satu matanya yang berwarna merah, sementara matanya yang lain berwarna hitam.

Dia juga tidak berbicara terlalu banyak. Sebaliknya, saat Pangeran Brick mencoba berbicara dengannya, tidak ada respons dari Pangeran Crimson.

Aku baru tahu bahwa ternyata selain daripada Pangeran Crimson, kami semua dilahirkan oleh selir ayahku. Mengikuti aturan dari Kerajaan Ilusi—berdasarkan yang pernah kudengar—itu artinya kami semua tidak lahir dari ibu yang sama.

ETHEREAL - The Kingdom of Illusion [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum