「 twenty three 」

413 42 2
                                        

Enjoy!

"Intinya, pada suatu saat nanti. Bakal ada yang berkorban, tapi gue ngga tau itu siapa"

Doyoung menghela nafasnya lelah, dia membagikan hasil mengupingnya tadi dengan tiga saudara termudanya yang lain.

"Harus banget kita sampe nguping gini?"

"Mau ngga mau? Daripada lo ngga tau apa-apa, para abang juga ngga mau ngasih penjelasan ke kita. Terpaksa, kita harus nguping supaya tau semuanya"

"Kenapa ngga pake kekuatan kalian berdua sih? Kalian kan pasti ada mantra pembaca pikiran!"

Protesan Junghwan membuat ketiganya terdiam.

"Bener juga, kalian berdua kan penyihir!"

Haruto sama Jeongwoo cengengesan.

"Iya ya...kenapa ngga kepikiran dari dulu" ucap Jeongwoo, Haruto menghela nafasnya.

"Bego"

"Dih, elo juga bego ya! Kita sama-sama penyihir tapi ngga kepikiran!"

"Widih, lagi bahas apa nih. Kayaknya asik, sampe gelut gitu" sahut Jaehyuk dari arah tangga yang sedari tadi memperhatikan perdebatan empat saudara termudanya.

Ngga dipungkiri kalo dia tau awal percakapan mereka kayak gimana.

Jaehyuk mendudukkan diri di sofa single, keempatnya terdiam.

"Bang, sejak kapan lo di sana?"

"Hm? Sejak, kalian membuka percakapan mungkin?"

Keempatnya kembali terdiam, itu berarti-

"Iya, gue tau. Nih gue kasih tau ya. Kita, ah sorry. Maksudnya para abang tertua ngga mau berbagi masalah ini ke kalian itu juga karena mereka tau, pastinya kalian berempat yang paling ngga terima. Kalian juga ngga bakal suka dengan keputusan yang bakal diutarakan dia suatu saat nanti"

"Pengorbanan?"

"Kalian tau itu siapa"

"Hal yang berkaitan dengan ngga terimanya kita itu cuma-"

Doyoung melotot, begitu tiga yang lainnya. Seolah pikiran mereka saling terhubung. Jaehyuk tersenyum.

"Dah, jangan dipikirin. Ayo ke depan, yang lainnya udah pada nunggu tuh"

"Loh, kita mau kemana?" Junghwan bingung.

Ctak

Haruto menyentil dahi yang termuda, "pindah bego, kan kemaren udah dibilangin"

Junghwan mengusap dahinya yang disentil dan membuat raut lucu seolah merajuk. "kan gue lupa"

"Dih, bayi udah pikun"

"Gue bukan bayi!!"

"Iyain"

---

"Lo yakin aman sama yang kali ini?" tanya Hyunsuk yang mulai merasakan aura tidak mengenakkan dari Heeseung.

"Iya, gue yakin kali ini bakal aman"

Mereka sekarang tengah berada di lorong gang kecil, pantas saja Hyunsuk mencurigainya. Karena jalan yang mereka lewati, rawan digunakan untuk kejahatan.

Sring

"Doy-"

"Lo siapa?" tanya Doyoung dengan nada datar, pedangnya dia arahkan ke leher Heeseung, siap untuk menusuknya kapan saja dia mau.

Heeseung berhenti, dinginnya mata pedang yang tajam itu menyentuh lehernya, membuat bulu kuduknya merinding dan menelan ludah dengan susah payah.

"Gue, Park Heeseung" jawaban Heeseung seperti mengasal, yang lain mengerutkan kening bingung.

HARTA「 LENGKAP✔ 」Where stories live. Discover now