"Bisa tidak, sehari saja kalian tidak masuk keruanganku?" ucap sang Ketua Osis kesekian kalinya.
Ingin rasanya, ia melayangkan penggaris kayu ini ke enam orang yang ada didepannya.
Kalau bisa, ia ingin memukul mereka hingga penggaris itu patah.
Name tag yang dipakai sang Ketua Osis tergantung apik, sebuah nama tertera disana.
Ketua Osis SMA TAPOP
Gempa Reandra
"Enggalah, siapa lagi yang mau perhatian sama kesehatan Gemgem selain kami semua" ujar murid yang seragam dilengannya tergulung hingga atas, Blaze Gevandra--
Murid disebelahnya mengangguk setuju, "Cuma kami yang rela bolak balik ruangan osis yang jauh demi Gemgem"
Gempa menggulingkan kedua maniknya, mendengar alasan mereka yang tidak pernah berubah.
Ia mengambil notebooknya, melihat semua catatan kenakalan yang telah diperbuat oleh teman - teman sekelasnya ini.
"Kalau Trio Troublemaker aku sudah biasa, tetapi kalian bertiga kenapa ikutan tingkah mereka juga?!" Gempa menyenderkan pinggangnya pada meja kerjanya yang lumayan tinggi.
Para pelaku yang disebutkan hanya berdeham kecil, mereka tidak menolak ataupun menerimanya.
Memang benar mereka bertiga berulah, itupun karena ditantang.
"Anak sekolah sebelah yang duluan Gem, kita cuma ladenin aja" sahut murid yang menggunakan kacamata visor berwarna nyentrik, Solar Gevandra--
Gempa memijat keningnya, lelah dengan semuanya. "Ayolah, kalian ini anak SMA bukan anak SD yang main senggol bacok",
"Siapa bilang kita anak SMA kalau di depanmu Gem, kita masih anak kecil yang ingin bermain denganmu" sela Taufan enteng.
Ingin rasanya ia menjitak mulut Taufan dengan penggaris yang ia bawa, Gempa kembali berdiri menghampiri semuanya.
Namun, langkahnya terhenti ketika Halilintar menatapnya dengan tajam.
Seluruh tubuhnya menjadi kaku, sepertinya manusia satu itu mengetahui keadaan tubuhnya yang tidak sehat.
Ice yang sedari tadi diam langsung mengambil kursi milik Gempa, mendorongnya hingga berada disebelah Gempa.
"Duduk Gem" perintah Ice singkat.
Gempa menatap Ice bingung, "Aku tidak mau duduk, jangan mengalihkan pembicaraan".
Malas mendengarkan bantahan, Halilintar mendekati sang Ketua Osis.
Ia langsung memapah tubuh Gempa yang lebih kecil darinya, meletakkannya pada kursi miliknya.
"A-apa sih Hali, ga usah gendong - gendong segala" jerit Gempa malu - malu, ia menutup setengah wajahnya dengan notebook yang ia bawa.
Halilintar memalingkan wajahnya, menghindari wajah Gempa yang memerah menahan malu.
Tak mau kalah, Taufan langsung berdiri dibelakang kursi Gempa dan memijat kedua bahu Gempa dengan pelan.
Blaze dan Thorn langsung menyuguhkan secangkir teh serta biskuit coklat kesukaan Gempa, mengabaikan semua ocehan yang dikeluarkan oleh ketua osis.
"Kalian jangan menyogokku ya, kalian tetap aku hukum. Bersihkan semua toilet yang ada di lantai 2 gedung sekolah sampai bersih" ujar Gempa selagi menyesap teh hangatnya.
Kesemua saudara Gevandra mengeluh panjang, toilet lantai 2 cukup membuat seseorang pingsan begitu saja.
"Ayolah Gem, kami rela menjadi pembantumu saat event sekolah sampai tamat kok" tawar Solar.
YOU ARE READING
𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳
FanfictionStory spin off dari Elemental Daily, Secret Lullaby, dan Bentala [Hampir semua chapternya rate aman, kecuali beberapa yang sudah di kasi Disclaimer jadi bisa langsung skip ke next chapter] Pokoknya : - Kegabutan Elemental Brother - Ke overprotectiv...
• SCTV Okee •
Start from the beginning
