Kuil merah pada malam gaduh (1)

Start from the beginning
                                    

(Y/n) mengeratkan pegangannya pada gagang lentera yang ia bawa ketika menyadari bahwa mereka berangsur-angsur memasuki bagaian Gunung Yu Jun yang lebih dalam. "Nan Feng, Fu Yao, A-(Y/n)."

"Ada apa?"

"Ya?"

"Sesuatu datang," jawab Xie Lian waspada. Hal yang ia khawatirkan adalah posisi mereka, sementara Fu Yao dan Nan Feng berada didekatnya, tapi tidak dengan (Y/n). Sementara orang yang mereka bicarakan melihat kesana-kemari dari sudut matanya, apapun yang terjadi dia akan melindungi Xie Lian duluan.

Dia tidak lagi mendengar apa yang dibicarakan oleh orang-orang dibelakangnya, gadis itu fokus pada Yijing Caihua. "Master..." Panggilan dari sang pedang dapat iya dengar engan jelas. "Aku tau. Fokus pada perintah yang aku berikan," Batin (Y/n) menjawab panggilan pedangnya. 

Gadis itu secara seksama mendengarkan suara angin sekitar guna mengetahui apakah ada musuh disekitar mereka. Karena letak (Y/n) berdiri cukup jauh dari ketiga orang lainnya, dia jadi tidak dapat mendengar apa yang mereka ucapkan dengan baik. Tapi hal yang dia tangkap adalah Xie Lian mendengarkan suara dalam kepalanya.

Bruk!

Suara tandu yang jatuh terdengar, dasar dari lamunannya, kini (Y/n) melihat mereka tengah dikepung binatang buat. Menjatuhkan lenteranya, (Y/n) sengaja mematikan hal yang membantu mahkluk itu melihat dalam gelap, gadis itu sembari berjalan mundur mengubah gelangnya menjadi ruan.

"Jangan panik!" Seru Nan Feng melihat ketakutan pada wajah delapan perwira militer.

Mengambil nafas dengan perlahan, jari (Y/n) siap memainkan ruannya kapan saja. Hal yang mereka hadapi, lebih tepatnya serigala bermata hijau menyala, menggeram sengan lapar. "Jangan keluar!" Seruan itu pastilah ditujukan kepada Xie Lian. "Master! Ada binu!" Manik (E/c) sang gadis membola mendengar berita itu.

Apa-apaan ini? Bukankah mereka mahkluk yang lebih sering muncul bersama dengan monster, setan, dan hantu? Kenapa... Tidak. Semuanya jelas sekarang, Mulai memetik ruannya, gelombang suara dari permainan musik (Y/n) membuat serigala disekitarnya terpental. Mahkluk ini, mereka bukanlah serigala biasa, mata hijau, jelas (Y/n) kenal.

"Bunuh," Batin (Y/n) mengirim pesan kepada pedangnya. Seketika, pedang itu yang tersematkan pada rambut Xie Lian langsung keluar dari sarung pedangnya. Pedang itu berputar disekitar tantu Xie Lian membasmi semua hal kecuali rekannya. "Aku, benci hal-hal ini! Apakah istana langit mengatakan hal ini ada disini?" Tanya Nan Feng dengan penu hemosi.

"Tidak," balas Xie Lian.

Makhluk-mahkluk ini tidak ada habisnya berdatangan. (Y/n) tidak dapat menggunakan kekuatannya secara banyak, ada manusia disekitarnya, jika manusia ini tidak dapat menahan tekanan dari kekuatannya bisa-bisa hal buruk terjadi. Dan itu akan menjadi masalah besar nantinya, setidaknya Xie Lian aman.

"Berapa banyak yang datang?" Tanya Xie Lian khawatir. "Sekitar seratus, mungkin lebih! Jangan keluar!" Seru Nan Feng. Kini hatinya tidak tenang, pertanyaan utama pada pikirannya adalah bagaimana keadaan (Y/n)? Bukan Xie Lian meragukan istrinya, dia hanya tidak ingin gadis itu terluka.

Mahkluk seperti binu sangat banyak jumlahnya, dan lebuh daru selusin saja sudah sulit untuk dilawan. Ini lebih dari seratus? Itu lebih dari cukup untuk menyeret mereka sampai mati. Menggepalkan tangannya, Xie Lian sedikit mengangkat tangannya, memperlihatkan pergelangan tangan yang setengah terbungkus perban.

"Bawa (Y/n) mendekat pada ke tandu." Cukup dengan instruksi singkat, perban putih itu langsung melesat keluar tandu kearah (Y/n). Gadis itu melirik kain yang melilit pinggangnya sebelum tubuhnya ditarik dengan cepat mendekati tenda. Secara lembut kain itu menurunkan (Y/n) dekat pada pintu tandu.

𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔 𝐺𝑜𝑑𝑑𝑒𝑠𝑠 Where stories live. Discover now