Tanpa mengatakan apapun Jonggun keluar dari kamar tersebut. Suara pintu yang di kunci dari luar membuat Jungoo menghela nafas.
Sungguh, Jungoo benar-benar di 'isolasi' oleh si mata hitam itu.
.
.
Pria paruh baya itu masih terlihat begitu berkharisma, proporsi badan yang begitu apik di tengah usia yang tak lagi muda, pertanda ia masih sangat menyayangi badannya. Sayangnya, sebelah tangannya terpotong hingga ke lengan, menghasilkan cacat permanen yang terlihat begitu jelas.
Pipa rokok berisi tembakau serta rempah berbau menyengat yang di hisap pada bibir ditumbuhi jambang putih menyembulkan asap beraroma tak sedap. Ia memegang sebuah amplop coklat, isi dalam amplop tersebut adalah 'hasil pekerjaan' orang-orang yang ia bayar, banyak uang yang ia habiskan untuk apa yang ada didalam amplop ini. Ia mengambil sebuah foto yang berada di dalamnya.
Ia menghela nafas, punggung lebarnya ia sandarkan pada kursi kerja miliknya, wajah yang telah di hiasi sedikit keriput itu menjadi kesal. Sebelah tangannya yang masih 'normal' memegang foto tersebut.
Dalam foto yang tengah di pegang nya terpotret dengan jelas sebuah kepala berhias surai merah muda yang tentu sudah tak bernyawa. Dia mengenalinya dengan jelas, orang yang hanya terfoto kepalanya saja itu merupakan salah satu 'sumber uang' terbesarnya. Foto itu ia remat kuat, seorang 'pilar' yang menopang 'kerajaannya' telah terbunuh.
Jadi, ia sudah membayar banyak hanya untuk melihat 'pilarnya' yang sudah menjadi mayat? Candaan macam apa ini?
Pria paruh baya itu merupakan pemilik sebuah Agensi yang menaungi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia hiburan. CDS Entertainment, begitulah ia menamai 'kerajaannya'.
Choi Dongsoo, pria itu masih menjadi seorang pemimpin utama pada usianya yang sekarang dalam Agensi yang ia rintis dengan usahanya sendiri. Entah kapan ia akan pensiun, ia belum memikirkan hal tersebut.
Sebuah Agensi ternama, mungkin hampir semua penjuru Korea mengetahuinya. Banyak idol-idol besar yang berasal dari Agensi terkemuka tersebut.
Lee Jihoon adalah salah satunya, dia merupakan orang yang menjadi sumber uang terbesar bagi CDS Entertainment, tetapi sayangnya model dengan rambut bak permen kapas itu telah mati. Pria bermarga Choi memaki dalam hati, siapa bajingan yang berani membunuh artis kesayangannya itu?!
Ia teringat dengan si pirang yang belakangan selalu bersama dengan Jihoon, beberapa kali bocah yang entah dari mana asalnya itu juga ikut dalam pemotretan yang dilakukan oleh Jihoon. Sebenarnya ia tak menyukai bocah yang asal-usulnya tak jelas seperti itu, tetapi waktu itu Jihoon ngotot untuk bisa berpartner dengan bocah pirang itu, jadi, apa boleh buat? Ia tak bisa menolak keinginan sang model kebanggaannya tersebut. Siapa ya nama pemuda berkacamata dengan rambut pirang itu? Kim Jungoo kan?
Suara berat dari pria berambut putih memenuhi ruangan kerja yang luas, ia memberi perintah kepada salah seorang manusia berbadan tegap di sana, "Seret manusia yang bernama Kim Jungoo itu ke hadapan saya, bagaimana pun caranya."
Ia memberi gestur mengusir dengan jari, memberi isyarat kepada para bawahan untuk mencari manusia pirang tersebut. Siapa tau, jika si pirang itu ada sangkut pautnya dengan kematian sumber uang terbesarnya.
.
.
Percikan-percikan kilat menghiasi langit malam yang mulai menggelap. Rintikan air halus siap mendatangkan hujan besar yang bisa turun pada waktu yang tak bisa di terka. Dinginnya udara pada malam hari itu terasa menusuk kulit bagi mereka yang tak berpakaian tebal.
Tumpukan dokumen yang telah ia kerjakan sedari pagi tidak terasa mengurang, yang ada pekerjaan memuakkan itu terasa menjadi setinggi gunung.
Pemuda bermata hitam itu tak bisa fokus sepanjang hari, pikirannya terbagi, memikirkan si pirang yang telah ia 'isolasi' selama berhari-hari. Ada rasa aneh yang hinggap pada hati, seolah ia menyesali perbuatannya sendiri, padahal sebelumnya ia tak pernah seperti ini, alih-alih menjadi orang 'perasa' seperti yang sekarang terjadi, biasanya ia akan selalu keji.
YOU ARE READING
Sangkar || GunGoo
Random"Hidup lo gak lebih dari sekedar peliharaan, lo gak bakalan bisa pergi walaupun itu cuma satu inchi." . . . . . •Jonggun x Jungoo
^^^^^^^^^^^
Start from the beginning
