01

9.8K 670 3
                                    

Aku melepas seluruh pakaian yang melekat pada tubuhku, lalu masuk ke dalam shower enclosure dan memutar kran air ke kanan. Butiran-butiran air mulai berjatuhan, dan membasahi rambut serta tubuhku. Aku bersenandung ria sambil menikmati air hangat yang membuatku melupakan semua masalahku.


Tiba-tiba, aku meringis kesakitan ketika air hangat mengguyur punggung telanjangku. Aku merasakan rasa perih pada punggungku. Padahal —seingatku, aku tidak mempunyai luka, lecet, lebam, atau apapun pada punggungku.

Aku pun segera membersihkan diriku. Aku kembali meringis kesakitan ketika busa sabun mengenai kulit punggungku. Aku segera membilas tubuhku setelah menyabuni badanku dan membersihkan rambutku.


Setelah itu, aku mengambil handukku dan mengeringkan badanku. Lagi-lagi aku meringis kesakitan ketika aku mengeringkan punggungku. Padahal bulu handukku itu super duper lembut. Aku pun melilitkan handuk itu pada pinggangku, lalu keluar dari shower enclosure.


Aku berdiri di depan cermin yang tergantung pada dinding kamar mandiku, lalu memutar badanku agar aku dapat melihat punggungku pada cermin. Aku melihat ada luka yang cukup parah pada punggungku. Luka ini sangat aneh menurutku. Seperti luka bekas sayatan, dan arah luka itu dari atas ke bawah, dan menjorok ke tengah.


Aku mengernyitkan dahiku. Sejak kapan aku punya luka ini?, batinku. Aku pun membuka kotak obat yang terdapat di kamar mandi, dan mengambil salep yang dikhususkan untuk luka. Lalu, kuoleskan salep itu pada luka di punggungku.

Aku meringis kesakitan untuk kesekian kalinya. Setelah itu, aku cepat-cepat berpakaian dan segera pergi tidur. Tubuhku sudah sangat lelah.


***


Well, this is my first story yang di-publish di Wattpad. So... harap maklum ya, kalau ada typo(s), penulisan kalimat yang salah, dsb. I hope you enjoy this chapter. And, don't forget to feedback. Vote, and comment! God bless :)


-Silvertongue.

Golden WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang