Kaila sampai terbatuk karena sodokan keras Budi di mulutnya. Tetapi Kaila tidak menyerah begitu saja. Dia mengikuti tangan Budi yang menggerakkan kepalanya.

"Ahh, sebentar lagi saya sampai. Ahh." Budi mendesah tak karuan.

"Ahhh, lepasin dari mulut kamu, Kaila." Budi mengeluarkan miliknya yang berada di mulut Kaila.

Cairan itu keluar sangat banyak diatas sprei. Kaila sampai tersedak kala Budi mengeluarkan bendanya secara paksa dari mulutnya.

Budi bangun dari posisi tidurnya. Dia menggapai kepala wanita itu. Mencium dengan penuh gairah, merasakan apa yang wanita itu rasakan dari miliknya.

Budi memangku tubuh Kaila. Dia mulai memasukkan pelan miliknya pada lubang Kaila. Mulutnya tidak lepas dari mulut Kaila.

"Ahh pakh." Kaila mendesah nikmat kala milik Budi memenuhi miliknya.

Budi memainkan kedua payudara Kaila. Menyusu dengan sangat nikmat secara bergantian.

Kaila sampai mendongakkan kepala dengan perilaku Budi. Wanita itu meremas kepala Budi untuk mengarahkan pria itu.

"Ahh, gigit pak." Kaila memohon untuk Budi lebih liar memainkan payudaranya.

Tangan Budi berada di pinggan Kaila. Menuntun wanita itu untuk bergerak diatasnya. Dengan posisi seperti ini Kaila merasa milik Budi tenggelam sangat dalam di lubangnya.

Gerakan keduanya semakin cepat. Kaila tidak berhenti mendesah dan menjeritkan nama Budi. Dia menggelengkan kepalanya tidak karuan kala akan mencapai puncak.

"Ahh, pak saya hampir sampai." Kaila klimaks lebih dahulu.

Budi tidak berhenti. Dia belum mencapai pelepasannya.

Pria itu melepaskan miliknya dari milik Kaila. Dia mengubah posisi. Kini Kaila menungging didepan Budi.

Dengan sentakan yang cukup keras pria itu memaksa miliknya masuk ke lubang sempit Kaila. Membuat sang wanita merem melek menikmati kenikmatan yang diciptakannya.

Kaila meremas sprei. Dia berpegangan dengan erat. Budi memompanya dengan kencang dari belakang. Membuat kedua payudara wanita itu bergerak naik turun seirama dengan pacuan Budi di vaginanya.

Sesekali pria itu meremas kuat payudara yang menggantung indah dibawah tubuhnya. Membuat Kaila memejamkan mata menahan rasa sakit.

"Saya hampir sampai. Tahan dulu Kaila." Budi mempercepat pacuannya.

Kaila sudah tidak kuat lagi. Dia menenggelamkan wajahnya di kasur saat akhirnya Budi mencapai pelepasannya. Bersamaan denganya yang mendapatkan pelepasan kedua.

Tubuhnya bergetar hebat merasakan cairan hangat memasuki tubuhnya. Kali ini Budi tidak langsung menjatuhkan tubuhnya. Dia menahan tubuh Kaila sampai seluruh cairannya masuk ke rahim Kaila.

Setelah dirasa selesai, Budi mencabut miliknya. Dia kemudian membaringkan tubuhnya disamping tubuh Kaila yang sudah dia bantu untuk balik posisi.

Keduanya sama terengahnya. Kaila memejamkan matanya merasakan perutnya terasa penuh oleh cairan hangat Budi. Bahkan cairan itu sampai keluar dari vaginanya saking banyaknya jumlah yang dikeluarkan Budi.

Kaila memiringkan tubunya memunggungi Budi. Tiba-tiba dia merasakan kantuk yang tak tertahankan. Dan tidak membutuhkan waktu lama wanita itu sudah terlelap pulas dalam tidurnya.

Budi menyelimuti tubuh telanjang Kaila. Dia kemudian menuruni ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Berdiri dibawah shower yang mengalirkan air dingin, pikiran budi melayang pada moment pertemuan pertamanya dengan Kaila. Bagaimana wanita itu bisa mendistraksi perhatiannya pada rapat paripurna DPR bulan lalu.

"Pak Budi, kenalkan ini anak magang saya namanya Kaila. Asli solo ini pak." Pak Singgih memperkenalkan Kaila pada Budi.

"Salam kenal pak, saya Kaila Diah Rasha dari Solo." Kaila menjabat tangan Budi.

"Halo, Kaila. Kamu masih kuliah ya? Semester berapa?" Budi bertanya dengan ramah.

Mata pria itu tidak beralih sedikitpun dari mata Kaila. Wanita itu memiliki mata indah dengan bola berwarna hitam. Keduanya saling menatap cukup lama.

"Iyaa pak, saya semester 5 ini." Kaila menjawab sopan.

"Wah beruntung sekali ya pak Singgih dapet yang masih fresh gini. Haha." Budi sedikit bercanda.

Kaila tersenyum manis di hadapannya. Wanita itu tidak berhenti menatap Budi. Bahkan dengan terangnya Kaila memberikan tatapan menggodaa. Membuat Budi berdeham singkat.

Setelah perkenalan singkat itu, Budi jadi lebih sering bertemu Kaila. Dia sering mengajak wanita itu pergi kunjungan dinas dengan alasan untuk memberikan pengalaman pada Kaila. Kebetulan dia dan pak Singgih dari 1 partai jadi lebih mudah untuknya membawa pergi Kaila.

Pertemuan intens keduanya menumbuhkan rasa ingin tahu satu sama lain. Tetapi karena terhalang oleh status baik Kaila maupun Budi tidak ada yang berani memulai bermain api. Hingga akhirnya dengan berani Kaila memberikan umpan yang dimakan dengan baik oleh Budi.

Dan disinilah mereka berdua. Saling menikmati satu sama lain demi mendapatkan kepuasan. Keduanya sama-sama sadar dan menikmatinya. Tidak ada paksaan sedikitpun.

Budi telah selesai dari acara mandinya. Pria itu menggunakan piyama tidur dan membaringkan tubunya disamping Kaila yang sudah tidur lelap.

Dia mengecup pundak terbuka Kaila. Membuat Kaila sedikit terganggu.

"Ada apa pak?" Kaila berbicara serak dalam setengah sadarnya.

"Kamu tidak mau mandi dahulu?" Budi masih bertahan di pundak yang selalu menggodanya itu.

"Ehm besok sekalian aja, pak. Saya ngantuk mau tidur aja." Kaila merubah posisinya.

Kini dia berhadapan dengan Budi. Membuat pria itu menelan ludah dengan penampilan Kaila yang nir busana. Dan yang bisa dia lakukan hanya memeluk wanita itu. Mungkin besok pagi dia akan meneruskan yang telah mereka perbuat selama beberapa jam terakhir.

Tidak lama Budi juga menyusul Kaila menuju alam mimpi. Keduanya tidur dengan posisi saling berpelukan.



Happy Reading!
Jangan lupa meninggalkan jejak vote dan komen;)

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now