"Ya udah, besok besok di cek lagi ya? Kalau ada PR langsung ditulis apa saja PR nya dan buat hari apa biar gak lupa" ucap Renjun mengusap kepala Ayden pelan.

"Kakak juga kesal satu lagi!!"

"Apa kak?"

"Kakak kesal Papa gak pulang pulang!!" Renjun seketika menahan tawanya mendengar Ayden yang sangat kesal karena merindukan Papanya.

"Baru ditinggal tiga hari kak, kakak kangen Papa? Kalau kangen, nanti kita telfon ya?"

"Endak! Kakak gak kangen kok!"

Renjun kembali menahan tawanya. "Terus kenapa kok kesal Papa gak pulang?"

"Soalnya biasanya Papa yang jemput, kalau Papa yang jemput bisa beliin kakak kinderjoy. Kakak sudah lama tidak makan kinderjoy, kakak rindu makan kinderjoy"

Seketika Renjun mengedipkan matanya tak percaya. Ya elah lin ternyata anak lu bukan kangen sama lo tapi kangen sama kinderjoy yang selalu lo kasih diem diem tiap pulang sekolah.

"Papiii.. kakak mau kinderjoy.."

Renjun kemudian menghela nafas pelan, ia memang sudah satu bulan ini tidak memberikan jatah coklat pada Ayden karena kemarin Ayden sempat sakit gigi dan menangis seharian membuatnya pusing. "Ya udah, Papi kasih Kakak 1 kinderjoy ya? Reward buat kakak yang sudah hebat hari ini" Ayden kemudian mengusap air matanya dan mengangguk senang.

"Kakak cuci muka dulu ya? Ganti baju terus susul Papi di bawah. Makan siang dulu baru makan coklat, gimana?"

Ayden hanya mengangguk sembari kembali mengusap air matanya. Ia turun dari ranjangnya dan berjalan keluar menuju kamar mandi. Sedangkan Renjun kembali turun menghampiri Rui yang ternyata sudah tidur dengan tenang di atas sofa.

Malam harinya Renjun dan kedua buah hatinya sudah berada diatas ranjang bersiap untuk tidur. Renjun berada ditengah-tengah kedua buah hatinya, membatasi mereka karena Rui dan Ayden kalau tidur suka bergerak memutar tidak bisa diam.

"Pwapii, nyenyennn" gumam Rui sembari menarik-narik baju Renjun.

"Ih dedek udah gede kok nyenyen?! Maluuu ihhh!! Nanti kakak kasih tau temen temennya dedek kalau dedek masih nyenyen" goda Ayden

"Ihhh! Akak jeyekkk cekaliiii!!"

Renjun hanya terkekeh mendengar perdebatan kedua anaknya itu. "Kakak PR nya sudah semua kan?"

"Sudah Papi"

"Beneran sudah? Nanti ada yang lupa lagi"

"Iyaa.. sudah"

"Papi, Papa jadi pulang kapan?"

"Harusnya masih 4 hari lagi kak. Kakak sama adek mau titip apa?"

"Kokatttt!!!"

"Coklat adek"

"Kokattt kakak"

"Coklat! Ayo ikutin kakak, cooo... klat"

"Kooookaattt"

Ayden kemudian menggeleng, sedangkan Renjun terkekeh. "Besok kita telfon Papa ya? Tadi Papi udah telfon Papa tapi belum diangkat juga sampai sekarang" Renjun kemudian menoleh pada Mingrui yang tiba tiba terdiam. "Loh? Cepet banget udah tidur" ujarnya ketika melihat Rui sudah terlelap dengan jempol yang masuk ke mulutnya.

"Dedek nih kayak Papa, kena bantal dikit langsung bobo" ucap Ayden diangguki setuju oleh Renjun.

"Ya udah, kakak bobo juga"

Ayden mengangguk kemudian menarik selimutnya. "Bilang Papa ya Papi, cepat pulang" ujarnya sebelum mulai memejamkan matanya. Renjun terkekeh dan mengangguk, ia kemudian mengusap punggung Ayden membantunya agar cepat terlelap.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now