Flashback

94 16 8
                                    


"Haii, aku Halilintar Aeden, anak pertama dari 7 bersaudara, kami tidak hanya tinggal ber 7, kami juga tinggal dengan sepupu, dan teman teman kami, aku mempunyai 1 adik yg paling ku sayang yakni 'Taufan Aksara' , namun aku juga menyayangi seluruh adik ku termasuk si narsis itu {Solar Anggalatan}, dann diainilah kisah kami dimulai"

"Kakk Taufann...hikss hiksss kakak...sakitt", suara isak tangis diinringin larian kecil dan aku mengenal suara itu itu adalah suara milik adik kami bernama 'Thorn Ferosite'

"T-thorn a-ada a-apa dengan mu?", Pemilik suara lembut dan rendah itu adalah milik Taufan, aku dapat melihat bahwa mata taufan berkaca kaca melihat luka yang ada di tubuh thorn.

"A-ayah...hiks...t-thorn, d-dipukul a-ayah..." ucap thorn selambi mangadu sakit pada taufan

"Sstt, thorn tenang yah... kakak ada disini okay?, kak hali tolong ambilkan p3k dikamar Ufan", mata shappire nya benar benar indah, senyuman tulus tercurah dari bibirnya, ia benar benar sosok penenang bagi kami

"ck, pak tua sialan itu lagi,aku membencinya", ini bahkan bukan yang pertamakali ia menyakiti adik adikku ber ulang kali, oh sungguh rasanya ingin aku pukul muka nya, tapi apa daya, akhirnya aku mengambilkan p3k yang dimaksud taufan

belum sempat akan menyerahkannya pada taufan tetiba saja

'Prang!'

suara piring jatuh awalnya aku hanya mengacuhkan hal itu namun

"A-ayah, M-maaf g-gempa t-tidak sengaja a-ayah"

itu adalah suara adik ku yang ketiga 'Gempa Wirgantara', suaranya terlihat seperti ketakutan sangat ketakutan, akupun berlari menuju arah suara itu












ternyata taufan, dan yang lain sudah sampai terlebih dahulu

"KAU BENAR BENAR!" ck rasanya malas sekali mendengar suara pak tua itu, apalagi ia tak henti hentinya memukuli gempa, thorn dan ice mereka memeluk taufan ketakutan, tidak kuat melihat gempa disiksa, hingga pada akhirnya salah satu adik ku membuka suaranya

"AYAH CUKUP!!, KAK GEMPA TIDAK SENGAJA!!, HENTIKANN ITU!" Solar Anggalatan, suara berat nan serak itu mencoba menghentikan gerakan ayah, aku, aku bangga padanya, bagaimana tidak dia adalah orang pertama yang membentak ayah diantara kami

Awalnya kami hidup bahagia bersama ibu dan ayah kami sebelumnya, namun ketika itu ayah tak kunjung kembali hingga saat ini, dan akhirnya ibu memilih untuk menikah lagi, awalnya baik baik saja hingga ibu menghembuskan nafas terkahir, sejak itu ayah baru kami selalu mabuk mabukkan, malas malasan dan menyuruh nyuruh kami
namun kami bahagia karna...teman, sepupu, adkel, dan kakel favorit kami benar benar peduli terhadap kami

hingga pada suatu hari mereka mengajak kami tinggal bersama demi kebebasan kami..., akhirnya kami pun meng iyakan permintaan mereka dan kabur secara diam diam satu persatu















dan disinilah cerita ini akan dimulai


-Zahyaa, 432 kata

Kita Berakhir DisiniWhere stories live. Discover now