Story spin off dari Elemental Daily, Secret Lullaby, dan Bentala
[Hampir semua chapternya rate aman, kecuali beberapa yang sudah di kasi Disclaimer jadi bisa langsung skip ke next chapter]
Pokoknya :
- Kegabutan Elemental Brother
- Ke overprotectiv...
'Asu, minta dijadiin tumbal proyek ni anak' teriak Gentar dalam hati.
Sopan tersenyum menahan tawa, membuat Gentar kesal adalah salah satu hobinya.
Hilang sudah kesabaran Gentar yang setipis kapas dibagi 20 lembar, ia langsung berbalik meninggalkan Sopan.
Ia tak bisa melampiaskan amarahnya dengan memukul wajah penuh senyuman itu, semua dokumen di tangannya bisa jatuh berantakan.
Ia lebih baik mengambil jalan memutar menuju ruang osis, ketimbang meladeni orang aneh yang bernama Sopan.
"Entah dia manusia atau setan, kelakuan keduanya sangat mirip. Tak ada bedanyaaaarghhh--"
Gentar berteriak kaget, ketika tubuhnya telah digendong oleh seseorang secara tiba - tiba.
Untung saja, semua tumpukan dokumen ditangannya tidak jatuh.
Gentar langsung menatap tajam wajah yang tersenyum didekatnya, tanpa rasa bersalah telah membuat dirinya kaget.
"Mau mu apa sih titisan muson, aku sibuk jangan ganggu aku" jerit Gentar keras, ia menggoyangkan kedua kakinya.
Sopan melangkahkan kakinya, mengabaikan semua ocehan dari makhluk manis digendongannya.
"Eh si anying, kau bisu atau budeg sih. Cepet turunin aku, sebelum aku panggil pak satpam" Ancam Gentar.
Ide jahil mulai terlintas di pikirannya, sudah lama ia tak menjahili Gentar karena sibuk dengan kegiatan sekolah lainnya.
Sopan menuruti perkataan Gentar, menuruninya dari gendongannya. "Sudahkan?",
Gentar mengerjapkan kelopak matanya berkali -kali, dapat ia rasakan semilir angin yang menerpa badannya.
"YA ENGGA DISINI JUGA KAMBENG!! TURUNIN GUE WOI, KAK GEM TOLONGIN GENTAR" teriak Gentar tak terima.
Sopan memang menurunkannya, tapi ia diturunkan diatas pilar tempat patung sekolah yang kosong.
Cukup tinggi, untuk badan Gentar yang mirip dengan kakaknya yang pendek dan mungil.
Sopan tertawa puas, melihat raut takut dari orang ia suka cukup mampu membuat hatinya terhibur.
"Asem jadi manusia, huweee Kak Beliung tolongin guweee! Sopan berulah lagi, hiks" teriakan Gentar semakin menjadi - jadi, ia tak peduli dengan tatapan orang lain.