23. Papih Marah?

Mulai dari awal
                                    

"Jaehyun! Jangan kayak anak kecil deh, tungguin Abang Adek dulu kita sarapan bareng!" Tegas Taeyong pada Jaehyun.

Jaehyun hanya mengangkat bahunya acuh dan itu sukses membuat Taeyong ingin mengebrak meja makan namun ia urungkan mengingat sarapan pagi sudah tersaji diatas meja tersebut.

"Terserah deh. Makan sendiri, biar gue aja bareng Abang Adek." Kata Taeyong dengan sangat kesal.

Ia bangkit dari duduknya meninggalkan Jaehyun yang sama sekali tidak perduli dengan kepergian Taeyong dari meja makan. Jaehyun tampaknya memang benar-benar sangat kesal dengan kejadian tadi malam.

"Dek makan dulu, baru mandi. Keburu nasi gorengnya dingin nanti." Kata Taeyong sambil berjalan mendekati Jeno yang masih anteng duduk di ruang keluarga dengan menonton kartun kesukaannya.

"Iya, Mamih." Jawab si bontot, namun bocah itu masih saja anteng menonton.

"Adek, Yaampun dek. Susah banget dibilangin." Kata Taeyong yang udah sangat frustasi di pagi hari melihat Jeno apalagi Jaehyun yang ngambek sukses membuat emosi Taeyong diuji.

"Adek nunggu Abang dulu selesai pakai baju." Kata Jeno sambil melirik sebentar kearah Mamihnya.

Taeyong hanya menggeleng pelan, "Kita makan disini aja, bentar Mamih ambilin dulu sarapannya." Taeyong melangkah kembali kearah meja makan.

Ia mengambil piring berisi sarapan untuk anak-anaknya, Jaehyun yang melihat pergerakan Taeyong tersebut langsung mendelik tidak suka.

"Makan disini!" Tegas Jaehyun saat Taeyong hendak membawa piring tersebut ke ruang tamu seperti janjinya pada Jeno.

"Lah ngapain? Sarapan lo juga udah mau habis. Situ yang main makan sendiri juga." Sewot Taeyong.

Jaehyun hanya menatap Taeyong datar, "Makan disini. Nggak ada yang makan diruang keluarga." Tegas Jaehyun terdengar seperti titah yang tidak bisa dibantah.

Taeyong menghela nafas berat, malas untuk beradu argumen di pagi hari. Ia lebih memilih untuk mengalah, jujur saja hawa yang sedang dipancarkan Jaehyun sangat dominan. Membuat Taeyong sedikit takut untuk membangkang.

"Iya bentar, panggil dulu anak-anak." Kata Taeyong akhirnya mengalah.

Ia bergegas kembali keruang keluarga dan mendapati Abang yang sudah wangi duduk anteng disebalah Adiknya.

"Abang Adek, ayuk sarapan. Papih udah nunggu dimeja makan." Ujar Taeyong memanggil anak-anaknya.

Dua krucil itu mengangguk semangat, lalu berlari kecil ke meja makan dan Taeyong mengikuti dari belakang sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya.

"Mamih. Adek nggak suka telur dadar, Adek mau mata sapi, Mih."

Tuhkan ada aja!

Jaehyun yang awalnya hanya diam langsung memberikan tatapan nyalang pada Jeno, "Nggak usah banyak mau. Makan aja!" Ujar Jaehyun sangat datar.

Adek yang awalnya merengek pada sang Mamih langsung menoleh kearah Papihnya. Ia menatap Jaehyun cukup lama, mencoba meneliti apakah ada yang salah dari suara Papihnya barusan.

"Iya, Adek. Udah makan itu aja, kasian Mamih." Saut Abang disela-sela Jeno masih menatap Papihnya.

Abang tidak sama kalah terkejutnya dengan Jeno, Papih yang mereka tau tidak pernah bernada tegas seperti tadi. Apalagi wajah Papih yang menunjukkan ekspresi tidak bersahabat membuat Mark cepat-cepat menegur Adiknya.

"Papih? Adek ada salah?" Tanya Jeno menatap Jaehyun dengan serius. Matanya yang segaris itu mencoba meneliti ekspresi wajah Papih yang berada dihadapannya sekarang.

Choose Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang