Mark menoleh, matanya membulat tidak percaya melihat segel yang ada ditubuh Jaehyun. "Segel itu.."

Mingyu mengangguk pasti. "Segel ketujuh."

Mustahil. Bagaimana bisa sampai sejauh ini?

Mark menggeleng saat Jaehyun masih berhadapan dengan Junsu. Bahkan Junsu yang setara dengan King Yunho dibuat kewalahan oleh serangan bertubi-tubi dari Jenderal tersebut

Kekuatan Jaehyun tidak main-main! Amarahnya terlihat jelas dari raut wajahnya.

Mark mengangkat tubuh Taeyong yang lemas, bersiap membawa sang kakak jauh dari tempat Jenderal tersebut.

"Mark tunggu." Tahan Taeyong meremas bahu Mark. "Jaehyun.."

"Dia juga pasti inginkan kakak menjauh darinya." Ucap Panglima itu yakin membuat Taeyong menoleh kearah Jaehyun yang diliputi kemarahan.

Haechan sibuk memotong perlahan kayu pada anak panah di perut Taeyong, dengan hati-hati ia memisahkannya lalu mengeluarkannya. Cukup dalam.

"Akh.." Lirih Ratu Maya tersebut.

Haechan selesai. Setelahnya segera melilitkan kain untuk menutup keluarnya darah dari bekas anak panah tadi.

"Kita harus pergi." Ucap Haechan cepat dibalas anggukan oleh Mark.

"HAARGHHH!!!" Teriak Jaehyun terdengar begitu marah.

Pria itu membuat King Hydra dan King Cerberus tertegun sembari mundur. Terlihat Junsu yang menjadi sasarannya melotot dengan tubuh yang penuh akan luka.

"Bagaimana dia bisa sekuat ini." Terkejut pria tersebut setelah Jaehyun kembali menghancurkan tanah di medan perang. "Tidak mungkin.."

Jaehyun bangkit, matanya memandang dingin saat Junsu berhasil lolos dari serangannya dengan cara mengelak.

Di tempat lain Taeyong dibawa Mark sejauh mungkin, dibelakang Haechan sendiri membantu Mingyu bersama dua prajurit lagi yang tadi menemani mereka

Jauh dari sana mereka bertemu dengan tenaga medis yang menunggu. Mereka melanjutkan pergerakan sampai ke benteng pertama Victoria, tempat yang paling aman.

"Buka perlahan, buka perlahan." Suara tenaga medis cemas melepas kain yang menutup perut Taeyong yang tadi terluka.

"Apa berancun?" Tanya mereka.

"Tidak, ini anak panah biasa, tapi ujungnya bercabang." Ucapan itu membuat mereka cemas.

Taeyong menangis, nafasnya sesak sambil memukul-mukul dada bidang Mark yang menatap sendu.

Tangan pria itu mengusap dimana darah terus keluar dari luka si cantik ini. Benar saja, anak panahnya tepat menancap pada janin Taeyong.

"Bagaimana dengan janinnya?" Tanya Mark cemas membuat Haechan yang memeriksa menelan salivanya sebentar.

Si manis itu membuka pakaian sang ratu hingga memperlihatkan perut yang sudah sedikit membesar tersebut, diusapnya lagi untuk benar-benar memastikan.

"Bayiku.. Bayiku!" Tangis Taeyong meremas kuat pakaian Mark yang juga penuh akan darah sendiri.

Haechan menggeleng dengan paras sendu. Hal yang membuat Mark menunduk. Bayinya tak selamat.

Ia beralih kepada Jaehyun yang mengamuk disana, menghancurkan tanah Victoria hingga membentuk lubang besar dan menyapu habis pasukan yang tersisa.

"Beritahu kepada pasukan yang lain untuk mundur, Jaehyun sudah pasti akan menyapu mereka semua." Ucap Mingyu sesak kepadanya, sosok itu kini bersandar pada benteng Victoria di saat para tenaga medis sibuk mengobatinya.

Jenderal .J. ✔️[Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang