BAB 4

10.2K 417 8
                                    

Deen hapal betul kemana arah mobil yg dikendarainya melaju, ia meremas kedua tangannya ketika memasuki pagar megah didepannya. Manik matanya menangkap sederat kendaraan mewah terparkir rapi, ia tahu itu bukanlah milik keluarga Mcraide. Hanya satu jawaban, keluarga Marck pasti ada dikediamannya. Kegelisahan menerpa Deen, entah apa yang terjadi nanti ketika ia menjelaskan keadaannya yg tak dapat melanjutkan pernikahan dengan keluarga Marck. Ya. Pagi tadi ia menelpon James bahwa ia tak bisa menikah dengan Shine, dan sekarang, setelah seharian ia pergi dari rumah kakaknya pasti sudah memberitahu perihal pembatalannya pada keluarga Marck. Deen merasakan kehangatan menjalar dikedua tangannya, Mike menggenggam tangannya. Ia sedikit merasa tenang ketika pria itu berada disisinya, setidaknya ada seseorang yang mendukungnya.

"Terimakasih, Mike." Mike mengernyit menatap Deen. Gadis itu hanya tersenyum samar, tapi mampu menjungkirbalikkan dunianya seketika.

"Terimakasih, sudah menemaniku." Meski terdengar sepele. Mike ikut tersenyum, senyum yang sudah lama ia tinggalkan demi gadis itu, Deen.

-----

Deen dapat merasakan tatapan menusuk setiap orang di ruang tamu keluarga Mcraide. Bagaimana tidak? Deen masuk kedalam bersama seorang pria disisinya. James berjalan cepat mendekati adiknya.

"Apa yang terjadi, Deen? Dan...," James melirik sekilas pada Mike. Mike hanya tersenyum samar menimpali pertanyaan James.

"Kakak, aku..,"

"Kau darimana saja, Deen?" Suara itu menyela ucapan Deen. Suara pria berambut blonde yang kini berada dibelakang kakaknya. Deen menatap pria itu sebentar, Shine Marck. Tatapan Deen bertemu dengan tatapan Tuan dan Nyonya Marck. Ia menatap mereka dengan senyum sopan miliknya.

"Maafkan aku, aku tak bisa melanjutkan pernikahan ini, tuan Marck."

Ucapan Deen seakan mengguncang seluruh ruangan. Wajah Nyonya Marck menjadi merah padam, "Tak bisa? Apa yang sebenarnya kau pikirkan, Deen? Semua sudah dipersiapkan, bahkan semua undangan telah disebar. Bagaimana bisa kau membatalkan pernikahan dengan cara seperti ini?" Ucapnya setengah berteriak. Deen kembali meremas tangannya, ia gelisah. Mike menangkap raut tak nyaman Deen. Ia berdeham pelan mengalihkan setiap pandangan orang-orang padanya.

"Maafkan saya sebelumnya, Deen benar-benar tak dapat melanjutkan pernikahan ini, Tuan dan Nyonya Marck." Tuan Marck menatap Mike tajam.

"Apa maksud ucapanmu anak muda? Dan siapa kau hingga berani mencampuri urusan dua keluarga ini?" Mike tersenyum sinis.

"Ah.., saya mohon maaf belum sempat memperkenalkan diri, saya Mike Hoston, mungkin anda pernah mendengar nama itu, tuan Lucas Marck." Mike menekankan ucapannya pada kata terakhir. Ia dapat melihat wajah pria itu sedikit menegang, akantetapi ia dapat menguasai keadaan. Ia menatap Mike, "Lalu, apa yang membuat pengusaha sukses seperti anda datang kekediaman keluarga Mcraide, Tuan Hoston?" Mike menyeringai. Pria paruh baya ini benar-benar tak terpengaruh akan intimidasinya. Ia bahkan dapat melihat, James dan Shine menahan nafas cukup lama saat ia memperkenalkan diri barusan.

"Saya kemari bersama Deen, tentu saja anda sudah melihatnya bukan?"

"Apa maksudmu?" Lucas Marck menatap Mike penuh tanda tanya, begitu pula James, Shine dan istri Lucas.

"Deen akan menikah dengan saya."

"APPAAA!!?!!" seluruh pasang mata menatap tak percaya kearah Mike, begitu pula Deen. Ia bahkan tak tahu menahu kalau Mike akan menikahinya.

"Jelaskan maksudmu, Mike." Mike tahu, itu adalah sebuah perintah. Ia dapat melihat rahang Lucas menegang menahan amarah.

"Anda tentu tak ingin memisahkan ayah dan anaknya bukan, tuan Marck? Tentu saja anda tahu hal itu karena anda juga adalah seorang ayah." Pernyataan Mike terkesan ambigu tersebut menyulut kemarahan Shine yang sedari tadi diam.

Reach To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang