Rumah Hongjoong

Mulai dari awal
                                    

Netra Seonghwa sedikit melebar dengan binar mata terang, peralatan dapur jelas sangat lengkap, ada berbagai jenis dan ukuran, bahkan ovennya pun besar sekali. "Wuaahhh," ujarnya tak bisa menahan rasa kagum.

Hongjoong terkekeh pelan, sangat gemas melihat reaksi Seonghwa. "Aku akan ambilkan mangkuk, kamu boleh lihat-lihat seluruh isi dapur."

"Boleh?" tanya Seonghwa memastikan dengan binar mata yang semakin terang.

"Iya, boleh."

"Terima kasih, Hongjoong!" Dengan semangat, Seonghwa mengitari dapur, melihat-lihat berbagai peralatannya. Bahkan menyentuhnya atas seizin Hongjoong. "Wah, keren," komentarnya.

Tengah asik memandangi berbagai jenis dan ukuran panci-panci yang tertata rapi, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dapur, laki-laki, wajahnya mirip Hongjoong, mungkin Kakak Hongjoong, Seonghwa menebak.

Postur tubuhnya lebih besar, juga lebih tinggi dari Hongjoong, wajahnya tampan, juga terlihat dewasa. Dari tampilannya, Seonghwa dapat menebak Kakak Hongjoong pasti orangnya kale—

"BUNDA! SEJAK KAPAN ADEK AKU JADI TINGGI?!"

_-

Seonghwa speechless, belum geh selesai ngebatin.

Pria itu mendekat dengan cepat, memperhatikan dengan saksama. "KOK MUKANYA JUGA BERUBAH SIH?! JOONG, SEJAK KAPAN LU JADI MANIS GINI?!"

"Berisik, bacot!" balas Hongjoong, balik masuk dapur, tadi dia keluar dulu karena ada telepon dari Dosen, balik-balik dia malah liat kakaknya menggila.

"BUNDA! SEJAK KAPAN AKU PUNYA DUA ADIK?!"

Panci kecil, Hongjoong lempar, tepat mengenai kepala kakaknya. "Kak Beomjoong berisik! Pergi geh sana ganggu!"

Tak lama, Bunda dateng ke dapur. "Aduh, aduh, maaf ya Seonghwa, kakak Hongjoong emang gila, sama kayak Hongjoong," ujarnya, dan menarik tangan Beomjoong keluar dapur.

"Maaf ya, Seonghwa," ucap Hongjoong tak enak hati, juga malu akan tingkah kakaknya sendiri yang akhlaknya minus.

"Eh? A-ah, tidak. Aku hanya agak kaget, tak menyangka Kakak Hongjoong ternyata suka bercanda," respons Seonghwa.

Hongjoong sendiri hanya tertawa kikuk, ia yakin kakaknya pasti sengaja tadi, bertingkah gila biar Seonghwa ilfeel. Gitulah jomblo, pasti mengiri liat adeknya pulang bawa pacar. "Baksonya udah aku angetin di mikrowave, dimakan dulu nanti keburu dingin lagi."

"Iya," balas Seonghwa, mendekat dan duduk di salah satu kursi, menikmati bakso besar-besar yang Hongjoong belikan.

🫧

Selesai makan, Hongjoong membiarkan Seonghwa mencerna makanannya lebih dulu. Setelah itu, ia membawa Seonghwa ke kamar untuk mengerjakan tugas.

Untuk mempersingkat waktu, Hongjoong langsung memeriksa tugas Seonghwa dari laptop. Sejauh ini, tidak ada typo, hanya saja kalimat yang Seonghwa gunakan berantakan, bahkan banyak kalimat yang tidak nyambung dengan topik yang dibahas. "Seonghwa,"

"Iya," balas Seonghwa gugup, ia tahu hasil tugasnya jelek sekali, apa Hongjoong juga akan mengatainya bodoh? :(

"Apa kamu tidak mengerti dengan topik yang diberikan?" tanya Hongjoong.

Seonghwa mengangguk pelan. "Aku sudah baca banyak buku tapi tetap tidak paham," jawabnya jujur.

"Kenapa tidak minta bantuanku?"

"Aku ... malu." Seonghwa menunduk dalam, ia sebenarnya tak ingin Hongjoong tahu sepas-pasan apa otaknya, tapi ia tak akan lulus dalam mata pelajaran ini jika makalah tugasnya bernilai merah.

Hongjoong mengulas senyum tipis, sebelah tangannya terulur untuk mengusap pelan surai Seonghwa. "Kenapa malu, heum? Sudah aku bilang, kan? Kamu kekasihku, orang yang spesial dalam hidupku, aku mencintai semua yang ada di dalam dirimu, termasuk kekurangan yang menyertai. Kamu sangat boleh bergantung padaku, Seonghwa."

Mendengar itu, pipi Seonghwa kembali berubah warna, merah dengan sempurna. Ia mengangguk pelan. "Tolong ajari aku, Hongjoong."

Hongjoong kembali tersenyum. "Tentu saja, Seonghwa."

Mengambil buku catatan miliknya, Hongjoong mulai menjelaskan dengan pelan maksud dari topik yang menjadi tugas makalah Seonghwa. Dengan sabar menjawab semua pertanyaan yang Seonghwa ajukan, dan memperbaiki kesimpulan yang Seonghwa ambil.

Serius mengerjakan tugas, sampai-sampai tak menyadari Bunda yang masuk untuk meletakkan minuman dan camilan.

|

Beberapa jam telah berlalu. Bunda dan Beomjoong mengintip dari pintu kamar Hongjoong. Mereka berdua masih serius mengerjakan tugas, Seonghwa tengah mengetik hasil akhir yang sudah Hongjoong periksa pada laptop, Hongjoong sendiri lanjut memeriksa hasil tugas yang belum sempat diperiksa.

"Tuh liat, kalau ngerjain tugas ya ngerjain tugas. Gak kayak kamu yang alasannya ngerjain tugas, malah ngerjain hal lain pas nyampe kamar, tau-tau uh ah uh ah tapi bukan kepedesan," ujar Bunda.

"Iya, Bun, iya, tapi ... aku kan jomblo dari orok, belum pernah punya pacar sampe sekarang:(" balas Beomjoong ngenes.

"Lah iya."

"Trus tadi Bunda ngomongin siapa?"

"Lah iya, siapa ya?"

Bun? _-

|

Meanwhile.

Wooyoung dan San yang lagi beli martabak di pinggir jalan, "Hatchooohh!!"





Oh ( ͡° ∇͡°)







Tbc

Hayolohhhhh

ℬ𝓸𝔂🅕🅡🅘🅔🅝🅓
Senin, 12 Feb 2024
Authan—♥︎

BoyFriend . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang