Hilangnya Arunika

En başından başla
                                    

"Gak tau." jawab Mikayla datar sambil mengedikkan bahu.

"Bohong, gak mungkin kalo lo gak tau dimana Arun sedangkan elo sahabatnya." Devian yg tak percaya dengan jawaban Mikayla masih tetap kekeuh mendesak Mikayla agar mengaku dimana keberadaan Arunika sekarang, pasalnya sedari tadi dia sudah bolak - balik ke tempat yg biasa Arunika datangi tapi nihil Arunika tidak ada disana, bahkan dia sempat mengecek toilet wanita yg mungkin saja Arunika sedang berada disana namun dia harus menelan rasa kecewa karena Arunika tidak di ketahui keberadaannya.
Devian sudah puluhan kali mencoba menghubungi nomor ponsel Arunika, namun hanya suara operator yg menjawabnya.

"Bukannya lo pacarnya, harusnya lo lebih tau dimana keberadaan dia dari pada gue, itupun kalo emang lo anggep dia pacar." setelah mengucapkan kalimat pedas berupa sindiran untuk Devian, Mikayla melangkah pergi yg dengan sengaja menyenggol pundak Devian dengan keras hingga Devian ikut terhuyung ke belakang karena tidak siap.

"Maksud lo apa Kay.. Kay..." panggilan Devian yg tidak di hiraukan oleh Mikayla.

"Arrgghh.. Sial." umpat Devian sambil mengacak rambutnya frustasi.


                        ***


Seorang cowok yg sejak tadi duduk menyandar di bawah pohon besar sambil memejamkan matanya sayup - sayup mendengar ada dua orang berbeda lawan jenis sedang berbicara tidak jauh dari tempatnya duduk.
Niat hati ingin mengistirahatkan sejenak dari penatnya pikiran malah tidak sengaja mendengar sebuah percakapan rahasia yg membuatnya terkejut, cowok itu sampai membelalakkan matanya tidak percaya mendengar sebuah fakta yg mengejutkan baginya, tentang seorang cewek yg dia cintai dalam diam hingga 2 tahun yg lalu dia rela melepasnya karena sudah menjadi milik orang lain yg ternyata hanya di jadikan bahan taruhan.
Cowok yg duduk di bawah pohon besar itu tidak sengaja mendengar percakapan antara Devian dan Clarissa.
Dia mengepalkan tangannya kuat pertanda marah besar karena dengan mudahnya menjadikan Arunika bahan taruhan meskipun sekarang Devian sudah benar - benar mencintai Arunika, cowok itu juga tidak habis pikir dengan Clarissa yg dengan teganya menikung cewek sebaik Arunika, padahal saat pertama kedatangan Clarissa di sekolah SMA Cempaka hanya Arunika lah yg mau menjadikannya teman, namun cewek itu begitu egois yg lebih mengedepankan obsesinya dari pada sahabatnya.
Ingin rasanya cowok itu menghampiri kedua sejoli itu untuk memberi pelajaran hingga babak belur agar mereka tau bagaimana terlukanya Arunika saat tau tentang fakta yg sesungguhnya.
Tidak sengaja netranya menatap siluet cewek yg berdiri agak jauh sedang menyandar pada dinding tembok pembatas, dia sangat mengenali siapa cewek itu, walau hanya dari kejauhan dia sangat hafal dengan postur tubuh cewek itu yg tak lain adalah Arunika.
Ya dia melihat ada Arunika juga di taman belakang sekolah ini, mungkin Arunika datang ke tamn ini untuk menghampiri kekasihnya yg ternyata malah terkejut mendengar fakta yg menyayat hatinya, melihat Arunika menangis dalam diam sambil berlari menjauh membuat perasaannya kalut, sungguh dia tidak bisa menahan amarahnya, namun sebisa mungkin dia tahan agar tidak ada yg mengetahui keberadaannya, setelah ini dia akan memberi perhitungan pada kedua sejoli itu yg sudah melukai hati Arunika-nya, dia bersumpah akan membuat kedua sejoli itu menyesal telah membuat Arunika menangis.

                            ***


Saat jam pelajaran di mulai hingga berakhir, tidak satupun materi pelajaran yg masuk ke dalam otak Devian karena otaknya kini di penuhi dengan Arunika, Arunika dan Arunika.
Devian saat ini sangat ingin mempercepat waktu supaya dia bisa mencari keberadaan Arunika.
Berbagai macam spekulasi mulai bermunculan di otaknya dari yg positif sampai yg negatif hingga membuat otaknya terasa ingin pecah.
Ketakutan Devian di tinggal pergi Arunika saat ini tengah menghantuinya, apalagi akhir - akhir ini Devian sering bermimpi di tinggal pergi oleh kekasihnya, mimpi itu bahkan terasa sangat nyata, Devian bermimpi berlari mengejar Arunika yg tengah berjalan menuju pesawat yg akan di naikinya tapi dia tidak bisa menahan kepergian Arunika, dia juga melihat ada gurat luka dan kekecewaan di wajah ayu milik kekasihnya, saat dia berusaha meneriaki nama Arunika, yg ada bayangan sosok kekasihnya itu tampak mengecil dan menghilang meninggalkan dia yg tertunduk lesu di ruang tunggu bandara.

Devian sangat mengenal bagaimana sifat Arunika, dia tidak pernah menghilang tanpa kabar seperti saat ini, sesibuk apapun kekasihnya itu dia pasti memberinya kabar, itulah yg dia suka dari Arunika selain cantik dan pintar, Arunika juga gadis yg penyabar dan pengertian, hanya Arunika yg bisa mengerti dirinya bahkan lebih memahami dirinya dari pada kedua orang tuanya.

Sepulang sekolah Devian langsung menuju apartement Arunika, dia melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata - rata, tidak lupa dia menoleh kearah halte apabila ada Arunika yg saat itu sedang menunggu bus atau angkot.

Saat sampai di apartement Arunika, dengan tidak sabarnya dia menekan bel berkali - kali hingga mengganggu tetangga sebelah kamar Arunika.

"Loh Devian ada apa ya?." tanya tetangga apartement Arunika yg bernama Cintya.
"Anu kak lagi nyari Arun, dia sudah pulang belum kak?." tanya Devian sambil menggaruk tengkuknya yg tidak gatal, dia menjadi tidak enak karena sudah mengganggu kenyamanan tetangga apartement Arunika.
"Dari tadi kakak belum mendengar suara orang masuk, lagian bukannya biasanya kalian selalu bareng ya." ujar Cintya yg 3 tahun lebih tua dari Devian dan Arunika.
"Iya dari tadi aku cariin di sekolah tidak ada, aku kira dia sudah pulang duluan." jawab Devian yg sedikit ragu.
"Kalian sedang bertengkar ya, kakak lihat dari 2 minggu ini Arun kelihatan murung seperti sedang ada masalah." kata Cintya yg sudah menganggap Arunika seperti adik sendiri.

Deg

Mendengar perkataan dari kak Cintya membuat tubuh Devian mematung sejenak, hingga ulasan kejadian 2 minggu yg lalu berputar di otaknya saat dia kepergok Arunika yg sedang makan malam berdua di restoran bersama Clarissa, bukan masalah makan malam yg menjadi awal permasalahan, tapi dia yg tadinya sudah berjanji akan mengajak Arunika berkencan mendadak membatalkannya dengan alasan ada acara keluarga yg ternyata itu hanya akal - akalan tantenya supaya dia mau menemani Clarissa pergi jalan - jalan yg katanya sedang bosan di rumah.
Awalnya Devian sudah menolak secara halus permintaan tantenya itu namun dengan dorongan dari mamanya mau tidak mau Devian harus mau menemani Clarissa pergi. dan saat itu juga Arunika sedang makan di restoran yg sama dengan restoran yg di datangi Devian dan Clarissa, Arunika melihat dua sejoli yg baru masuk ke dalam restoran sambil bergandengan mesra, lebih tepatnya Clarissa yg menggandeng mesra lengan Devian.
Arunika marah melihat Devian membohonginya, dia memutuskan untuk mendatangi keduanya, sontak saja kedua sejoli itu terkejut dengan kehadiran Arunika terlebih lagi Devian yg wajahnya langsung pucat pasi seperti ketahuan selingkuh, dengan gelagapan Devian menjelaskan pada Arunika kenapa dia berada disini begitu juga dengan Clarissa yg turut serta menjelaskan agar Arunika tidak salah paham dengannya, walau masih ada rasa yg mengganjal di hatinya, Arunika mencoba percaya pada mereka berdua.

"Ti-tidak kak itu hanya salah paham saja." dengan gelagapan Devian menjawabnya.

"Jangan pernah membuat hatinya terluka, mungkin selama ini dia diam saat melihatmu dengan yg lain bukan berarti dia terima di duakan, dia hanya mencoba mempercayaimu dan saat hatinya sudah tidak kuat menahan luka dia akan memilih pergi, mungkin saat itu kau akan sadar betapa berharganya dia di hidupmu." Cintya menghela nafasnya sejenak lalu melanjutkan kalimatnya, "Mungkin dia kehilangan sosok dirimu yg sangat di cintainya tapi dirimu lebih kehilangan sosok dia yg memahami, mengerti dan mencintaimu setulus hati." kata - kata yg di ucapkan kak Cintya mengena pas di hati Devian, selama ini dia kurang introspeksi diri, merasa apa yg di lakukan sudah benar yg ternyata malah melukai hati kekasihnya.
Devian baru sadar kalo dia kurang membagi waktunya dengan Arunika, dia terlena dengan hadirnya Clarissa yg di anggap adik sendiri olehnya, selama ini Devian selalu sendiri di rumah sedangkan orang tuanya sering pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya, dan Clarissa datang membawa suasana baru di hidup Devian yg sepi, apalagi pertemuannya dengan Clarissa hampir setiap waktu dia habiskan dengan Clarissa.

Setelah melontarkan kata - kata panjang untuk Devian, Cintya kembali masuk ke dalam unit apartementnya tanpa berpamitan dengan Devian.

"Arrgghh.. sial, kenapa aku bisa bodoh begini, maafkan aku Arun, kamu dimana.. please sayang kasih aku kesempatan terakhir untuk menjelaskan dan menebus semua luka yg telah ku torehkan padamu, Arun.. kembalilah." teriak Devian frustasi memukul tembok yg berada di depannya sambil bergumam lirih meminta maaf ada kekasihnya, tanpa terasa setetes air mata jatuh membasahi pipinya mengingat akan semua keegoisannya pada Arunika.

My CEO is My Ex (On Going)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin