Bab 2

22 6 2
                                    

Julian atau lebih tepatnya agras terbangun dari tidurnya, ia mengucek matanya dan melihat sekeliling.

"Huh? Sejak kapan kamar gue warna nya biru langit?" Agras menatap salah satu bingkai foto yang ada di samping tempat tidur, membelalakkan matanya tidak percaya akan hal yang dia lihat. Julian, foto itu fotonya julian.

Agras bangun dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar lalu bercermin. Benar saja, tubuhnya sekarang jauh lebih pendek sekitar 168 cm dan otot perutnya berubah menjadi perut yang putih mulus ramping, wajahnya sekarang terlihat jauh lebih cantik dan menggemaskan. Ini berbanding terbalik dengan tubuh aslinya, agras rasanya ingin langsung bunuh diri saja.

"Cewek aja kalah ini anjing, kok bisa? Gue transisi? Eh, transmigrasi?..." agras memikirkannya cukup lama sebelum suara berat menyadarkannya, seorang pria berteriak dari luar pintu kamarnya.

"Woi sialan! Bangun anjing, kebo lo?!" Pintu kamarnya di ketok tidak sabaran, agras berjalan keluar dan membuka pintunya, itu kakak kedua nya julian, seingat agras dia memang jarang muncul.

"Apasih anjing? Santai aja bisa kagak?!" Agras balik ngegas, Argantara putra malerick hanya menatap agras bingung.

"Bangun, makan. Gue ga mau susah kalo tiba tiba lo mati." Arga pergi ke meja makan, agras mengikuti arga dari belakang.

'Mungkin gue harus terbiasa dengan tubuh julian, hff..' julian sampai di meja makan dan duduk di samping si protagonis, Kirania desvita malerick.

"Eh? Kak lian udah bangun?" Kiran tersenyum manis ke arah julian, tapi julian malah melihatnya seperti tersenyum licik. Julian hanya mendengus kesal dan memutar matanya malas.

"Buta mata lo? Kalau gue udah disini berarti udah bangun." Julian melipat tangannya di depan dada dan menatap kiran malas dan ketus. Julian bisa melihat mata kiran berair, kiran menunduk dan meneteskan air matanya.

'Hadehh, mulai dah dramanya si anjing.'

Kiran terisak cukup keras, mungkin ngode biar keluarganya liat terus marahin julian. Benar saja, Jagath yang duduk di sebelahnya mendengar isak tangis kiran lalu memeluknya, julian rasanya ingin muntah. Kiran balik memeluk kakaknya dan menangis kencang.

PLAK

Pipi kanan julian ditampar arga, kakak keduanya. Panas, perih, sakit, itu yang julian rasakan. Arga menatap marah julian, julian hanya bisa menunduk.

"BISA GA LO GA BIKIN KIRAN NANGIS SEHARI AJA HAH?!! EMANG BEBAN KELUARGA SIALAN. MINTA MAAF LO SAMA ADEK GUA!" Arga menatap julian dengan tajam, julian menghembuskan nafas kasar.

"Adek lo duluan yang basa basi anjing, lagian cengeng amat dibales begituan aja nangis. Crybaby.." julian menyeringai saat kiran menangis semakin kencang, jagath berdiri dan ingin menampar julian tapi ditahan. Namun, tak berselang lama jagath bisa melepaskan tangan dari cengkramannya dan menampar pipinya.

'Anjing, apa karena gue julian kekuatan gue ga cukup kuat buat nahan si bangsat ini?' Jagath menatap nyalang julian lalu kemudian melempar makanan yang ada di piring julian ke lantai, julian membelalakkan mata tidak percaya atas tindakan jagath.

"Makan tuh, jilatin lantai. Mau makan kan lo?"

"Brengsek, lo aja sana anjing jilatin lantai. Lo kira gua hewan hah?! Babi lo, ga punya hati nurani. Iblis lo kon-"

"LIAN!!" Julian menatap ke arah pintu masuk, pria berbadan tinggi dan berotot menatapnya sambil tersenyum. Siapa?..

Pria itu mendekat dan berhenti di depan julian dengan senyuman yang masih terbit di wajahnya.

"Lo siapa anjing? Main masuk masuk rumah orang aja!" Pria itu tersenyum saat julian mengumpatnya, agak kaget sih tapi dibiarkan saja. Dia merangkul julian dan mengecupi pipinya.

"NAJIS HOMO!" Julian menjauh dan memukul dada pria itu, namun pria itu sepertinya tidak merasakan sakit? Julian menatapnya cukup lama lalu menganga tidak percaya.

Itu pria yang muncul saat S2, agras tidak membacanya, hanya menghafal karakternya. Ini Kevano adnan brawijaya. Seingatnya dia lah satu satunya teman yang ia punya, mereka kenal karena julian menolongnya saat ingin bunuh diri di dekat sungai, pertemuan yang klise tapi julian senang masih ada orang baik sepertinya di dunia ini. Kevano anak dari Madven radka brawijaya orang terkaya nomor 3 di dunia. (Inget ini fiksi)
Kevano cukup berpengaruh, dia punya satu perusahaan dan satu tempat makan yang ia kelola sendiri, kevano dan madven penyumbang terbesar di sekolahnya, kevano juga memiliki geng yang namanya SilhouetteNight. Kiran yang tadinya menangis tiba tiba tersenyum manis dan memasang wajahnya yang sok polos.

"Tumben kak kevan ke sini...~" kiran berdiri dari duduknya dan memegang lengan kevan sambil berbicara dengan suara yang lembut dan mendayu dayu, julian rasanya ingin memukul wajah wanita itu.

Julian berpikir sebentar, kalau ada kevan berarti ini S2? Tapi awal nya S1. Apa ini campuran antara kedua dimensinya? Julian merasa sangat bingung saat ini, apalagi saat menyadari di jari kelingking nya ada 8 benang merah, salah satu benang nya menyala terang. Julian tidak tau benang apa itu, tapi yang pasti dia melihat kevan mempunyai benang yang sama dan benang itu sama bersinarnya dengan miliknya. Agras jadi menyesal tidak membaca S2, jadinya kan ga tau kalo ada cerita tentang benang merah.

"Lepas, ganggu aja lo murah." Kevan melepas rangkulan lengannya pada kiran dan menggenggam tangan julian lalu menariknya keluar.

















Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Si Cowok MachoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang