Still a chance [ SingZay ]

Start from the beginning
                                    

07.11 : Apa yang ingin kamu makan? Aku akan memasakkan untuk kekasih tampan ku hari ini. Kkk~

07.11 : jja tunggu aku ya, loaff u

Jantung nya berdetak dengan cepat setelah mendapatkan rentetan pesan itu, iris-gelap nya kini terfokus pada tanggal yang tertera pada ponselnya

10 - Desember - 2020

Sebulan sebelum kejadian menyedihkan itu merenggut kekasih nya dalam tidur yang abadi dengan tubuh yang tak dapat dirinya lihat lagi

Merasa tak percaya, ia menoleh pada cermin di sana, untuk melihat penampilan nya yang masih terlihat sama meski kantung matanya sedikit menghitam

Apa dirinya bermimpi? Apa dirinya terlalu lelah hingga mimpi mengerikan itu terjadi? Namun ketika ia menatap sebuah snow globe cantik pemberian kekasihnya yang tergeletak begitu saja pada meja nakas, Sing tahu itu bukan mimpi.

Semuanya nyata, Sing bahkan kini tengah memegangi dadanya merasakan perasaan sesak yang masih tertinggal di sana. Apa ini jawaban Tuhan atas semua permohonan dalam teriakan keputusasaan nya saat itu? Apakah Tuhan masih berbaik hati memberikan nya keajaiban sekarang?

Ia menggeleng cepat mencoba mengusir segala pemikiran rumitnya, jika Tuhan sekarang masih berbaik hati memberikan nya keajaiban untuk mengulang waktu yang telah ia buang sia-sia, maka Sing akan memanfaatkan nya dengan baik

Ia harus bisa mengubah takdir yang telah terjadi, ia tak ingin penyesalan kembali datang dalam hidupnya, ia tak ingin malaikat manis nya kembali pergi dari genggaman nya. Sing tidak akan mengulangi akhir buku menyedihkan yang sama.









Zayyan bersenandung lembut mengiringi langkah nya yang tengah menuju apartement kekasih nya

Sekantung bahan masakan berada dalam genggaman tangan mungilnya, ia berjanji membuatkan makanan untuk kekasih tampan nya hari ini tepat ketika mereka tengah libur dari jadwal kuliah

Wajah itu tersenyum begitu menggemaskan, membayangkan bahwa Sing yang masih tertidur dan dirinya akan membangunkan Sing dengan aroma masakan nya yang selalu menggugah selera pria tampan-nya

Namun ketika jemari lentik itu tengah memasukkan pasword dari apartement sang kekasih, dan baru saja akan melangkah memasuki apartement itu, sebuah pelukan erat menyambutnya seketika. Zayyan bahkan sampai begitu terkejut dan hampir limbung jika tangan kekar itu tidak menahan pinggang nya, dirinya berkedip pelan ketika Sing semakin mengeratkan pelukan keduanya, wajah bingung itu jelas terlihat sebelum akhirnya Zayyan memberikan tepukan lembut pada bahu Sing mengisyaratkan untuk kedua nya masuk terlebih dahulu karena tak enak jika ada yang melihat

Sing segera membawa kekasih kecilnya masuk tanpa melepaskan pelukan mereka, menutup kembali pintu apartement itu. Sejenak ia melepaskan pelukan nya lalu meraih kantung belanja yang berada pada Zayyan dan meletakkan nya pada meja, sebelum kembali menarik si manis untuk kembali di peluk erat hanya saja dalam posisi saling memangku pada sofa empuk disana

"Sing? Ada apa? " Zayyan bertanya dengan kebingungan, ia menatap Sing yang kini sibuk menenggelamkan wajah pada dadanya, dengan tangan yang melingkar erat pada pinggang nya. Sing memangku Zayyan dalam posisi berhadap-hadapan

"Hanya rindu. . . " Jawaban lirih itu menghadirkan senyum lembut pada wajah manis itu pada akhirnya, ia terkekeh gemas. Jemari lentik itu terangkat untuk memberikan usapan lembut pada kepala dan rambut kekasih besarnya

"Kita baru bertemu kemarin ketika aku memberikan mu hadiah snow globe. "

"Kapan pun itu, aku selalu merindukan mu Love. "

"Oh? Sungguh? Kamu bahkan terlihat acuh ketika aku mengajak mu bertemu kemarin. " Sebenarnya Zayyan hanya ingin meledek, tetapi respon Sing justru di luar dugaan nya, bagaimana pria itu yang kini melepaskan pelukan nya dan kini beralih menatap nya dengan begitu dalam. Zayyan tak mengerti tetapi entah mengapa tatapan itu memancarkan banyak rasa sedih dan penyesalan. Tangan besar itu tergerak untuk menangkup kedua pipi yang terasa menirus itu, Sing tersenyum getir menyadari nya.

Kapan terakhir kali pipi menggemaskan ini masih terlihat bulat? Atau sejak kapan mata cantik yang berbinar itu mulai kehilangan cahayanya? Raut wajah lelah jelas terlihat disana meski Zayyan mencoba menutupinya

Ia mengelus lembut pipi halus itu dengan ibu jarinya, sebelum usapan itu turun pada bahu sempit sang kekasih

"Disini kan? " Sing bertanya dengan tatapan yang terarah pada bahu kanan Zayyan, membuat Zayyan mengerutkan keningnya penuh kebingungan. Namun jantung nya mendadak berdetak begitu cepat ketika Sing menyingkap jaketnya dan menurunkan kaus kebesaran yang ia kenakan sebatas bahu memperlihatkan luka memar cukup parah tersampir disana

"S— Sing?. "

"Dimana lagi Love? Dimana lagi ayah mu memukul mu hm? " Pria tampan itu kembali bersuara dengan nada lembut namun sedikit bergetar, ia mengelus luka memar itu dengan penuh hati-hati, sebelum pandangannya kembali menatap kepada Zayyan yang hanya dapat menggigit bibirnya menahan rasa gelisah

"Tidak, ini— "

"Jangan berbohong lagi pada ku, katakan pada ku dimana lagi luka luka seperti ini berada? "

Entah mengapa Zayyan ingin menangis sekarang, wajah memohon Sing serta nada penuh kekhawatiran itu menggoyahkan pertahanan nya. Sing sudah tahu dan tak mungkin ia kembali mengelak, maka saat itu dirinya memilih turun dari pangkuan kekasihnya, lalu berbalik untuk memunggungi Sing, membuka jaket dan kaos nya tepat di hadapan Sing yang seketika hanya dapat termenung pada posisinya

Luka memar melintang seperti cambukan menghiasi punggung kecil itu, Sing bahkan melihat beberapa bekas sudutan rokok pun hadir pada pinggang favorit nya, luka kebam dari pukulan benda tumpul pun terlihat jelas disana. Rasanya ia ingin berteriak sekarang, bagaimana bisa tangan bajingan itu memberikan banyak luka pada cinta nya?

"Aku tidak apa-apa" Zayyan berujar dengan lirih, dengan senyum tipis yang tersemat pada sudut bibirnya. Zayyan bagian dirimu yang mana yang tidak apa-apa? Sing bahkan sulit untuk menjawabnya, rasanya tenggorokan nya begitu kering untuk bersuara. Ia hanya dapat menangis dengan tubuhnya yang bergetar, perlahan kembali membawa Zayyan ke dalam pelukan nya, Sing bahkan tak berani untuk memeluk erat tubuh kekasih kecilnya, seolah sedikit saja dirinya mengeratkan pelukan itu, Zayyan-nya akan hancur menjadi kepingan.

"Aku minta maaf. . . . "

"Aku minta maaf karena tak tahu apapun tentang mu. . . . Tolong maafkan aku"

Pria tampan itu bersuara dengan begitu parau, jemarinya menyentuh penuh kelembutan pada kulit yang di penuhi luka itu dan rasanya semakin membuat Sing ingin menangis ketika jemarinya meraba dengan jelas bagaimana permukaan kulit yang berubah menjadi kasar akibat banyak nya luka yang terpoles disana.

"Tidak, ini bukan salah mu Sing. . . . Tidak apa, jangan menangia untuk ku. "

Bibir tipis itu berusaha menenangkan, padahal kedua mata cantik nya sudah menumpahkan cairan bening yang menyedihkan.

Hal yang sangat tak ingin Zayyan perlihatkan pada siapapun, kini Sing melihatnya. Kekasih nya melihat dengan jelas bagaimana hancurnya tubuh itu dalam setiap goresan luka yang selalu ia coba sembunyikan dalam senyuman, atau bahkan hatinya yang selalu menangis tanpa seorang pun yang mengetahui

Dan berakhir untuk pertama kalinya Zayyan menangis pada hadapan Sing, menumpahkan segala kesedihan yang menggerogoti jiwa dan kewarasan nya, memperlihatkan sisi paling rapuh yang ia punya pada kekasihnya, membiarkan dirinya kini menangis hebat pada pelukan hangat seseorang yang tak pernah ia dapatkan selama ini.

Kali ini saja biarkan Zayyan untuk membuka dirinya yang menyedihkan, kali ini saja biarkan Zayyan yang memperlihatkan tangisnya pada dunia, sekali ini saja tolong biarkan rasa sesak itu mengalir dalam butiran air mata.








End.

Efek galau kak 😭, bukan nya lanjutin cerita malah bikin one-shot sedih hikss hikss, entah kenapa feel cerita ini cocok banget buat Singzay padahal tadinya aku mau buat untuk Wainzay tapi lebih cocok sing yang main disini 🥲

Aku ada niat mau buat one-shot ini jadi book tersendiri, ada yang minat? Tapi gak tau kapan soalnya aku udah kejer sendiri ngebayangin alurnya wehh 😭

Dah lah mau lanjut galau.

SHORT STORY [ Zayyan x All ]Where stories live. Discover now