Part 21 - One's on the Way

148 10 5
                                    

☆☆ REWRITE THE STARS ☆

"Maaf, kita hanya bisa tinggal disini," kata Lee Yoon sambil memperhatikan Heeshin yang sedang mengobati luka di tangannya.

"Tidak apa-apa," jawab Heeshin singkat.

"Ini adalah tempat tinggalku dulu," ujar Lee Yoon memberitahu Heeshin.

"Hmm," tanggap Heeshin tanpa mengalihkan fokusnya dari membebat luka di tangan Lee Yoon dengan kain dari salah satu pakaian mereka yang ia robek tadi.

Melihat Heeshin yang mengabaikannya membuat Lee Yoon mengerutkan kening, "kau marah?" tanyanya.

"Kenapa aku harus marah?" Heeshin justru balas bertanya.

"Karena aku menghajar Lee Gwangil," tebak Lee Yoon.

Diluar dugaan, Heeshin justru mengangguk. Tentu saja hal itu membuat Lee Yoon terkejut dan menatap istrinya itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Aku tidak hanya marah padamu. Aku juga marah pada diriku sendiri. Kita terpancing oleh Lee Gwangil. Sekarang dia tahu kelemahan terbesar kita. Kelemahan terbesarmu," kata Heeshin menyimpulkan.

Lee Yoon tampak berpikir sesaat sebelum mengusap wajahnya dengan kasar.

"Keluarga," Lee Yoon dan Heeshin berucap serempak.

Lee Yoon beranjak dari tempat duduknya dan berkata, "kita tidak bisa berlama-lama disini."

Heeshin mengangguk, "besok kita ke rumah keluargaku, lalu kita mencari Eon Nyeon."

"Ya."

"Lee Gwangil juga mengatakan agar kau lebih berhati-hati dengan anak buahmu, apa maksudnya?" tanya Heeshin.

Lee Yoon tampak berpikir untuk beberapa saat lalu menjentikkan jarinya seketika, "kita menerima beberapa bandit baru dua minggu yang lalu."

Heeshin mengangguk, "ya, lalu?"

"Gwangil mengatakan maksudnya secara tersirat," kata Lee Yoon, "aku tahu dia. Aku sangat mengenalnya."

Heeshin mengerutkan keningnya, "ada penyusup diantara para bandit baru itu?"

"Bisa jadi," jawab Lee Yoon.

"Untuk membunuhmu atau memata-matai?" tanya Heeshin lagi namun kali ini ia jauh lebih antusias dan waspada.

Untuk beberapa saat Lee Yoon hanya diam, merangkai semua hal yang diketahuinya di kepala. Heeshin hanya menatap suaminya itu dengan penuh tanya.

Tak lama kemudian Lee Yoon justru tertawa dan menggelengkan kepalanya berkali-kali, "wah, luar biasa sekali. Benar-benar sangat tidak terduga," ujarnya sambil berkacak pinggang.

Heeshin semakin penasaran melihat sikap Lee Yoon.

"Kurasa mereka ingin memecah belah kelompok bandit kita," kata Lee Yoon memberitahu Heeshin kesimpulan yang didapatkannya.

"Mereka?" tanya Heeshin bingung.

"Militer Jepang dan beberapa kelompok bandit yang belum kita taklukkan," jawab Lee Yoon, "mereka pasti bekerjasama untuk memecah belah kelompok kita. Dengan begitu pertahanan Gando akan rentan dan terjadi gesekan antar anggota di kelompok kita. Jepang akan memanfaatkan situasi itu untuk menyerang dan mengambil alih Gando."

Heeshin akhirnya mengerti. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Kelompok bandit yang dipimpin Lee Yoon benar-benar telah menjadi ancaman yang sangat diperhitungkan oleh militer Jepang hingga mereka merencanakan hal yang sangat licik.

☆☆☆

Heeshin duduk di depan gundukan tanah yang diberi dua penanda kayu sederhana di halaman rumah keluarga Nam. Ia tidak menangis, hanya menatap kosong saja ke tempat dimana kedua orangtuanya dikuburkan.

Rewrite The Stars (END) Where stories live. Discover now