60 - USG KANDUNGAN

Start from the beginning
                                    


Gus Agam melihat mata Ziva yang sudah berkaca-kaca lekas memeluk nya dengan begitu lembut nya. "Mas cuma umpamanya, mas ga mau ninggalin istri se imut, manis, lucu dan gemesin ini. Mas juga kan pengen gendong bayi kita," tutur lembut Gus Agam seraya membelai rambut istrinya.

"Ya mas harus terus sama Ziva, sampai anak kita dewasa. Ziva ga sanggup ngelakuin sendiri. Mas tau sendiri Ziva masih dibawah umur dan kecil, nanti bukan nya nenangin bayi nangis . Ziva malah ikutan nangis," ucap Ziva dengan keseriusannya, namun bagi Gus Agam itu menggemaskan.

"Iya sayang iya."

Keduanya saling mengeratkan pelukannya. Bahkan keduanya tak sadar bahwa kini giliran Ziva untuk memeriksa kandungannya.

Namun, tak lama kemudian akhirnya Gus Agam tersadar ketika mendengar suara dari temannya itu. "Gus Agam!! Giliran istri anda."

Gus Agam yang tersadar lekas mengendurkan pelukan nya. "Ahahah, maaf. Makasih udah ngingetin."

Dengan penuh rasa malu, Gus Agam lekas membawa sang istri memasuki ruang pemeriksaan kandungan.

***

" Assalamu'alaikum," Gus Agam dan ziva pun mulai masuk lebih dalam kedalam ruangan.

"Wa'alaikumsalam. Silahkan masuk Ning, Gus."

Ziva dari awal masuk ruangan melirik sinis kearah dokter itu. Bagaimana tidak, rok yang digunakan si dokter merupakan span pendek, serta baju yang memperlihatkan belahan dadanya.

"Silahkan Ning berbaring disini," ucap sang dokter dengan kegenitan nya.

Dengan perlahan Ziva menaiki tempat pemeriksaan tersebut. Dan mulai lah sang dokter melakukan tugasnya.

"Bentar ya Ning lagi di cari posisi bayinya," ucap si doktil(dokter centil)

Gus Agam sendiri dengan cermat memperhatikan sebuah layar, yang disana bergambar hitam putih, yang jelas layar untuk memperlihatkan bayi yang ada di dalam kandungan.

"Wahh sudah terlihat ya."

Senyum keceriaan terukir diwajah Gus Agam saat memperhatikan gambar bayi itu bergerak kesana dan kemari. "Aktif sekali ya didalam perut."

***

Setelah beberapa menit, akhirnya USG pun selesai. Saat ini kedua tengah menunggu hasil cetak foto nya.

"Alhamdulillah yaa, untuk jenis anaknya tadi, laki-laki," ucap si doktil itu.

"Laki-laki, Alhamdulillah," pasutri saling membulatkan matanya merasa senang mendengar berita tersebut.

"Iya, kalau begitu saya ingin bertanya. Ning ada keluhan tidak semasa hamil?" tanya si doktil.

Sebelum menjawab Ziva menarik nafas sedalam mungkin, kemudian menghembuskan nya kembali.

"Ada dong. Dengerin ya, pertama. Kamu Islam tapi ga pakai hijab, yang kedua. Kamu pakaian nya seksi banget memperlihatkan aurat. Yang terakhir, kamu melirik suami Ziva terus..."

Sang dokter centil merasa kikuk mendengar perkataan dari Ziva. " Ehem Ning, maksudnya saya keluhan disaat hamil. Soal nya kan Ning Ziva hamil muda."

istri mungil nya Gus Agam (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now