"Cuci tangan cuci kaki ganti baju kak. Terus langsung turun makan siang"

"Oke Papi"

Renjun kemudian menghampiri Guanlin, "mampir kemana dulu tadi?"

"Minimarket"

"Kakak belum makan siang, lain kali jangan dikasih coklat dulu"

"Iya" jawab Guanlin kemudian menurunkan Rui.

"Cokat buat dedek nana?" Tanya Rui kepada Guanlin.

"Cium Papa dulu, nanti Papa kasih coklat"

"Iciiii" Mingrui kemudian mendekat dan memberikan kecupan pada Guanlin. "Muah! Dah mana cokatna?"

Guanlin kemudian mengambil coklat di kantongnya. "Dedek di rumah jadi good boy nggak?"

"Gudboiiii donggg"

"Nih coklat karena dedek udah jadi good boy"

Mingrui menerimanya dengan senang hati. "Hihiiii maacih Papaaa"

"Di makan habis makan siang ya dek" saut Renjun.

"Tadi akak dah mam cokattt"

"Iya, nanti Papi tegur kakak. Tapi adek makan nasi dulu baru boleh makan coklat ya?"

Mingrui melunturkan senyumnya, bibirnya sudah mulai melengkung ke bawah. "Makan satu dulu, sisanya dimakan lagi kalau dedek habisin makan siangnya. Gimana?" Tanya Guanlin.

"Oteyyy!! Catu yaaa"

"Iya. Duduk dulu sini, Papa bukain"

"Otey Papaaa!"

Guanlin pun membukakan coklat untuk Rui dan memberikan 1 bar coklat untuknya. "Yang ini Papi simpan, Papi kasih kalau dedek udah habisin nasi dedek"

"Otey!"

Renjun pun pergi ke dapur, sedangkan Guanlin naik untuk memeriksa Ayden sekaligus ia berganti pakaian. Tidak lama Guanlin turun dengan Ayden yang sudah berganti pakaian menjadi baju rumah.

Mereka berempat makan siang dengan lahap. Makanan yang di masak Renjun kali ini semuanya adalah permintaan Guanlin yang katanya sangat merindukan masakan suaminya itu.

Setelah makan siang, mereka mengobrol sejenak sembari Ayden dan Mingrui menghabiskan coklat mereka. Tidak lama kemudian Renjun membawa keduanya naik untuk tidur siang. Saat kedua anaknya sudah tidur, Renjun turun menghampiri Guanlin yang memang menunggunya di ruang keluarga. Renjun sedikit bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya, karena saat Guanlin datang pun Guanlin tidak memeluk atau menciumnya seperti biasanya. Padahal saat Guanlin di luar kota, suaminya itu setiap hari merengek berkata jika merindukan Renjun.

"Capek gak? Mau dipijitin?" Tanya Renjun mendudukan dirinya disamping Guanlin.

Guanlin pun menoleh. "Ada yang lo sembunyiin?" Tanyanya membuat Renjun mengerutkan keningnya.

"Mmm, itu—"

"Apa?"

"Lo udah tau ya kalau gue habis tumbang?" Tanyanya diakhiri dengan sedikit kekehan.

Guanlin menghela kemudian mengangguk. "Maaf ya, gue cuma gak mau lo khawatir. Kemarin lo bilang ini proyek gede, jadi gue gak mau kalau gue bilang sakit lo langsung ninggalin kerjaan lo"

"Ya tapi gak gitu caranya, Renjun. Percuma dong gue dapat proyek gede omset miliaran kalau gue kehilangan lo?"

"Heh! Mulutnya! Gue kemarin cuma salah makan, gue gak kenapa kenapa. Gue sehat aja kan sekarang?"

"Enggak ya! Lo salah. Gue gak mau lo ngebela diri dulu"

Renjun menghela pelan. "Iya iya gue salah. Maaf ya?"

"Masa gue taunya lo sakit dari anak kita?"

"Kakak?"

"Iya lah"

Renjun kembali menghela dan menyandarkan kepalanya di lengan Guanlin. "Janji, gak lagi lagi kayak gini. Maaf ya?"

"Gue mana bisa buat gak maafin lo sih?"

Renjun terkekeh dan memberikan kecupan di pipi Guanlin. "Tapi beneran udah gapapa?"

"Iya sayang. Udah sembuh ini, udah gapapa" jawab Renjun sedikit gemas dengan suaminya.

"Awas ya kalau lo bohong lagi apalagi masalah kesehatan gini. Nanti juga Mama Bunda gue kasih tau biar jangan mau lo ajak sekongkol gini"

Renjun terkekeh. "Iya iya. Atur aja udah" Guanlin kemudian menarik Renjun untuk di dekapnya, membuat Renjun merasa nyaman bersandar di dadanya.

"Jadi gimana proyek lo kali ini? Lancar?"

"Lancar banget! Makanya gue pulang lebih cepet. Besok minggu kita jalan jalan ya, lo bisa belanja apa aja terserah"

"Bener?"

"Iya"

Renjun diam sejenak. "Gak deh, gue lagi gak mau belanja apa apa. Kalau minta di rumah seharian aja boleh gak?"

"Ngapain? Tiduran doang?"

Renjun mengangguk. "Atau lo mau nidurin gue?" Ucap Renjun menggoda Guanlin yang seketika membuat Guanlin melebarkan matanya namun kemudian tertawa.

"Kalau itu mah sekarang juga bisa. Mumpung anak-anak udah tidur"

Renjun ikut tertawa. "Adek kemarin tanya tau lin"

"Tanya apa?"

"Katanya kenapa kok dia gak punya adek? Soalnya temennya dia tuh ada yang baru punya adek"

"Terus lo jawab apa?"

"Ya gue jawab kalau dia sebenarnya punya adek kok, tapi udah di surga. Terus dia tanya kenapa di surga? Surga itu apa?"

"Surga itu kamu" saut Guanlin membuat Renjun langsung memberikannya cubitan. "Yang bener ah!" Lanjutnya.

"Iya bener yang, surga gue itu lo. Suami gue, cinta gue, hidup mati gue"

"Ah lo mah! Malah ngegombal"

Guanlin kembali terkekeh dan memeluk Renjun semakin erat. "Mau buatin adek buat dedek gak?"

"Mauuuuuu. Mau bikinnya ajaaaa" jawab Renjun membuat Guanlin semakin terkekeh kemudian langsung menggendongnya untuk naik ke kamar. Satu dua ronde tidak masalah sebelum dua bocah tengil buatan mereka bangun dan mengganggu mereka.


- sekian untuk bonus chapter kali ini hihi -

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now