"Cepat Dek pakai bajunya. Nanti Papih makin marah." Kata Taeyong yang langsung bergegas memakaikan baju bontot.

"Adek takut, Mih." Lirih Jeno yang masih terisak. Ia melirik punggung Jaehyun yang melangkah keluar dari kamar dengan aura yang membuat Adek ketakutan.

"Nanti minta maaf sama Papih ya, Dek. Adek juga jangan apa-apa langsung tantrum, Dek." Nasehat Taeyong sambil membantu Jeno mengaitkan resleting celana bocah itu.

"Maaf, Mamih." Lirih Jeno menyesal.

Taeyong mengangguk, "Udah, jangan nangis terus. Katanya Adek mau beli mainan kan? Yuk kita beli." Taeyong selesai memasangkan baju pada anaknya.

Jeno sudah rapi dengan Jumpsuit coklat yang tadi menjadi sumber dramanya. Kini bocah itu sedang di sisir rambutnya dengan Mamihnya, tidak lupa Taeyong memberikan pewangi bayi dan bedak pada Jeno. Kalau udah begini kan enak ya, kenapa harus ada drama dulu sih, Dek.

"Sepatunya pasang sama Papih ya, Dek." Kata Taeyong sambil mengendong Jeno membawanya keluar kamar.

"Takut Adek, Mih." Tolak Jeno cepat.

Taeyong mencoba mengacuhkan penolakan Jeno, "Pih udah ganteng ini anaknya, dipasangin dulu sepatunya sama Papih." Perintah Taeyong dengan memindahkan Adek ke Jaehyun.

Jeno sedikit menegang mendengar ucapan Mamihnya, dia beneran takut sama Jaehyun. Gimana nggak takut, Papihnya itu masih memasang wajah datar pada Jeno saat dirinya keluar dari kamar sudah diberi tatapan acuh oleh Jaehyun.

Saat tubuhnya berpindah ke pangkuan Jaehyun, tanpa sadar tubuh gembrot Jeno sudah menggigil seperti orang ketakutan. Terbukti dengan kepala Adek yang udah menunduk kebawah. Mencoba untuk tidak menatap wajah Papihnya.

"Takut itu anaknya, Pih." Kekeh Taeyong pada Jaehyun.

Mendengar ucapan Taeyong, Jaehyun melirik Jeno yang sedang memainkan jari telunjuknya. Takut beneran ternyata. Si Adek yang biasanya berisik kini hanya diam tanpa mau memandang kearah Papihnya.

Jaehyun mencoba menahan senyumnya, "Pasang sendiri sepatunya." Kata Jaehyun mencoba pura-pura membuat suara tegas.

Taeyong melotot, dia tau Jaehyun sedang menggoda anak bontotnya itu.

"Hiks— Pap-pihhh— Adek minta maaf Hikss—-srott-Papih." Tangis Jeno meledak kembali sambil memohon ampun pada Papihnya.

Tuh, nakal kan sih dek!

Jaehyun udah tidak kuat untuk tidak tertawa. Sambil tertawa Jaehyun membalikkan badan gembrot Jeno untuk berhadapan dengannya.

"Adek tau salah Adek dimana?" Tanya Jaehyun mencoba kembali tegas biarpun dia udah gak kuat untuk tidak mencium anaknya.

Jeno mengangkat kepalanya untuk menatap Jaehyun sambil takut-takut, "Tau hiks, Pih." Jawabnya terisak.

Jaehyun mencoba mati-matian untuk tidak tertawa lepas biarpun kini ia sudah senyum-senyum kecil.

"Apa kesahalan Adek?"

"Adek nggak mau pakai baju hiks, Pih."

Tangan Jaehyun sudah terulur untuk mengelus puncak kepala Jeno, "Kenapa Adek nggak mau pakai baju? Kan lucu begini anak Papih," tanya Jaehyun kembali.

Jeno menggeleng, "Adek hiks mau kayak hiks Abang, Pih." Tunjuk Jeno kearah Abangnya.

Mark yang merasa ditunjuk langsung mendekat kearah Adik dan Papihnya, "Adek, kan Mamih udah bilang baju kayak Abang nggak ada ukurannya untuk Adek. Malahan Abang mau pakai baju kayak Adek, lucu banget." Hibur Mark menenangkan Adiknya.

Choose Family Where stories live. Discover now