Cukup sudah. Jonggun semakin geram, emosinya tak lagi tertahan. Sudah di beri peluang untuk hidup tetapi sepertinya lelaki ini lebih memilih mati.
Ketika Jonggun ingin menarik pelatuknya, jemarinya berhenti, ia bisa merasakan sebuah ujung pistol sedang menancap pada perutnya.
Benar, orang berambut pink itu sama bajingan nya dengan dirinya. Jonggun tak habis pikir, seorang artis pun bisa memiliki senjata api.
Jihoon memasang raut serius, "Mau taruhan? Siapa yang bisa hidup sampai akhir, dia yang bakalan milikin Jungoo."
Kini Jonggun yang tertawa mendengarnya, "Dari awal Kim Jungoo itu milik gue, Keparat."
"Lo takut?" Tanyanya remeh.
Jonggun semakin naik pitam, ia semakin menekan ujung pistolnya pada kepala Jihoon, "Brengsek, gue pastiin kepala lo bakalan lepas dari tubuh lo itu."
Jihoon tertawa terbahak-bahak, Jonggun ini sebenarnya berprofesi sebagai apa sih? Komedian? Mengapa lucu sekali? Bukannya orang aneh dengan pakaian serba hitam ini hanya terlihat sebagai seorang anak konglomerat dengan emosi yang meledak-ledak?
Jihoon yakin, pistol yang bocah berambut hitam ini pegang pasti tidak asli.
Di baringkan Jungoo yang masih tak sadar pada sofa itu. Jihoon membuang pistol yang ia pegang, diikuti dengan Jonggun yang juga membuang secara asal.
Mereka telah siap bertarung satu sama lain. Tatapan orang yang berpakaian bak Malaikat dan Iblis itu terlihat ingin membunuh satu sama lain.
Entah siapa yang melayangkan pukulan terlebih dahulu, yang jelas mereka kini saling melontarkan pukulan pada bagian tubuh orang yang menjadi lawan. Keadaan ruangan yang semula rapi kini telah hancur karena perkelahian yang sama sengit nya.
Tangan mereka yang di gunakan untuk saling memukul itu telah di aliri dengan darah. Darah kedua orang yang masih terlihat seimbang jatuh tercecer pada lantai.
Jonggun mengumpat dalam hati, sebenarnya si bajingan ini benar-benar hanya seorang model atau memang petarung? Ia mampu di buat kewalahan, gerakan-gerakannya terasa begitu lihai.
Tetapi pengalaman memang tak bisa di kalahkan, Jonggun lebih unggul, jelas saja pertarungan yang telah dia lewati lebih banyak dari Lee Jihoon yang hanya seorang model. Ia dapat melihat adanya celah kecil pada pelipis orang yang yang sedang bertarung dengannya, Jonggun langsung melayangkan pukulan di sana.
Lee Jihoon tersungkur, ia menggeram, bisa-bisanya ia lengah.
Ketika ingin bangkit, sebuah kaki berbalut pantofel itu menginjak punggungnya kuat, membuatnya kesulitan untuk bangun kembali.
Jonggun membalikkan tubuh Jihoon, menduduki perut pemuda berambut permen itu, dengan geram ia terus meninju wajah yang sebenarnya menawan itu hingga kesan rupawan itu hilang.
Jonggun baru berhenti ketika pemuda yang ia duduki tak lagi bergerak. Dengan nafas terengah-engah ia memandang Jihoon, tangan penuh darahnya menyugar rambut hitamnya yang basah.
Cahaya matahari yang mulai meninggi memenuhi ruangan tersebut, menjadikan tempat itu sangat terang.
Jonggun berjalan mendekati Jungoo yang terlihat begitu pucat. Jonggun sedikit terkejut ketika tangannya menyentuh wajah Jungoo yang begitu panas. Dengan cepat namun penuh kelembutan Jonggun menggendong Jungoo layaknya pengantin, memberi kecupan sekilas pada bibir kering serta pucat itu.
Hal itu membuat Jungoo membuka matanya, tetapi mata itu tak terbuka sepenuhnya, suara serak yang sangat lirih itu berbicara, "J-Jonggun...sa...kit..."
Jonggun yang mendengarnya merasakan adanya sensasi 'aneh' yang hinggap padanya. Tangannya secara tak sadar meremas tubuh Jungoo yang sedang di gendong nya, membuat pria pirang yang kembali memejam itu mendesis kesakitan.
YOU ARE READING
Sangkar || GunGoo
Random"Hidup lo gak lebih dari sekedar peliharaan, lo gak bakalan bisa pergi walaupun itu cuma satu inchi." . . . . . •Jonggun x Jungoo
^^^^^^^^^^
Start from the beginning
