Rahasia Marina

En başından başla
                                    

"Maaf jika pertanyaan tante membuat kamu sedih, tante tidak tau jika oma Sinta sudah berpulang menyusul mendiang Kinara". Marina melihat wajah sedih Arunika menjadi tidak enak hati.

"Iya tidak apa - apa, dimana putri tante?". Arunika berpura - pura menoleh ke kanan kiri mencari Miranda, padahal sebenarnya Arunika tau jika Miranda tidak berada di rumah.

"Putri tante sudah seminggu pergi berlibur ke luar kota, entah kapan kembalinya padahal tante sudah kangen dengannya". Ucap Marina dengan wajah sendu.

"Apa tante baik - baik saja?". Tanya Saat menatap wajah Marina.

"Ya tante baik - baik saja, kamu makan siang disini ya temani tante, lagi pula ini sudah waktunya makan siang". Ajaknya.

"Gak usah tante, Arun gak mau ngerepotin tante".

"Tidak repot kok ayo kita ke meja makan, anggap saja tante ini sebagai tante kamu, jadi kamu gak usah sungkan - sungkan". Marina mengajak Arunika ke ruang makan, di sana sudah ada banyak makanan yg tersaji di meja lengkap dengan makanan penutupnya.

"Kamu harus makan yg banyak supaya asupan nutrisinya terpenuhi". Ucap Marina sambil mengisi piring Arunika dengan berbagai macam lauk.

"Ini kebanyakan tante, takutnya nanti gak habis malah jadi mubazir". Arunika menatap porsi jumbo di piringnya, dia jadi kenyang sendiri melihatnya, bagaimana tidak jadi porsi jumbo jika semua macam jenis lauk yg tertata meja di taruh pada piring Arunika walaupun hanya satu sendok.

"Gapapa, pokoknya kamu harus mencicipi semua menunya meski cuma sedikit". Mau tidak mau Arunika menuruti perkataan Marina, mereka berdua makan dengan khidmat.

Setelah selesai makan, Arunika meminta ijin untuk menumpang di toilet, Marina mengarahkan Arunika ke toilet kamarnya karena toilet yg biasanya di pakai dekat tangga sedang rusak kran airnya, tadi pagi dia sudah menghubungi seseorang untuk membenarkannya.

"Tante tinggal ke bawah dulu ya kelihatannya ada tamu yg menunggu tante di luar". Marina meninggalkan Arunika di dalam kamarnya setelah tadi mengantarkan Arunika keatas.

"Baik tante". Arunika menjawab sambil menganggukkan kepalanya.

Setelah di rasa Marina turun ke bawah Arunika mengunci pintunya dan memulai aksinya untuk mencari bukti rekaman suara yg asli mendiang mamah Devian saat di ancam oleh Marissa, menurut informasi dari anak buahnya, Marissa menyimpan rekaman asli itu di kamar Marina, karena rekaman yg di berikan Marissa pada David dan oma Renata itu sudah di edit, ada beberapa kata yg sengaja di potong agar keluarga Mahawira percaya jika mendiang Raline memberi amanat agar David menikahi Marissa dan menjadikannya ibu sambung bagi Devian.

Sepuluh menit berlalu, Arunika sudah mencari di semua laci yg berada di dalam kamar itu tapi hasilnya nihil, barang yg di cari tidak ada di sana, saat Arunika bingung ingin mencari kemana lagi, tidak sengaja matanya melihat rak buku yg ada tombol kecil di antara deretan buku, Arunika berjalan mendekati rak buku itu, dan saat di pencet tombolnya Arunika kaget dengan apa yg di lihat di depannya, sebuah ruangan rahasia yg berada di balik rak buku. Saat Arunika masuk ke dalam, Arunika heran mengapa ada banyak foto ayahnya yg menempel di dinding, dari ayahnya remaja sampai foto terakhir ayahnya berada di indonesia semua terpajang disana. Arunika mengambil salah satu dari foto itu, foto yg lebih besar dari yg lain, foto ayahnya yg saat itu mengenakan setelan manset hitam yg di lapisi jas hitam dan celana bahan berwarna hitam, disana ayahnya terlihat gagah dan tampan, Arunika mencoba membalikkan foto yg berada di dalam pigura itu, disana ada tulisan tangan dari Marina yg berisi tentang curahan hatinya yg di rangkai menjadi secarik puisi.

Dalam kelam aku teringat dirimu

Terbayang akan wajahmu yg slalu hiasi tidurku

Kau tlah hadirkan sejuta mimpiku yg sempat sirna di telan bulan purnama

Hadirmu bagaikan setetes embun pagi yg menyejukkan gersangnya relung hatiku

Kau tlah obati luka dalam asa ku

Ku harap kau tak hancurkan secercah harapan di hatiku

Terima kasih tlah menjadi bintang yg tlah menerangi ruang hatiku yg tak bertepi.

Hari Arunika tersentuh saat membaca secarik puisi yg di tulis oleh Marina, ternyata selama ini Marina menyimpan perasaan cinta yg mendalam pada Ayahnya, sejenak Arunika terbuai dengan kalimat puitis yg Marina curahkan itu hingga Arunika sadar akan tujuannya masuk ke dalam ruangan rahasia itu. Arunika bergegas mencari flashdisk yg berisi rekaman itu, lima belas menit mencari akhirnya Arunika menemukannya di laci yg berada di antara tumpukan map - map yg Arunika sendiri tidak tau apa isinya, Arunika mengantongi flashdisk itu dan saat akan menutup laci dia melihat map merah yg di depannya tertulis surat perjanjian, tangan Arunika menjadi gemetaran saat membaca isinya, tubuhnya luruh ke lantai, air matanya menetes di pipinya, hatinya hancur saat mengetahui rahasia besar yg telah di sembunyikan oleh Marina.

My CEO is My Ex (On Going)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin