" Kana ayo main! Kit baru beli ini." Pamer kit ke arah mobil-mobilan yang dia bawa.

" S-sing?" Lirih mew. Matanya membulat sempurna saat melihat siapa yang datang bersama kit. Mew meremas kasar kepalanya yang tiba-tiba berdenyut.

" Mew kok bisa disini?" Tanya sing.

" Lo yang ngapain disini? Bukannya lo pindah keluar negri?" Tanya mew pelan.

Sing menaikkan sebelah alisnya, dia menyentil kepala mew, sampai Mew mengaduh kesakitan.

" Gak ada yang pindah, akal sehat lo yang pindah. Ketinggalan pas kecelakaan kayaknya." Gerutu sing.

Mew langsung diam. Matanya terlihat sedikit kosong saat berusaha mengingat kejadian sebelum dia kecelakaan. Seperti nya delirium nya belum sembuh sepenuhnya. Karena pikirannya masih berfokus dengan khayalannya. Bukan dengan kehidupannya di dunia nyata.

" Phi mew! Phi mew punya mobil seperti ini?" Tanya kana sambil menyentuh tangan mew.

Mew tersentak, dia melirik ke arah tangannya yang sedang di pegang oleh kana.

" Phi mew! Itu mobil seperti kit." Tunjuk kana.

" Lo beli dimana?" Tanya Mew ke arah sing.

" Tadi sebelum kesini mampir ke toko mainan, yang dekat restoran mamah lo." Sahut sing.

" Kana mau mobil-mobilan kaya gitu?" Tanya mew.

Kana menoleh ke arah mew, sedikit mendongakkan kepalanya agar bisa menatap rahang tegas milik remaja itu.

" Nanti minta belikan ayah. Tunggu ayah pulang yah!" Sahut kana.

Mew tertawa geli, kok dia yang di suruh tunggu ayah nya kana.

" Sebentar ya, phi yang belikan." Ucap mew.
Mew mengeluarkan handphonenya lalu menyuruh salah satu orang suruhan Papah nya untuk membelikan kana mainan yang sama persis dengan milik kit.

" Kana di belikan ya phi? Kaya kit di belikan phi nya?" Tanya kana.

" Iya phi belikan, sabar ya. Tunggu sebentar lagi mainannya datang." Sahut mew.

Kana mengangguk lucu, dia kembali memperhatikan kit yang tengah sibuk bermain dengan mobil remote control.

Kana tersentak saat tangannya di genggam oleh mew. Dia menoleh ke arah mew. Membiarkan remaja itu mengecup punggung tangan nya.

" Mew?" Tegur sing.

" Hm.. gemas, tangannya kaya ulat." Kekeh Mew.
Dia sibuk mengusap lembut punggung tangan kana. Yang di usap pun hanya diam membiarkan mew memainkan tangannya.

" Masih bocil loh mew, jangan jadi pedo." Tegur sing.

" Pedo apa sing? Gw gak ngapa-ngapain." Sahut mew.

" Gw paham sama tatapan lo ya, ya gw paham kita ini lagi masa puber, tapi ya mikir juga. Jangan sampai aneh-aneh sama anak kecil." Bisik sing.

" Lo sendiri gimana? Sama aja kan?" Tanya mew.

" Mana ada, kit tuh anak nya temen nyokap gw, emang sering di titipin dirumah gw. Tadi dia yang ngajak gw kesini. Kata nya mau main sama temannya dirumah sakit. Jadi yasudah gw anterin." Sahut sing.

SAINGAN [ END ] || Tersedia Versi PDF✔️Where stories live. Discover now